17. White

4K 481 148
                                    

"Apa yang sebenarnya kau lakukan padanya brengsek?!"

Namjoon berteriak marah. Ternyata pemikirannya selama ini benar. Jiwon memang melakukan sesuatu terhadap Yoongi. Beberapa hari belakangan, Namjoon memang mulai curiga dengan gelagat Jiwon yang selalu pergi di jam makan siang.

Seharusnya Namjoon memang tak begitu peduli jika mereka tak makan bersama, namun yang membuatnya aneh yaitu saat beberapa kesempatan pemuda itu terlihat berbicara kepada Yoongi yang mana dari ekspresi Yoongi, dia seketika tahu bahwa mereka terlibat sesuatu yang buruk.

Terlebih, tadi pagi saat Yoongi terjatuh dan Jiwon membisikan sesuatu padanya. Orang lain mungkin berpikir itu sebuah ejekan karena Jiwon yang tertawa setelahnya, namun Namjoon mengetahui semuanya, saat matanya membaca gerak bibir Jiwon yang terlihat dari tempatnya duduk.

"Namjoon-ah?"

"Katakan brengsek, apa yang kau lakukan padanya selama ini?" Katanya sembari menarik kerah Jiwon dan menyeretnya keluar bilik.

Duak!!

Namjoon menghentakan tubuh Jiwon ke wastafel dan menarik kerahnya kasar. Matanya menusuk dalam, hingga membuat Jiwon sedikit terbingung dengan reaksi Namjoon yang menurutnya berlebihan.

"Hei.. kenapa kau semarah ini. Santai saja. Itu hanya Min Yoongi." Jawabnya sembari berusaha melepas cengkraman Namjoon.

"Lagipula kami hanya sedikit bermain, kau mau bergabung? Dia cukup manis." Lanjutnya.

Namjoon mengeratkan cengramannya di di leher Jiwon. Satu tangannya mengepal erat, seakan ingin melayangkan satu pukulan di wajah yang terlihat santai di hadapannya ini.

"Yak hentikan. Kenapa kau jadi agresif gara-gara dia. Apa kau mulai luluh pada si putih itu? Jadi berita kau berkencan saat awal tahun ajaran dengan si putih menjijikan itu benar?"

Namjoon tertegun. Apa yang diucapkan Jiwon seketika membuatnya kehilangan seperempat dari rasa marahnya. Jiwon menarik sudut bibirnya, menatap semua perubahan ekspresi yang Namjoon tampilkan.

"Ah.... jadi itu benar ya, Kim Namjoon?" Lanjutnya lagi.

"Kau pikir aku serendah itu? Aku hanya memikirkanmu bajingan! Bagaimana jika orang lain yang memergokimu? Kau bisa terkena masalah!" Elaknya yang mulai bisa menguasai keadaan.

Jiwon sedikit terhempas kala Namjoon melepas cengkraman di kerahnya dengan kasar. Dia meringis, mengusap lehernya yang sedikit kebas dan pinggungnya yang terkantuk ujung wastafel.

"Aku tahu kau brengsek, tapi tetap jaga aturanmu. Ini lingkungan sekolah. Ingatlah." Ucapnya.

"Hanya itu? Ck! Kau menggangguku. Pergilah, aku masih ingin bermain dengannya." Kata Jiwon sembari mendorong Namjoon dan berjalan kembali ke arah bilik tempat Yoongi.

"Yak!!___"

Belum sempat Namjoon meraih tangan Jiwon, pemuda itu berhenti. Mematung sembari memandang salah satu bilik toilet yang telah tertutup. Menampilkan tanda merah yang menandakan pintu terkunci dari dalam.

"Sial! Buka pintunya." Teriak Jiwon sembari menggedor pintu berwarna coklat itu.

"Berani sekali kau sembunyi dariku. Apa kau benar-benar menginginkannya?" Ucapnya semakin brutal yang membuat Namjoon mengerutkan daginya.

"Apa yang kau katakan?" Tanya Namjoon penasaran.

Jiwon berhenti. Melirik ke arah Namjoon yang memandangnya penuh selidik. Semua teman-teman dekatnya memang tahu bahwa dirinya adalah seorang pemain yang suka menyewa wanita cantik untuk memuaskan nafsu besarnya. Tapi untuk yang satu ini jika harus berkata sesungguhnya kepada Namjoon, Jiwon tak bisa mengatakannya.

White [Taegi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang