32

2.5K 331 51
                                    

Suasana hening mencekam menyelimuti ruang tamu itu.

Taeil bagai disidang buat nentuin kapan dia bakal dipenggal.

Tapi santuy sistur, Taeil gak mati di chapter ini kok.

Saat ini Taeil lagi menghadap orang penting.

Ayahnya Gula.

"Kamu yakin mau lamar Gula?" Tanya Ayah Gula, pak Park Chanyeol.

"Aku udah pernah ketemu Koko Taeil, dia baik kok Yah." Kata Jisung.

"Tapi Taeil, kamu tau kalau keluarga kami gak sebanding dengan keluargamu."

"Saya sungguh ingin melamar Gula, Tuan Park." Ujar Taeil sopan.

"Ayah kapan lagi dapet sumbangan toko bangunan beserta isinya?"

Jisung dilemparin kacang sama Ayahnya.

"Sebenarnya saya sedang menghindari perjodohan yang dirancang oleh Ayah saya. Saya harus bergegas melamar Gula agar perjodohan itu batal. Saya yakin Ayah saya akan memahami. Dan saya berjanji tidak akan membuat Gula hidup susah."

Ayahnya Gula ketawa.

"Hahaha. Ya jelas Gula gak akan susah. Orang kamu cucu presiden. Ya jelas. Hahahahahahaha." Ayahnya Gula makin ngakak.

"Sst, Ayah malu-maluin." Gula negur Ayahnya.

"EKHEM!" Pak Park berdeham, sok sokan balikin wibawanya. Padahal mah udah ambles sampe ke inti bumi.

"Gula, Jisung, masuk ke kamar dulu. Ayah mau bicara serius sama Taeil."

Gula sama Jisung nurut, lalu keduanya masuk ke kamar Gula.

"Taeil, kamu benar-benar yakin mau lamar Gula?"

"Iya, Tuan Park." Jawab Taeil mantap.

"Gula sudah gak punya Ibu. Jadi dia gampang sensitif. Dan cantiknya dia sama kayak mendiang ibunya. Hehe, jadi flashback."

Taeil cuma ngangguk.

"Saya restui kalian."

Senyum Taeil mengembang.

"Tapi ingat. Jangan sakiti anak perempuan saya."

"Cintai dia sebagaimana saya cinta ke anak saya. Jaga dia sebagaimana saya jaga dia. Dan satu lagi, kalau kamu sudah bosan sama Gula, bilang ke saya. Kembalikan baik-baik."

"Baik, Tuan Park--"

"Panggil 'Ayah'."

Taeil kikuk.

"B-baik, Ayah."

"Nah, gitu dong."

Jeda sebentar buat nenangin jantung Taeil yang udah kondangan sebelum waktunya.

"Saya izin mau bawa Gula ke Korea, Ayah."

"Apa?!"

-Kamera zoom in zoom out-

"Saya ingin mengenalkan Gula ke orang tua saya."

"Secepat itu?"

Taeil ngangguk mantap.

"Kurang dari dua tahun lagi perusahaan Ayah akan pindah ke tangan saya. Ayah sangat khawatir jika saya tidak cepat-cepat menikah. Maka dari itu Ayah memilihkan calon."

Pak Chanyeol manggut-manggut.

"Saya paham."

"Jadi.."

"Saya izinkan. Tapi jangan di enaena dulu."

Taeil mati-matian nahan senyum.

"Saya akan jaga Gula."

OSPEK [Taeil × OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang