21++
Yang under age melipir dulu ya...Rasanya tidak ada waktu untuk sekedar tertawa, karena kenyataannya Pita dan Mason menjadi tak sabaran untuk menjelajah. Dan mereka menyadari semua tak semudah adegan bercinta seperti yang ada dalam film-film, karena mereka bahkan menabrak sebuah lampu tidur yang ada di samping pintu kamar Mason yang membuat mereka sejenak berhenti. Sebentar saja terpaku menatap lampu malang itu sampai pada akhirnya Pita menggeram saat Mason meremas bokongnya lembut dan menyulut lagi semuanya.
Decapan dan ciuman.
Dan menghempaskan tubuh mereka ke ranjang. Mengaduh kesakitan dan tertawa. Lalu melupa akan segalanya. Mereka melanjutkan kegiatan baru mereka. Menghirup udara baru yang memenuhi kamar Mason. Udara panas penuh ketergesaan.
Lalu semuanya melambat saat Mason dengan perlahan membuka blouse yang dipakai oleh Pita tanpa melepaskan tatapannya pada wajah gadis itu. Mason berakhir dengan mengumpat perlahan. Dia meyakini satu hal, dia tidak akan bisa berhenti. Terlebih setelah dia merutuki pemandangan yang tidak akan bisa membuatnya beranjak. Mata Mason menjelajah. Tangannya terasa gatal ingin sekali menyentuh semua pemandangan yang segera terpatri di otaknya. Well...demi iblis paling jahat di dunia. Dia pemuda yang sedang dalam masa keemasannya. Dia begitu penasaran. Dan dia mencintai gadis di bawahnya yang tengah menahan napas itu. Dia...menolak orang lain melihat semua yang mulai detik ini dia klaim sebagai miliknya.
"Seseorang yang membuat semua perlengkapan wanita seperti ini layak disebut sebagai sialan paling pintar di dunia..."
Pita melirik kemana tangan Mason menjelajah. Dan seketika itu pula rasa merinding merespon kinerja mata dan otaknya saat tangan Mason mengusap pinggiran bra berendany. Pita melepaskan udara dari mulutnya dan membuat Mason beralih menatap matanya. Dan...hasilnya lebih buruk karena justru tatapan Mason membuat Pita merasa lebih merinding.
"Kita tidak akan berhenti bukan?" Mason berbisik sambil menunduk tepat di telinga Pita. Pita kembali menahan napasnya saat Mason menggigit telinganya kecil.
"Tidak. Sekalipun Ibuku berteriak dari balkon rumahku..." Pita menjawab terengah sambil sekali lagi melepaskan udara dari mulutnya.
Mason mendongak.
"Dia ada di rumah?"
"Baru saja pulang . Aku merasakannya."
"Wow..." Hanya itu yang keluar dari mulut Mason.
"Lalu..."
"Aku bertaruh nyawa." Mason tertawa.
"Aku menyukai...situasi di mana aku merasa ada dalam sebuah tekanan..."
"Dalam artian sebenarnya?" Mason menunpukan berat tubuhnya pada Pita dan menekan gadis itu lembut.
"Mason! Stop kidding!" Pita mencengkeram bahu Mason dan Mason mengangkat tubuhnya.
"Apakah kita perlu menunda? Maksudku, ini semua..."
"Ooh...I'll kill you then." Pita berujar datar namun terdengar serius.
"Baiklah...sampai di mana kita tadi? Ooh...shit!" Mason mengumpat saat Pita mengangkat kedua kakinya dan memenjarakan tubuhnya dalam belitan kakinya. Dan Mason seketika menyadari bahwa Pita tidak akan mau berhenti. Gadis itu menyukai adrenalin seperti ini. Berpacu dengan kenyataan bahwa bisa saja Ibunya yang ada di rumah mengetahui kelakuan nakal mereka.
"Huuuum..." Decapan bercampur lenguhan keluar dari mulut Mason saat Pita memilih tak berhenti dan menguasainya. Dan gerakan mereka menjadi bertambah kasar saat dengan tak sabaran keduanya bergumul dan menanggalkan semuanya. Kilat ragu sejenak terlihat pada wajah Mason.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )
RomanceWARNING! 21++ Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu. Paquita Rose Leandro Jefferson adalah gambaran sebuah kemakmuran dari generasi ke sekian keluarga Leandro-Jefferson. Namun, di balik kecantikan dan segala kemudahan yang mengelil...