"How...many times?!""..."
Bugggh...
"Well...kalian melakukannya berkali-kali."
"Yes, Sir!"
"Pengaman?"
"No, Sir!"
Buuugh...
Mason membiarkan dirinya tersungkur dan memang dia merasa harus belajar banyak dari Dave Jefferson soal tinju.
Mason terlentang. Terengah dan merasakan perih di pelipis matanya. Perlahan dia melepas sarung tinjunya namun tak beranjak. Dia menoleh saat Dave Jefferson yang duduk di sampingnya dan menghela napas panjang
"Well...aku semacam melihat karma datang padaku begitu cepat. Lebih cepat dari caraku memikirkannya bertahun-tahun ini. Aku bukan pria yang seutuhnya baik di masa lalu. Istriku paling tahu hal ini." Dave tertawa pelan.
Mereka terdiam sambil menatap langit-langit sasana tinju.
"Tapi aku pria yang bertanggung jawab. Aku pria yang mencintai keluargaku. Itu harga mati. Seperti seorang pahlawan mencintai negaranya." Dave tak menoleh pada Mason. Rasanya Mason sedang mendengarkan wejangan dari seorang calon mertua.
"Paquita itu istimewa. Dia mengerikan kalau kita tidak tahu bagaimana cara mengendalikannya. Dia sangat berharga buatku dan Betty. Kami banyak kehilangan waktu bersama sewaktu dia kecil, dan kami selalu beranggapan dia masihlah gadis kecil kami. Pikiran kami tak beranjak sampai Betty menelpon ku bahwa Pita tidur denganmu."
Mason terhenyak. Dia menyadari satu hal, Dave Jefferson adalah pribadi yang benar-benar staright to the point dan tidak suka bertele-tele.
"Maafkan aku, Sir."
"Oh, you've to. Tapi bagaimana lagi. Dia sudah memilih. Apa yang bisa aku lakukan kalau sudah seperti itu? Kita akan melihat sejauh mana kau sanggup bersamanya Mason. Aku tidak akan pernah menekan mu untuk kuat bersamanya. Putriku jelas berbeda dengan gadis manapun di belahan dunia ini, Mason. Dan kau harus berjuang sangat keras."
Dave Jefferson beranjak dari posisinya dan meregangkan tubuhnya. Mason mengikuti pria itu dan mereka melangkah keluar dari ring.
Mason terhenyak saat di bawah ring dia sudah menemukan Pita berdiri sambil cemberut sementara Dave melewatinya sambil mengedikkan bahu. Mason nyaris tertawa saat melihat Pita menghentakkan kaki dengan raut kesal.
"Kalian para pria benar-benar mengistirahatkan otak kalian untuk sebuah masalah! Aku tidak habis pikir dengan apa yang kalian lakukan dan..."
"Jangan berpikir, Pita. Ayo kita minum kopi. Atau...kau mau semangkuk es krim? Atau..."
Pita menggeram dan Mason tertawa pelan.
"Mengertilah salah satu cara para pria menyelesaikan masalah kami, Pita. Come on..." Mason mengulurkan tangannya dan Pita menatapnya kesal.
Mason merunduk dan Pita tersenyum simpul. Sesaat kemudian mereka sudah melangkah keluar dari sasana tinju dengan Pita dalam gendongan Mason.Mason melangkah menyusuri halaman sasana dan berhenti di samping mobilnya. Dia membuka pintu dan menurunkan Pita.
"Padahal banyak sekali kegiatan lain daripada membuat pelipis dan bibir pecah juga mata bengkak seperti ini..."
Pita mengusap pelipis Mason pelan saat Mason memasangkan seatbelt.
Mason tertawa. Sangat tahu apa maksud gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )
RomanceWARNING! 21++ Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu. Paquita Rose Leandro Jefferson adalah gambaran sebuah kemakmuran dari generasi ke sekian keluarga Leandro-Jefferson. Namun, di balik kecantikan dan segala kemudahan yang mengelil...