Darkness - 01

3.1K 136 5
                                    

I'm your nightmare, babygirl.

•••

Bau amis darah menguar memenuhi segala penjuru. Bau busuk yang begitu menyengat seakan berusaha membakar saraf-saraf penciuman manusia. Begitu gelap dan pekat. Mungkin kata-kata itu pas untuk menggambarkan tempat tak bernyawa ini.

Teriakan demi teriakan pilu menggema. Rasa sakit dan keputusasaan begitu nyata tercurah di setiap suara yang keluar dari mulut-mulut orang yang menjadi korban kebiadaban dari mereka yang haus akan kesenangan tak bermoral.

Kesenangan di atas penderitaan orang lain.

Kejam. Satu kata yang pas untuk mengambarkan watak dari makhluk berotak cerdas itu.

Gadis bersurai hitam itu terisak. Tubuhnya sudah tak mampu lagi memberontak. Mata dan mulutnya tertutup rapat. Tebasan demi tebasan cambuk begitu membekas di sekujur tubuhnya. Begitu lemah dan rapuh. Seperti kelinci kecil yang tak mampu melepaskan diri dari cengkeraman perkasa sang singa.

Eun Joo tak mengerti. Seharusnya, ia tak berada disini. Seharusnya ia sekarang sudah bisa terbaring di atas kasur sembari menikmati snack keripik kentang favoritnya. Seharusnya sekarang ia mendengar omelan sang ibu atau tawa sang ayah yang begitu aneh dan menyebalkan.

Seharusnya, seperti itu ...

Eun Joo kembali memutar ulang memorinya. Apa yang telah ia lakukan sepanjang hari. Dari ia bangun tidur hingga pulang sekolah. Semuanya monoton. Sama saja seperti yang ia lakukan setiap harinya.

Lalu apa yang salah?

Ia tak pernah pergi clubing, ia tak pernah minum alkohol, ia tak pernah menyentuh apa yang namanya narkoba dan free sex. Tapi, kenapa Tuhan menakdirkannya menerima semua rasa sakit ini?

Rasa sakit yang seharusnya tak pernah ia terima.

"Aku rasa sudah cukup. Hun, matikan kameranya."

"Aish! Hyung! Aku belum selesai dengan yeoja ini!"

"Jangan membantah, Hun. Cepat matikan. Pertunjukkan kita sudah selesai."

"Ayolah, Hyung! Ini pertama kalinya aku mendapatkan seorang gadis perawan. Dia sangat nikmat, Hyung. Tolong biarkan aku menikmati tubuhnya sekali lagi. Ya?"

'Bastard!' maki Eun Joo dalam hati saat mendengar percakapan singkat dari mulut kotor para penyiksa itu. Setelah menghadiahkan sayatan pisau dan cambukan membabi buta dengan seenaknya mereka mengotori tubuh perempuan-perempuan tak bersalah itu dengan spermanya?

Demi Tuhan, dimana hati mereka!

Hati Eun Joo seketika tercabik-cabik saat mendengar rintihan seorang perempuan yang ia yakini seumuran dengannya.

Apa ia akan bernasib sama dengannya?

"Ck ck ck! Ya, terserah kau saja. Nikmati saja yeojamu itu sampai puas. Aku mau pergi."

Seharusnya, Eun Joo senang saat salah seorang dari mereka pergi meninggalkannya. Paling tidak, ia memiliki waktu untuk memutar otaknya. Mencari cara ampuh untuk membebaskannya dari tempat terkutuk ini. Tapi, yang terjadi malah berbanding terbalik dengan apa yang ia kira.

Tapak kaki pria itu pergi ...

Tepat ke arahnya.

Tap!

Jantung Eun Joo berdetak tak karuan saat mendengar tapak iblis dihadapannya. Setiap inci tubuhnya bergetar, tangannya terasa dingin, sampai-sampai kedua kakinya mati rasa.

Semua itu gara-gara dia ...

"Ah, hampir saja aku lupa padamu, manis."

"Uh!" Eun Joo memekik ngilu saat tangan besar iblis itu menyentuh permukaan lengannya yang gadis itu yakini sudah dipenuhi oleh luka cambukan.

"Aku terlalu kasar rupanya." tak lama, dia melepaskan tangannya. Sejenak, Eun Joo dapat bernafas lega. Tapi, itu tak berlangsung lama. Selang sekian detik, pria iblis itu melepaskan kain yang menutupi mata gadis itu.

Saat cahaya remang mulai berebut masuk ke dalam pupil matanya. Eun Joo sontak menutup erat kedua matanya. Kepalanya tiba-tiba terasa pening.

"Kalau dilihat-lihat. Kau lumayan cantik juga."

Eun Joo tersentak kuat saat merasakan sesuatu menyentuh dagunya, lembut. Memaksa dirinya untuk mengangkat wajahnya.

"Hai, cantik."

Kedua mata Eun Joo terpaku dalam saat ini. Hati kecilnya tak percaya dengan apa yang tengah ia lihat sekarang.

"Perkenalkan, namaku Chanyeol, Park Chanyeol."

Sungguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungguh. Presentasi pria dihadapannya benar-benar jauh dari ekspektasi yang selama ini ia pikirkan. Pria bengis itu bukanlah pria bertampang sangar yang biasa muncul di dalam film-film thriller. Dia sangat jauh berbeda.

Mata indahnya, rahangnya yang tegas, senyuman indah yang melengkung di bibirnya, hidungnya yang mancung dan jangan lupakan pahatan wajahnya yang benar-benar sempurna.

Andaikan saja, dia tak tertutupi oleh percikan darah dan bukan dalang utama dari semua ini. Eun Joo pasti sudah menaruh hati padanya.

"And now, I'm your master."

.
.
.
.
.

END

Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang