Taehyung berterima kasih sekali kepada Jungkook karena telah memberinya saran untuk pergi ke rumah Yoongi dan menemuinya langsung. Bodoh memang, kenapa ide brilian seperti itu tak muncul dalam kepalanya selama ini.
Wanita yang Taehyung tahu adalah ibu Yoongi itu pun beberapa saat yang lalu telah mempersilahkannya masuk untuk pergi ke kamar Yoongi sendiri. Dia sedikit kaget sebenarnya saat tahu ibu Yoongi masih terlihat begitu muda dan cantik. Wanita itu sempat mengajaknya berbincang sejenak, sekedar menanyakan sekolah dan tempat tinggalnya.
Tapi jujur saja, Taehyung sedikit aneh dengan ibu Yoongi. Bukanya apa, tapi Taehyung hanya bingung kenapa sebelum pergi dia bilang Yoongi itu pencuri nakal dan susah sekali di atur. Terlebih, saat dia bilang tak seharusnya Taehyung menghawatirkan anaknya sampai ke mari. Bukankah hal baik saat anaknya mendapat perhatian semacam ini dari orang lain?
Entahlah, Taehyung tak mau ambil pusing. Saat ini yang kembali dia pikirkan adalah Yoongi.
Pintu kayu berwarna coklat itu Taehyung buka dengan sepelan mungkin. Dia di beri tahu bahwa Yoongi mungkin masih tertidur karena obat. Dirinya sedikit merasa bersalah karena mengira Yoongi mengingkari janjinya saat nyatanya ibunya bilang pemuda manis itu tidak enak badan.
"Pemisi.." gumam Taehyung pelan sesaat setelah dia masuk.
Kamar Yoongi cukup gelap karena tak ada lampu yang menyala, sedang di luar sudah mulai gelap. Tapi walau begitu Taehyung dapat melihat gumpalan selimut di atas ranjang yang berada di tengah ruangan itu. Pun dia langsung berjalan mendekat, dan mendudukan dirinya di ujung kasur itu.
"Maaf, aku tak seharusnya berpikiran buruk tentangmu." Ucap Taehyung pelan.
Tangannya terangkat, mulai membelai pipi Yoongi yang hangat. Matanya tak lepas melihat wajah damai Yoongi yang tertidur pulas. Sedikit tersenyum kala Yoongi sedikit bergerak untuk lebih menyamankan tidurnya dalam sentuhan Taehyung. Demi apapun, Taehyung sangat merindukan pemuda ini.
Dia berdiam dalam keadaan itu cukup lama, hingga dia menyadari sesuatu yang berbeda dari Yoongi. Wajah itu, nampak semakin kurus dengan kantung kehitaman di sekitaran matanya. Bibir yang biasanya berwarna cerah itupun kini nampak begitu pucat. Beberapa sapuan samar berwarna ungu terang pun terdapat di wajah pucat itu.
Taehyung menggelengkan kepalanya singkat. Mengenyahkan segala pikiran yang merambat di kepalanya. Lantas dia melirik baskom air yang ada di nakas, berniat untuk mengganti kompres yang ada di kening Yoongi. Tapi agaknya air itu telah dingin, karenanya dia beranjak, pergi ke luar untuk mengganti airnya di dapur rumah ini.
"Bibi?" Panggilnya dengan sopan.
Langkahnya pelan, menengok ke beberapa ruangan yang dikirannya itu dapur. Panggilan yang beberapa kali dia lontarkan tak kunjung tersahut, sepertinya ibu Yoongi tak ada di rumah saat dia juga seketika ingat penampilan wanita itu yang memang seperti hendak pergi.
Akhirnya, Taehyung pun menemukan letak dapur itu. Biarlah dia memakainya tanpa izin. Pun dia segera memanaskan air hingga hangat, membawanya kembali kepada Yoongi dan mengganti kompres itu dengan telaten.
"Cepatlah sembuh. Aku sangat merindukanmu." Ucapnya pelan.
Malam semakin larut dengan Yoongi yang masih tidur. Namun entahlah, rasanya Taehyung tak berniat barang sedikitpun untuk segera pulang. Yoongi yang sesekali mengaigau dengan keringat dinginnya membuatnya tak tega untuk pergi dan membiarkannya sendirian.
Taehyung bersandar pada jendela di kamar Yoongi, menatap langit malam yang berawan. Hingga tak lama sesosok wanita menarik perhatiannya seketika. Itu ibu Yoongi. Dia terlihat bergandengan dengan seorang laki-laki dan berjalan beriringan menuju rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
White [Taegi]
Random[Complete] Bahkan dia masih saja tidak mengerti bagaimana bisa takdir selalu menggodanya seperti itu. Taegi Taehyung X Yoongi Boy X Boy