Part - 13

6.2K 1.1K 217
                                    

Menikah itu bukan tentang Umur, bukan tentang harta yang cukup apalagi tentang omongan tetangga. Nikah itu tentang kesiapan... kesiapan untuk bahagia, kesiapan untuk sedih, kesiapan untuk terluka dan untuk kesiapan lain nya

Dulu aku siap menikah, mengarungi rumah tangga bersama lelaki yang ku cinta. Menjadi istri serta ibu dari anak anak kami, menyiapkan segala keperluan mereka dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Aku juga akan pergi bekerja setelah suami ku berangkat kerja lalu pulang sebelum suami ku pulang. Aku juga bahkan pernah bermimpi mendengar celoteham anak kami akan kesibukan ku meminta ku untuk menjemputnya sekolah dan dengam senang hati aku akan keluar dari pekerjaan ku demi bisa mengantar jemput nya

Tapi mimpi itu kandas di hempas sehina dan semenyakitkan mungkin oleh seorang lelaki yang harus nya melindungi ku, aku mungkin salah tapi bukan berarti dia menjadikan ku sampah bukan ?

Tertatih aku untuk bangkit, melewati gelap nya kehidupkan ku hingga aku menemukan sosok yang entah kenapa membuat ku menemukan setitik mimpi itu

Lelaki itu, bernama lazuardi Farouq abdillah dengan segala kedewasaan , keberanian serta kelembutan nya mencuri perhatian ku dalam pandangan pertama. Semua tentang nya membuat ku merasa di atas angin bahkan hanya mendengar nama nya saja membuat dada ku membucak penuh kebahagian

Dan kini bersama lantunan ayat ayat Al-quran mimpi ku akan menjadi nyata bersama bang farouq. Membuat ku tak mampu membendung air mata ku yang terus bebas tanpa bisa ku cegah

" aku harap kakak bahagia.." bisik luqna serta ibra yang duduk di sebelah kami

Mereka menggenggam kedua tangan ku, menuntun ku bergabung bersama mereka yang siap mendoakan ku dalam kebahagian

" makasih yah ib... makasih yah luq..."

Mereka kompak menggeleng mengusap usap punggung ku yang bergetar menahan haru

" kami yang makasih karna kakak sudah mau bahagia..." ucap luqna dengan senyum cantik nya yang selalu bisa memikat siapa pun

" alasan kakak pulang itu untuk bahagia... kakak pantas mendapatkan semua nya" kali ibra membawa kami ke dalam pelukan nya. Mengingatkan kami dulu saat di antara kami ada yang terluka maka kami akan berpelukan

Selesai pengajian Rumah kembali menjadi sibuk untuk menyiapkan prosesi lain nya tapi aku di larang untuk memegang apa pun, hanya di suruh berdiam di dalam kamar sambil terus berdoa agar di beri kemudahan

" mama bilang diem di kamar yah diem" omel mama saat aku ingin merangkai bunga yang ending nya melukai tangan ku sendiri karna duri nya

" ga sengaja maa " lirik ku seperti berajuk

" iya lah ga sengaja, kalo sengaja melukai diri sendiri nama nya Orang gila !!"

Aku tersentak mendengar omelan mama kali ini membuat ku mendadak gelisah. Apa aku gila karna sering melukai diri ku semdiri ?

" ya Ampun cha... jangan melamun. PAMALI.."

" mama..."

" ayo masuk kamar... , kamu harus nya bukan cuma di pingit dari nak farouq tapi juga dari dunia luar. Ayooo..." ajak mama menggandeng tangan ku masuk kamar  "diem di sini... mama ambil obat. Tenang aja pake obat cina agak sedikit perih tapi cepet sembuh jadi besok pas di henna ga papa..."

" maa..."

" duh, mama mama mulu udah kayak onit deh kamu cha. Nurut yah di kamar aja luluran kek maskeran kek.. pokok nya di kamar. Mama ambil obat dulu"

" maa... makasih yah"

Omelan mama tertelan kembali, tangan lembut mama membingkai wajah ku lalu satu kecupan ia sematkan tepat di kening ku dengan khitmat. Mama sosok yang berharga 2 tahun terakhir, dia menganggap ku layak nya putri nya sendiri, memperhatikaku, mengomeli ku bahkan mencubit lengan ku jika aku membuat nya khawatir

IF... [Tentang HATI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang