Part 8

19.4K 2K 56
                                    

Mason menatap layar komputer di hadapannya. Sudah satu jam lebih dia menekuri layar itu mencari tahu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan cenayang dan lain sebagainya. Mesin pencarian membawanya pada banyak ulasan mengenai kekuatan supranatural dari berbagai bangsa. Dan kalau menilik dari garis keturunan Paquita dari pihak Ibu, jelas negara Meksiko adalah negara asal ibunya yang memungkinkan segala keanehan yang ada dalam diri Pita berasal.

Mason mengusap dagunya. Dia bukan tidak merasakan aura mistis setiap kali dia berbicara dengan Betty Jefferson. Wanita itu selalu nampak misterius di balik sikap ramah dan blak blakan nya. Semacam dia memang memiliki bakat menjadi misterius sebagai bawaan lahir. Dan itu pasti menurun pada Pita.

Dahi Mason mengernyit. Dia memajukan kepalanya dan meraih kacamata bacanya untuk memastikan apa yang baru saja ditemukannya. Sebuah kepercayaan tentang penyatuan kekuatan antara dua suku di pedalaman Meksiko, tepat pada saat bulan menjadi penuh. Mason merutuk.

"Masih ada yang percaya tradisi seperti ini? Ini benar-benar gila. Jadi...maksudnya, mereka akan menikahkan seseorang yang sudah terpilih dari masing-masing suku dan...ooooh...tidak. Kalau ini yang mereka percayai, berarti Pita..."

Mason terhempas di sandaran kursi kerjanya. Dia benar-benar tak mempercayai apa yang baru saja dia baca. Mason lalu beranjak cepat. Dan dia merutuk dirinya sendiri yang menjadi begitu ketakutan akan keselamatan Pita, walau kenyataannya, tanpa raut wajah khawatir sedikitpun, Pita mengatakan bahwa dia bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi, tetap saja Mason khawatir.

Mason mengamati kamar Pita. Lampu masih menyala menandakan Pita masih melakukan aktifitas di dalam kamarnya. Mason melongok ke bawah. Sepi. Dan Mason memastikan tidak ada pergerakan mencurigakan di sepanjang jalan rumah mereka.Mason berpikir, tidak ada hari yang disebut aman sekarang ini, apalagi setelah kejadian dia memergoki pemuda bernama Aaric Bentley yang aneh itu mengendap di balkon kamar Pita. Segala sesuatu yang tidak terduga pasti bisa terjadi.

Mason dengan ragu melangkah masuk lagi ke kamarnya. Pikirannya berkecamuk. Rasanya, kekhawatirannya akan hari-hari selanjutnya akan terus menggelayuti pikirannya. Mason melepas t-shirt yang dipakainya dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Berulangkali dia menghela napas panjang mencoba mengusir sejenak pikirannya yang carut marut.

---------------------------------------

Pita menggigit pensil di tangannya. Dia menoleh ke arah bawah tangga dan menemukan Aaric Bentley tengah menekuri sebuah buku tanpa mendongak sedikitpun. Aaric terlihat sangat serius. Pita menunduk lagi menekuri coretan di hadapannya. Dia merasakan sesuatu yang aneh dari setiap coretan yang dia buat dengan mengikuti kata hatinya itu. Sudah satu jam dia mencoba merangkai coretan itu menjadi sebuah kesatuan cerita. Dan dia menemukan sebuah bahaya yang bukan ditujukan padanya tapi pada orang lain. Semuanya masih sangat samar. Tapi satu hal yang pasti, gambar pemuda ber aura hitam itu membawa pikirannya pada Aaric Bentley. Pita menoleh sekilas bersamaan dengan Aaric yang berdiri dan melangkah keluar dari perpustakaan. Lalu dengan gerakan cepat Pita membereskan buku-bukunya, termasuk selembar kertas berisi coretan rumitnya. Pita mengabaikan kenyataan bahwa banyak yang melirik ke arahnya saat dia melaju langkahnya meninggalkan tempat duduknya. Tubuh semampai nya sesekali berjinjit mencari keberadaan Aaric yang timbul tenggelam di antara lalu lalang para mahasiswa. Di ujung bangunan perpustakaan langkah Pita terhenti. Dia menemukan Aaric menuruni tangga gedung namun tak segera terlihat Aaric dari balik pilar super besar yang menjadi penopang gedung perpustakaan itu. Pita melangkah cepat dan berdiri di balik pilar. Dengan hati-hati Pita melongok ke balik pilar. Dia menemukan Aaric duduk di anak tangga bersama seseorang. Seorang pria dengan rambut panjang. Apapun yang dibicarakan Aaric dengan pria dengan penampilan gothic itu, pasti adalah hal yang sangat serius kalau menilik dari ekspresi mereka. Pria gothic itu terlihat tegang. Pita menghela napasnya perlahan dan sedikit merutuk karena dia tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan oleh dua pria itu. Sejenak Pita menegakkan bahu lalu melangkah meninggalkan tempat di mana dia berdiri. Dia memutuskan untuk menunggu.

MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang