part - 08

6.7K 1K 150
                                    

Cek typo yess
Jangan lupa baca sambil dengerin mulmed... happy Reading

======================

" saya tanya sekali lagi, kakak yakin ?"

Aku membuang nafas berat, mendadak ragu dengan keputusan cepat yang kami ambil. Aku mencintai nya mungkin karna dia lelaku impian ku tapi... dia ?

Dia tidak tau masa lalu ku, Dia tahu kehidupan ku dan dia tidak tau siapa aku, mungkin dia bisa menerima Nay karna memang nay wanita kuat, wanita baik baik tapi aku ? Aku wanita rusak, aku wanita lemah yang tak bisa mempertahankan bayi ku. Apa dia bisa menerima nya ? Menerima masa lalu ku ?

Mata ku terasa panas, aku ingin bahagia tapi nyatanya selaku ada air mata di setiap kebahagian ku, atau memang aku tak pantas bahagia ?

" kak..."

" kakak tau "

" kakak ga tau !"

" ib..."

" langkah mana pun yang bisa membuat kakak bahagia akan saya lakukan, saya akan korban kan apa pun agar kakak bahagia... tapi jika..."

" udah yah ib... kakak ngantuk, semalam kakak begadang. Ga tidur sama sekali... sekarang kakak mau tidur"

" kakak masih bisa tidur.?"

Aku mengangguk ragu "kakak juga manusia biasa ib..."   dahi ibra menekuk tanda tak percaya.  "Ekspresi kamu yang kayak gitu mirip sama lelaki itu"

Ibra berdecak tak suka "kak..."

"kalian bisa pulang, ga usah khawatirkan kakak..."

Nay yang dari tadi sibuk di pantri mengangguk memberi intruksi pada ibra lewat gestur tubuh nya, ibra mengangguk tak rela

" kak... Nay udah masak in nasi sup makaroni, masih panas... sebelum kakak tidur kakak makan dulu yah"

Aku mengangguk setuju, ibra dan Nay pamit pulang dan berjanji akan datang jika aku menelfon nya untuk memberi keputusan

Setelah mobil mereka menghilang di ujung komplek aku juga bersiap pergi untuk menemui seseorang yang sudah menganggap ku rusak, seseorang yang sudah memporak porandakan hidup ku ke titik terendah

Aku tak akan meminta nya bertanggung jawab atas hidup ku tapi aku ingin mengatakan selamat karna dia berhasil membuat ku hancur. Aku ingin dia tahu bahwa aku bener benar hancur oleh nya

" ya ampun non Raisa..." sapa an bii maryati menyambut ku, meski ragu bii maryati menggenggam tangan ku. Wajah nya berseri dengan mata yang berkaca kaca

Ini maryati itu pembantu setia di kelurga kami, dia pengabdi karna hidup nya hanya bergantung kepada kami, bii maryati bilang kelurga kami menolong nya tapi ga tau menolong apa

" mereka di mana ?" Tanya ku pelan, tak sanggup berkata ketus pada wanita paruh baya itu

" ada non... di Ruang kerja, nyonya sedang membantu tuan minum obat"

" ya udah, bibi jangan biarkan siapa pun masuk selama saya di sana termasuk bibi"

" non "

" kami hanya akan bicara "

" tapi tuan sedang sakit non "

" tolong bii... "

Bii maryati patuh, ia mengikuti ku sampai depan ruang kerja. Rumah Ini tak banyak perubahan tetep mewah dan megah mungkin ada penambangan barang untuk menambah eksistensi pemilik nya yang terpandang

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang