Part 11

16K 1.8K 77
                                    

"Seriously?"

Pita berjalan cepat dan menggapai Mason yang terpaku.

"Sayang. Kau sudah selesai berbelanja? Ayo kita pulang."

Mason yang sedang memegang gadis di depannya menoleh. Dia sedikit bingung sampai kemudian Pita menatapnya tajam dan pikiran Mason terkumpul kembali.

"Pita."

"Masih ada yang kau butuhkan?" Pita kembali bertanya.

Mason menggeleng dan menatap gadis di depannya yang kini terlihat berdiri tegak.

"Aku dari kampus dan mencarimu kemari. Apa terjadi sesuatu?"

"Tidak. Nona ini...sudahlah...dan Nona...kau baik-baik saja bukan? Aku permisi." Mason melangkah dan menggapai trolinya sementara itu Pita masih berdiri tegak dan menyelidik gadis muda seumurannya yang kini tengah menatapnya tajam. Sekali lihat saja Pita tahu. Ada yang aneh dengan gadis ini dan dia merasa dia harus waspada.

"Paquita." Suara bariton Mason memanggil.

Pita menoleh menatap Mason yang sudah menjauh. Dan tanpa mengucapkan apapun, Pita berlalu dari gadis itu. Pita melangkah cepat dan menggapai lengan Mason. Pita menoleh sekali lagi pada gadis aneh tadi dan mendapatinya tengah menunduk namun menatap ke arahnya dan Mason.

"Wow, gayanya jelas lebih menyeramkan dari gadis dalam film horor Jepang yang aku tonton tadi pagi."

Pita membatin kata-katanya acuh. Dia mengimbangi langkah panjang Mason sambil menatap pria itu. Mason terlihat bingung dan...tampan.

Begitu juga saat mereka berdua sudah duduk di dalam mobil Mason dan berdiam diri. Mason tiba-tiba menumpukan kepalanya ke atas kemudi mobil dengan posisi menoleh pada Pita.

"Sayang?"

Pita menoleh. Mason jelas mempertanyakan panggilan yang dia ucapkan tadi.

"Apa itu semacam...hmm...membuktikan sebuah kepemilikan?"

Pita terdiam. Dia berpikir keras, bahwa tadi dia benar-benar hanya mengikuti kata hatinya yang 98% ternyata diselimuti api cemburu. Cemburu pada interaksi Mason dan gadis di supermarket tadi.

"Bisa dibilang seperti itu." Pita menjawab perlahan. Dia menatap Mason yang tersenyum.

"Ada sesuatu dalam diri gadis itu yang...entahlah. Aku tidak sanggup menjelaskannya. Dia baru saja...hmm...seorang pria baru saja mengintimidasinya sedemikian rupa. Sebuah penyiksaan yang...kau tahu
..semacam itu." Tangan Mason mengetuk dashboard bingung bagaimana harus menjelaskan situasi tadi.

Pita mengangguk. Mason terlihat semakin bingung menjabarkan apa yang baru saja dilihatnya.

"Hmm..." Pita menghela napas panjang dan meniupkannya lewat mulut. "Tak selamanya kau harus mempercayai pandangan matamu Mason. Hidup tak selalu sesuai dengan penglihatan kita."

"Apa yang kau maksud dengan semua ini adalah bahwa...bahaya sedang mengintai?"

Pita mengangguk-angguk.

"Baiklah. Aku memang merasakan bahaya. Aku seperti kehilangan pikiranku saat menatap gadis itu. Aku hanya bermaksud menolong tadi..."

"Well. Menjadi orang baik bukan berarti orang juga akan menjadi baik pada kita. Beberapa orang bisa menjadi jahat atas nama sebuah kepentingan."

"Kau benar."

"Kau sudah makan? Hmm...kita pulang saja dan bercumbu."

Mason yang masih menumpukan kepalanya pada kemudi mobil terhenyak.

MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang