8

3.2K 467 44
                                    

Gula cuma nurutin Taeil. Meski dia agak deg degan gitu soalnya tangan kanan Gula masih dipegang sama Taeil.

"Kak kita mau kemana sih?" Tanya Gula yang udah penasaran dari tadi.

". . ."

"Kak, ini tangannya boleh dilepas gak? Aku bisa jalan sendiri."

". . ."

"Kak Taeil."

Taeil tiba-tiba berenti dan bikin Gula nabrak punggungnya.

BRUK

"Aduh maaf kak. Lagian kakak juga berenti dadakan. Bilang dulu kek." Gula salah tingkah.

Taeil ngelepas genggaman tangannya terus ngambil helm dan ngasihin ke Gula tanpa suara. Dia sendiri juga masang helm.

"Kak ini masangnya gimana deh."

Taeil noleh ke Gula dan masangin helmnya. Gula cuma kedip-kedip sambil liatin Taeil.

Setelah itu, Taeil naik ke atas plankton diikuti Gula yang duduk di belakangnya. Sebelum jalan, Taeil ngelepas jaketnya dan dia kasihin ke Gula.

"E-eh kak gak usah." Gula nolak.

"Bajumu nerawang. Jangan jadi tontonan." Jawab Taeil santai.

Gula kaget setengah mati. Trus dia liatin bajunya. Dan TERNYATA BENER. Kain bajunya tipis dan sedikit nerawang.

Otida, Gula malu setengah dewa.

Tanpa pikir panjang, Gula ngambil jaket pemberian Taeil dan langsung dipake.

"M-makasih k-kak." Kata Gula terbata.

Lalu Taeil nancap gas plankton menuju luar kampus.

Mau kemana nih?

Tau gak?

Gula mau dibawa kemana sama Taeil?

Aduh kemaaanaa yaaaa??

*author nyengir*

Gula cuma ngutuk dirinya dalam hati.

"Bego banget sih Gul! Mau ditaruh mana mukamu? MALO AKO MALOOOO!!"

Di perjalanan, mereka berdua cuma diem. Dan itu yang makin bikin Gula takut.

Mereka melaju semakin jauh dari area kampus, dan mulai memasuki wilayah perumahan.

Ya, bener.

Taeil bawa Gula ke kosnya.

Ngapain?

Hayo ngapain?

Jangan mikir yang iya iya



🌙🌙🌙



Di dalem kamar Taeil, Gula cuma duduk diem kaku kayak kanebo kering. Ya gimana gak kaku kalo sekarang dia lagi di dalem kamar kos berdua doang sama Taeil. Taeilnya masih bongkar-bongkar kardus dan Gula cuma duduk di pinggir kasur sambil ngeremet ujung bajunya sendiri.

Kriing..kriiing..

Telepon di kamar Taeil bunyi.

Gula yang datitadi diem jadi kaget karena ada suara telepon. Taeil menghentikan kegiatannya dan jalan menuju teleponnya yang lagi bunyi.

Fyi, teleponnya ada di samping Gula. Jadi Taeil duduk mepet di samping Gula sambil angkat telepon.

"Ya?" Kata Taeil di telepon.

"ABANG KOK NINGGALIN LUCAS? TEGANYA BANG TAEIL!" Kedengeran suara dari seberang.

"Ada keperluan."

"KEPERLUAN APA KOK SAMPE NINGGALIN LUCAS? GAK BISA PULANG NIH!"

"Ada yang penting." Kali ini Taeil ngomongnya sambil ngeliatin Gula. Yang diliatin mengkerut gak karuan. Karena posisi mereka mepet banget. Gula nahan nafas mati-matian karena grogi.

"Kan abang bisa ngomong duluuuuuu. Lucas pulangnya gimana nih?"

Taeil masih liatin Gula dari jarak deket.

"Pesen grab. Ntar aku yang bayar."

"Aseek. Yaudah Lucas kesana ya bang!"

"Jangan lupa bawa titipanku."

"Siyaaap!"

Lalu telepon ditutup.

Taeil langsung berdiri dan balik bongkar kardus. Gula yang dari tadi nahan napas, akhirnya bisa buang napas lega.

"Akhirnya ketemu." Ucap Taeil. Gula noleh ke arah Taeil yang balik jalan ke arah Gula yang masih kaku kayak kanebo kering.

"Nih. Ini punyaku dari jaman maba." Taeil ngasihin kipas ke Gula.

"Omo. Jadi dari tadi kakak nyariin ini buat aku?" Gula melongo.

"Hm." Taeil ngangguk.

"MAKASIH LOH KAK MAKASIH BANYAAAAAK!" Gula tanpa sadar menghambur ke pelukan Taeil.

Ehm

Ehm

Pelukan

Ehm

Taeil nge freeze. Gantian dia yang kaku kayak kanebo kering sambil megang kipas. Sedangkan di satu sisi Gula malah makin rapetin pelukannya ke pinggang Taeil.

"E-emm, Gula." Kata Taeil mencoba memecah grogi.

"EH MAAF KAK! YAAMPUN AKU KELEPASAN. MAAF KAK MAAF!" Gula jadi salah tingkah.

Taeil ngeliatin Gula pake tatapan datar. Gula ngeliat Taeil yang begitu jadi makin takut dan nunduk.

"Aduh kak, maaf ya. Aku terlalu seneng jadi gak kontrol."

". . ."

Gula ngelirik Taeil dan langsung balik nunduk karena tatapan Taeil masih sama. Sama-sama datar.

"Kak, maafin Gula."

". . ."

"Maaf gak maksud apa-apa. Maaf kak, maaf." Gula minta maaf sambil nunduk.

"Kamu.."

Gula yang ngerasa direspon langsung ngedongak dan natap mata Taeil.

"Kamu.."

Gula nunggu lanjutan dari kalimat Taeil.

"K-kamu wangi vanila-"

"Ha?" Gula bingung.

"Aku suka."























AMBYAR SUDAH SI GULA

































Aduh pelukan rek :(
Ayo vomment, nanti disayang Taeil h3h3

Aduh pelukan rek :(Ayo vomment, nanti disayang Taeil h3h3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OSPEK [Taeil × OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang