Yoongi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Ini waktunya makan siang, kantin telah begitu penuh. Dia pun berjalan pelan menuju sebuah meja di ujung sana. Walau terlihat telah ada beberapa siswa, namun masih terlihat cukup longgar untuknya.
"Yaaa sunbae, kenapa kau duduk di sini?" Kata salah seorang siswa begitu Yoongi menaruh nampannya dan mendudukan dirinya.
"Haishhh...aku kehilangan selera makanku." Bisik salah seorang siswa di depannya.
"Kau benar."
"Wae? Apa bangku ini milik ayahmu hingga aku tak boleh duduk di sini?" Jawabnya.
Mendengar jawaban cuek Yoongi, beberapa siswa kelas satu yang ada di meja itu akhirnya hanya saling mendecak tidak suka. Mau pergi pun mereka yang akan rugi karena semua bangku yang ada di kantin telah penuh. Yoongi sendiri sudah terbiasa akan penolakan semacam ini, karena itu dia hanya mengabaikannya dan memilih memakan makanan di mejanya secepat mungkin dan pergi.
Hanya beberapa suapanan, Yoongi menghentikan acara makannya. Tenggorokannya tiba-tiba serasa susah untuk menelan. Dia meminum airnya, namun rasa itu masih tidak juga hilang. Yoongi tak lagi tahan, dia membawa nampan makanannya yang belum habis itu ke tempat makanan sisa dan memutuskan untuk pergi ke ruang kesehatan. Meninggalkan sekumpulan siswa yang sepertinya akan senang jika dirinya cepat pergi dari sana.
Yoongi mendesis. Kulitnya mulai terasa seperti terbakar, bahkan di punggung tangannya telah nampak ruam-ruam yang menghiasi sebagian kulit putihnya. Tenggorokan dan matanya pun begitu panas. Ini akan terasa menyakitkan. Tubuhnya memang akan seperti itu saat dirinya terlalu lama berdiam di bawah sinar matahari.
"Eohh? Min Yoongi, kenapa?" Sapaan seorang wanita langsung menyambut Yoongi ketika dirinya memasuki ruang kesehatan.
"Ssaem, tubuhku bereaksi lagi."katanya.
"Sungguh?"
Han Hyojoo, wanita yang menjabat sebagai dokter sekolah itu pun seketika langsung beranjak dari kursinya dan menarik pelan Yoongi menuju ranjang. Tangannya begitu terampil memeriksanya. Mulai dari suhu tubuh, tekanan darah, hingga bagian tenggorokannya.
Dia memang sedikit hafal dengan Yoongi, karena pemuda ini kerap kali datang ke ruang kesehatan. Setelah selesai memeriksa, Hyojoo berjalan pergi mengambil beberapa obat yang kemudian diberikannya kepada Yoongi untuk di minum.
"Kau sudah makan kan?" Tanyanya yang dijawab Yoongi dengan sebuah anggukan kepala ringan.
"Ini hanya pereda sakit. Kau harus segera meminum obatmu sendiri nanti saat dirumah, mengerti?" Lanjutnya.
"Ne, terima kasih ssaem." Balas Yoongi seraya membungkukan badannya.
"Kemarikan tanganmu. Aku akan mengoleskannya agar tidak terlalu perih."
Yoongi pun menurut, dan membiarkan wanita itu mengoleskan obat salep di tangannya. Sebenarnya punggung Yoongi juga terasa sakit dan panas, tapi dia tak ingin menunjukan luka memarnya kepada orang lain. Karena itu dia hanya bilang tangannya yang sakit.
"Kenapa bisa seperti ini lagi? Kau lupa kalau kulitmu sangat sensitif saat siang?" Tanyanya lagi.
"Maaf, aku lupa." Jawabnya asal.
"Lain kali, jangan terlalu lama berada di bawah matahari siang. Kau harus bisa memahami tubuhmu sendiri saat rasanya sudah tidak nyaman. Jangan memaksakan diri. Arra?"
"Ne."
"Istirahatlah. Aku akan mengirim surat izin ke kelasmu."
🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
White [Taegi]
De Todo[Complete] Bahkan dia masih saja tidak mengerti bagaimana bisa takdir selalu menggodanya seperti itu. Taegi Taehyung X Yoongi Boy X Boy