Part 24

10.9K 1.5K 58
                                    

Pita mengedarkan pandangan mata ke sekelilingnya. Sebuah potret keluarga yang hangat dan saling melindungi.

Pagi itu setelah sarapan.

Kalau biasanya Pita melihat kedua orangtuanya bergegas keluar dari rumah untuk bekerja. Atau Ethan sang adik pergi ke sekolahnya, kali ini tidak.
Keluarga Bentley sebagian besar tetap berada di rumah. Bahkan dua gadis muda yang seharusnya berada di sekolah pada jam seperti ini. Hanya dua orang meninggalkan rumah tepat setelah sarapan. Dengan ritual membuat tanda salib di kening dua orang itu oleh mereka yang lebih tua. Selebihnya, semua melakukan kegiatan di rumah.

Pita melangkah ke samping rumah dan menemukan seorang pria, salah satu pria seumuran Aaric, tengah membersihkan beberapa senapan laras panjang dan beberapa pistol. Sepertinya kegiatan seperti itu tidak membutuhkan tempat yang pribadi bagi keluarga itu.

Pita duduk di sisi lain selasar. Di sebuah kursi yang sepertinya dibuat dari potongan kayu pohon yang sangat besar. Pita meletakkan jus jeruknya dan menatap ke depan. Taman tertata rapi di lahan yang sempit. Seorang wanita terlihat tengah menjemur pakaian.

"Kita akan mencari gaun untukmu, Paquita." Suara berat Aaric membuat Pita mendongak.

"Kapan kita ke Guanajuato?" Pita tak menanggapi apa yang diucapkan oleh Aaric dan Aaric duduk di dekatnya.

"Besok sore. Malamnya akan ada pesta pertunangan sepupuku."

"Menghadiri pesta tidak termasuk dalam daftarku, Aaric."

"Termasuk karena kau akan menemukan Mason di sana."

Pita urung menyesap jusnya. Dia kembali meletakkan gelas jusnya dan menatap Aaric tak mengerti.

"Sebuah kewajiban untuk datang dalam sebuah pesta keluarga, Pita. Ariana tidak mungkin mangkir dari kewajiban itu. Dan dia tidak mungkin meninggalkan Mason sendirian."

Pita meniupkan udara keluar dari mulutnya.

"Dengan satu kemungkinan menyebalkan. Aku yakin Ariana sudah membuat Mason melupakan apapun yang berhubungan denganku. Aku bisa merasakannya."

"Aku tidak bisa melakukan apapun untuk mengubahnya Pita. Tapi kau bisa."

"Ibuku sudah mengetahui aku kabur ke sini."

"Bagaimana reaksinya?"

"Kau pikir? Mereka mengatakan padaku bahwa semua ini adalah marabahaya."

"Kau benar. Dan hanya kau yang bisa menyelesaikannya sendiri."

"Sangat rumit karena aku tidak ingin semua ini menjadi besar hingga menimbulkan percikan yang akan melebar ke komunitas. Cukup antara aku dan adikmu. Kuharap dia tidak berbuat curang."

"Aku mengenal Ariana lebih dari dirinya sendiri. Dia bahkan tidak sanggup mengendalikan dirinya. Dia kesulitan mengelola amarahnya."

"Sangat menyebalkan." Pita pernah mempunyai teman seperti itu di sekolah. Seseorang yang ingin selalu menang sendiri. Bermain sebagai ratu drama untuk meraih simpati. Menempatkan dirinya sebagai korban untuk menjatuhkan. Dan itu sangat menyebalkan. Hingga Pita berpikir, suatu hari jika orang itu mati, dia akan menyumbangkan batu nisan bertuliskan "It's really suck to be Me", di atas batu nisan orang itu. Agar dia sadar, di alam kuburnya sana, bahwa sangat menyebalkan menjadi dirinya semasa hidupnya.

Dan Ariana nyaris seperti itu. Dia bermain sangat kotor. Pita bisa saja menghancurkan gadis itu tapi semua selalu ada peraturannya. Bahkan untuk sebuah pertempuran batin.

"Baiklah." Pita meraih gelas jusnya dan menyesapnya hingga setengahnya.

"Pria itu...kau harus mempertahankannya? Kenapa?"

MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang