part - 05

6.8K 1.1K 199
                                    

Tarik nafas... trus vomet
Jangan pelit nanti iiem pelit juga loh update nya... piisssss...:D

============

Ku fikir bang farouq sudah pergi setelah pengusiran ku tapi nyata nya aku salah, bang farouq masih ada di depan pintu menunggu ku tenang dan saat aku ingin mengunci pintu bang farouq masuk membuat ku hampir terperanjat karna shock

Entah apa yang terjadi, bang farouq langsung menghipnotis ku. Tanpa berkata apa apa bang farouq menghapus air mata ku dan aku menjatuhkan tubuh ku dalam pelukan nya yang hangat

Dan untuk pertama kali nya, aku bisa mendengar suara tangis ku sendiri dan itu dalam pelukan lelaki impian ku

" its oke Ra... semuanya akan baik baik aja. Ada abang di sini..." bisik bang farouq yang terus mengusap punggung ku lembut

Rasa sakit di dalam tubuh ku tidak sebanding dengan rasa sakit hati ku, ibarat nya aku ini hanya bagaikan seonggok daging yang di beri nama oleh mereka yang mengklaim ku barang Rusak

Aku terbiasa sendiri dalam menikmati rasa sakit ku bahkan di ujung kematian pun aku tetap sendiri, tak ada yang menemani apalagi mengasihi

Tapi sekarang ? Tubuh kekar yang menyelimuti ku terus memberikan kelembutan dengan sikap serta ucapan nya yang membuat ku melayang. Dan rasa nya seperti mimpi

" abang minta maaf... Abang ga maksud buat bentak bentak Ra, abang minta maaf..." bisik nya kali ini mengecup pelipis ku sebelum mengurai pelukan kami

Bang farouq menuntun ku duduk di bed sofa, dia menyiapkan air hangat, kompres serta obat obatan untuk mengobati luka luka ku. Dan dengan kelembutan nya ia mengobati luka ku yang ku anggap biasa

" apa ini sakit ?" Tanya nya

Aku mengeleng pelan karna memang tak sakit. Entah kenapa rasa nya malah terasa nikmat dan puas

" Abang akan obati... nanti akan sedikit sakit, Ra tahan yah..."

Dengan lembut nya bang farouq membersihkan luka ku, mengelap dengan air hangat, mengompres sebentar lalu memberikan betadin serta memasang perban untuk menutupi luka ku

Hela an nafas bang farouq menjadi satu satu nya sumber suara di antara kami karna dari tadi Tak ada pembicaraan apa pun yang ada bang farouq meringis seperti ia yang kesakitan di saat ia mengobati luka ku, meski sesekali tatapan kami bertemu bang farouq tetap diam, terlihat dari dahi bang farouq yang mengkerut malah membuat ku was was karna ku yakin bang farouq sedang berfikir keras

" Ra..."

" hmmm..."

" sakit ?"

" enggak..."

" mana lagi yang mesti abang obati ?"

Aku langsung mundur memberi jarak di antara kami tapi bang farouq dengan tatapan nya malah mengunci pergerakan ku secara otomatis

" mana lagi yang perlu abang obati ?"

" ga ada !"

" Ra..."

Tangan bang farouq menangkup wajah ku memaksa wajah ku yang menunduk untuk menatap mata nya yang berkaca kaca

" ini sakit kan ra ?"

" ga "

" perih ?"

" enggak "

" mana lagi sayang..."

" eng---"

" Ra... Abang mau obati rara, di mana luka rara lain nya ?"

" pe---"

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang