part - 03

7.6K 1K 131
                                    

Baca nya sambil dengar in Mulmed di atas yah...

========

" untuk selanjutnya nanti pak iqbal yang mengirimkan kontrak kerja nya secara langsung " ucap ku penuh keyakinan

" okey... terima kasih atas kerja sama nya" saut lelaki tambun di depan ku

Aku mengangguk setuju, pekerjaan selesai tinggal basa basi nya saja sambil menghabiskan sisa makanan kami sebelum mengakhiri pertemuan ini, andai tak ada penyemangat di meja balkon sudut cafe mungkin aku sudah pamit undur diri

" saya tidak menyangka ternyata pak faqih mempunyai putri yang luar biasa" puji lelaki tambun itu lagi

Aku hanya mengangguk lalu melirik meja yang di tempati farouq dan onit, mereka sedang tertawa terbahak bahak

" apa mereka suami dan putri anda ?"

Sedikit ragu aku mengangguk "maaf jika anda terganggu "

" tidak... malah saya iri, anda begitu semangat sekali hari ini seperti ada supporter . Dan tebakan saya benar..." ucap nya ikut melirik meja ku yang pandangi. "Pantas saja anda tidak pulang ke indonesia ternyata anda sudah bahagia dengan keluarga anda"

Senyum ku ilang, mood ku terjun bebas pasti lelaki itu sudah berdusta pada semua orang tentang jati diri ku, yah... apa pun akan lelaki itu lakukan agar nama baik nya tetap terukir indah di kalangan atas

Setelah cukup berbasa basi lelaki itu pergi menyisahkan aku dan iqbal yang mendengus berkali kali tanda dia ingin protes tapi tak berani

" ada meeting penting dengan pemegam saham rumah sakit" keluh nya mendengus sekali lagi. "Ayo lah Raisa... professional, kemarin kamu sudah mangkir !"

" profesional tapi bahasa mu..."

" sekarang di luar jam kantor bukan"

Kami tertawa pelan, dunia sempit karna tanpa di sangka iqbal asisten ku adalah teman SMA ku dulu. Kami tak dekat tapi cukup saling mengenal lewat kegiatan osis yang kita ikuti dulu

Iqbal itu cekatan, paling kritis dan suka sekali repot sangat cocok jadi sekertaris seperti sekarang

" ayo lah... aku harus bicara apa pada mereka kalau kamu mangkir lagi"

" bilang saja aku sedang ke rumah mertua atau..."

" Raisa..."

" ini yang terakhir bal... please... "

Iqbal angkat tangan, ia menyerah meski kesal ia tetap tersenyum jumawa, iqbal pamit dan aku mendekati meja yang dari tadi penuh tawa

" mommy lama lama, onit sampe pesen ice cleam nya 2 kali" celoteh onit

" wah... nanti gigi nya bolong bagaimana ?"

" enggak, tar sikat gigi langsung yah bii..."

Farouq hanya mengangguk, sedikit sibuk dengan handphone nya yang terus berdering pertanda pesan masuk

" bang..."

" sebentar " farouq mengacungkan handphone nya merekam seisi coffe "cocok ga ? Gue suka..." ucap nya pada saluran telfon yang ternyata sedang video call.

"Oke... tar loe coba kasih gambar soal konsep buat urusan dapur gue yang urus, sepupu gue juga jago"

" okey... thanks bay..., udah dulu yah si bawel mulai protes..."

Lelaki di telfon itu tertawa lalu sambungan terputus , bang farouq langsung menatap ku dengan senyum tipis nya yang membuat ku membeku bak orang bodoh

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang