part - 02

8.6K 1K 85
                                    

" lagi apa Ra..."

Aku sentak kaget, farouq sudah berdiri di sebelah ku sambil menatap ku penuh tanda tanya "anu... anu.. bang..."

" iya anu apa ? Dari tadi anu anu mulu, kenapa si anu ?"

" bang..."

" iya "

" bisa mundur sedikit ?"

Farouq mundur 3 langkah, aku yang minta tapi aku juga yang tak rela, jarak kami tadi tak kurang dari satu kilan membuat ku sesak nafas

" sorry... tadi aku penasaran, kamu sibuk banget di...."

" enggak enggak... bukan itu, akhh... bang. Aduh aku bingung..."

" kenapa ra ?"

Bodoh...

Sumpah aku selalu bodoh kalo berhadapan sama farouq, lelaki itu selalu membuat ku mati kutu padahal dia tak melakukan apa pun kecuali menyapa ku dengan panggilan 'Ra' yang bagi ku itu spesial

" abang mau kopi ?"

" kamu lagi bikin kopi ?"

" iya... "

" tapi ini sudah malam, kamu mau tidur jam berapa ?"

" aku... ehmmm tidak, anu... aku hanya butuh fokus dan ku rasa kopi bisa membuat ku fokus"

" fokus untuk ?"

'Fokus agar tak terlihat bodoh di depan mu bang' runtuk ku kesal dalam hati

" abang mau kopi ?" Tanya ku ulang

" tidak, tapi aku mau tea..." jawab nya

" mau aku buat kan ?"

" boleh kalau tidak merepotkan"

" tidak kok"

" oh tidak usah, aku biasa meracik tea ku sendiri... tea ku beda biasa nay yang membuat kan tapi sekarang... pokoknya aku akan buat sendiri"

" gimana kalau abang ajari aku biar aku yang buat kan, jadi kalau abang mau tea biar aku buat kan"

" penawaran yang menarik"

Sial nya aku terlewat gugup saat bang farouq memberi intruksi, saat tubuh bang farouq yang bersandar pada kitchen set dengan menghadap ke arah ku membuat ku berkali kali ke hilang an fokus, sialan bukan ? Memalukan

" ya allah ra... ini gampang loh, cukup tea sama gula nya 2 sendok kecil penuh, air nya wajib mendidih harus tak boleh dari tremos..."

" sorry... nah air nya matang, biar aku yang..."

" ga usah Ra, biar aku aja... nanti malah jatuh jatuh lagi kayak tea dan gula nya tadi. Ini air panas kalau jatuh bisa celakain kamu nanti.."

Farouq mengambil alih tugas ku, ia membuat tea nya sendiri dan dia juga yang membersihkan table nya yang kotor oleh gula dan tea

" ayo... kita gabung sama yang lain" ajak farouq

Aku menggeleng pelan "kayaknya aku pulang aja deh, aku masih ada kerjaan"

" lalu kopi mu?"

" ehhmm, aku sudah tidak minat"

" tapi ra..."

" ada pekerjaan dadakan yang harus aku selesaikan"

Alis farouq naik satu menatap ku penuh selidik "ini sudah jam 9 malam, kamu mau kerja apa ?"

" direktur rumah sakit tidak mengenal jam kerja kalau abang mau tau"

" oh " Senyum yang dari tadi terpantri di wajah bang farouq menyusut, ia berdehem sebelum akhir nya pamit meninggalkan aku sendiri

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang