part - 11

6K 1K 90
                                    

" pagi sayang...."

Sapa bang farouq yang tiba tiba sudah berada di samping ku, bang farouq mengambil tempe goreng lalu melahap nya sambil menyeringai lebar 'enak' gumam nya tanpa suara

" kenapa sih gitu banget natap nya ? Tambah tampan yah..."

Aku mengangguk malu  "rapih banget dari mana bii ?"

" abis dari ruko "

" memang udah mantep bikin coffe shop nya?"

" tadi kamu panggil abang apa ?"

" apa ?"

" tadi kamu panggil abang apa ?"

" bii... abii... aneh yah ?" Ku gigit bibir bawah ku gemas, tatapan lembut bang farouq membuat ku gugup sendiri

" 7 hari lama yah ? Duh pengen cepet cepet halal trus bisa celepuk celepuk deh..." gerutu nya sambil berlalu duduk di bedsofa

" celepuk celeupuk apa ?"

" kiss kiss... maksud nya" tawa nya lebar

" belajar dari mana bahasa kayak gitu ?"

" dari onit "

Raut wajah ku tak bisa ku sembunyikan membayangkan bang farouq 'kiss' dengan i know membuat dadaku panas dan ku tahu bang farouq menyadari perubahan ku itu

" iihhh abii naa suka celepuk celepuk onit banya banya..." ucap bang farouq menirukan gaya bahasa onit yang keras nan manja membuat ku mau tak mau tertawa

" abang bukam onit apa tinggal ngomong kiss apa susah nya"

" ga susah sih cuma takut di bilang mesum aja"

" emang abang ga mesum ?"

" naluri lelaki Ra... punya 2 perut yang kudu di nafkahi. Kalo ga di perut yah di bawah perut"

" BIII....!!!"

bang farouq tertawa terpikal pikal, akhir akhir ini bang farouq agak berusaha mencairkan suasana ketegangan hati ku. Bang farouq tau aku bahagia karna rencana pernikahan kami tapi bang farouq juga tau tentang rasa bimbang dengan keadaan keluarga ku

Siang ini selepas makan siang, kami akan memberikam undangan secara langsung kepada kedua orang tua ku di kediaman mereka, Awal nya aku menolak karna ibra bilang wali ku akan dia ambil tapi papa nya bang ibra meminta secara langsung agar kami tetep mengundang kedua orang tua ku

' ada bekas istri ada juga bekas saudara tapi tidak ada bekas Anak apalagi orang tua. Datang lah... minta restu' pinta papa sembari memberikan selembar undangan yang sudah tertera nama kedua orang tua ku

' kalau mereka tak merestui ?'

' tak ada orang tua yang akan memasukan anak nya kedalam neraka, begitu juga sekarang... jika mereka tau surga mungkin mereka tak akan sulit memberikan restu'

Dan di situ lah aku tau dari mana bang farouq bijak dalam bersikap selama ini. Apalagi menghadapi tingkah onit yang kadang Nay sendiri sebagai orang tua menangis termehek mehek tapi tidak dengan bang farouq yang terlihat santai

=========

Rumah bak istana dengan pilar pilar kokoh menjadi penyangga nya menjadi salah satu tempat yang paling aku hindari, aku ingat terakhir kesana sekitar 2 tahun lalu di saat onit hilang di bawa pergi oleh linda setelah itu aku tak punya alasan lagi untuk datang ke rumah besar ini

Tapi sekarang, dengan membawa undangan di tangan, aku datang tak berharap muluk muluk mereka menerima kehadiran kami karna setidaknya janji ku pada papa sudah ku tepati

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang