Darkness - 05

1.5K 61 6
                                    

I'm your nightmare, babygirl.

•••

Ah Mieun, gadis itu terus saja menghentak kakinya kuat. Suara kakinya menggema hingga membuat dua orang dewasa yang tengah menikmati sarapan pagi mereka terkejut bukan main dengan tingkahnya yang kadang tak masuk di akal sehat.

Dia sekarang sudah menginjak usia 19 tahun. Secara umur dia sudah masuk dalam kategori dewasa. Tapi, sifat dan tingkah lakunya sama sekali tak berubah sejak dulu. Persis seperti anak-anak. Apalagi ditambah postur tubuh serta wajahnya yang begitu babyface. Membuat orang-orang yang melihatnya tak mengira kalau gadis dihadapannya itu sudah menginjak usia dewasa.

Bukan, semua itu bukan karena didikan orang tuanya. Ah Mieun adalah gadis yang istimewa. Ia diberi beban lebih dari Sang Pencipta yang harus ia pikul seumur hidupnya. Dia adalah salah satu dari sekian penderita peterpan sindrom. Suatu kelainan jiwa yang menyebabkan penderitanya memiliki mental layaknya anak kecil.

Tapi, berkat usaha dan kemauan dari orang tuanya. Sifat kekanak-kanakan Mieun dapat ditekan. Perlahan tapi pasti, Mieun mulai bisa berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya walau dengan gaya yang sedikit aneh.

"Ada apa denganmu, Mieun? Astaga, kau membuat ibu kaget saja." sahut sang ibu sembari mengelus dadanya.

Wajah Mieun tertekuk kebawah dan kedua matanya tampak memanas. Bukan memanas karena marah. Tapi, karena sebentar lagi tangisnya akan segera pecah.

"Hiks! Hiks! Ayah! Ibu bohong sama Mieun! Katanya Ibu mau beli es krim buat Mieun! La-lalu mana es krimnya! Kok di kulkas enggak ada! Hiks!"

Ayah Mieun hanya bisa pasrah saat melihat anak gadisnya mulai merengek. Setiap hari selalu ada saja hal yang membuatnya menangis. Apapun itu.

•••

Mieun tak bisa menyembunyikan senyumannya saat melihat kedatangan pria yang menjadi teman sekaligus dokter pribadinya tengah berdiri tegap sambil menenteng sebuah kantong plastik yang Mieun yakini berisi sesuatu yang bisa ia dimakan.

Mieun berlari kencang dan menerjang tubuh pria itu dengan pelukan erat. Pria itu hanya bisa tertawa sembari mengelus puncak kepala Mieun dengan salah satu tangannya.

"Mieun, jangan memeluk terlalu erat. Coba lihat Lay Oppa sampai sesak tuh." omel sang ibu saat melihat tingkah anak gadisnya yang kelewat manja.

Ibu Mieun merasa tak enak, walau Zhang Yixing—akrab disapa Lay—sudah lama mengabdi sebagai dokter pribadi bagi Mieun selama 3 tahun tapi tetap saja ada batasan-batasan yang tak boleh Mieun langgar. Apalagi saat Ibu Mieun mendengar kabar kalau Lay sudah resmi bertunangan seminggu yang lalu.

Mieun sontak melepaskan pelukannya dan menatap kedua bola mata pria itu dengan rasa bersalah.

"Oppa sesak ya?" Mieun mulai terisak, "Maafkan Mieun. Mieun tidak sengaja."

"Tidak, tidak apa-apa, Mieun. Oppa baik-baik saja." jelas Lay. Lay juga menganggukkan kepalanya kepada Ibu Mieun, memberi isyarat kalau ia tak merasa keberatan dengan tingkah Mieun.

"Nah, Mieun! Ayo kita ke taman!"

"Ayo!"

•••

Mieun tak dapat mendeskripsikan bagaimana nikmatnya lelehan es krim saat masuk kedalam kerongkongannnya. Bagi Mieun, es krim memiliki tempat tersendiri dihatinya. Selain kedua orang tuanya dan Lay tentu saja.

"Mieun ..." mendengar namanya dipanggil, Mieun segera menoleh ke arah Lay yang sedari tadi hanya duduk diam dan menemaninya makan es krim. Di taman ini hanya ada dirinya dan Lay. Tak ada siapapun kecuali mereka berdua. Keluarga besar Ah sudah memberikan kepercayaan penuh padanya untuk mengurus gadis ini.

Sayangnya, kepercayaan itu malah menjadi bumerang bagi mereka. Kepercayaan yang suatu hari nanti akan menjadi penyesalan yang tiada akhir.

"Oppa mau es krim?" Mieun menawarkan es krim yang tengah ia nikmati kepada Lay. Namun, di tolak halus oleh pria itu.

"Mieun, coba duduk didekat Oppa." Mieun mengangguk patuh, ia menggeser bokongnya hingga tepat berada disebelah Lay.

Pria itu tersenyum penuh arti saat melihat gadis itu menuruti permintaannya. Tak pernah sekalipun Mieun membantah ucapannya. Walau dalam keadaan marah sekalipun, Mieun tetap mau menuruti apapun yang ia pinta.

Begitu imut dan polos. Lay sangat menyukainya.

"Mieun, coba lihat Oppa."

Mieun mengangkat wajahnya, kedua mata bulatnya mengerjab, Mieun hanya diam dan menunggu apa yang akan Lay perbuat selanjutnya. Dan apa yang tak pernah Mieun bayangkan seketika terjadi.

Lay, dia menciumnya.

Lay mendaratkan bibirnya tepat di atas bibir mungil Mieun. Tangan kekarnya memeluk erat pinggang Mieun, menahan pergerakan gadis itu sembari memperdalam pagutan bibir mereka.

Rasanya manis. Lay suka.

Kedua mata Mieun membola sempurna, tubuhnya terasa kaku dan es krim yang tadi berada digenggamannya terjatuh di atas tanah. Mieun tak pernah merasakan sensasi ini sebelumnya. Seumur hidupnya, ia tak pernah diperlakukan seperti ini.

Bagi Mieun, perasaan ini ... Begitu asing.

"Euummmhhh!" Mieun terkesiap saat Lay menggigit lembut bibir bawahnya, memaksa gadis itu untuk membuka lipatan bibirnya. Dan setelah itu, Lay memasukkan lidahnya, mengajak lidah gadis polos itu untuk beradu didalam sana.

Lay melepaskan pagutan bibirnya, mengelap sudut bibir Mieun yang tampak basah oleh cairan saliva. Keadaan Mieun masih tampak kacau, dadanya naik turun dan kedua matanya yang indah tampak sayu.

Lay tersenyum miring, ia menurunkan salah satu tali dress yang membungkus tubuh gadis itu. Membuat area bahu Mieun terekspos begitu saja. Lay mendekatkan indra penciumannya. Mengecup dan menghirup aroma vanila yang menguar dari tubuh Mieun. Begitu lembut dan memabukkan.

"Aahh ..." Mieun mendesah tak kala Lay menyisir area bahu hingga tepat didepan dadanya. Menghisap lembut area dada bagian atas Mieun, menandai gadis mungil itu sebagai miliknya.

Hanya miliknya. Hanya untuknya. Ah Mieun adalah mainan favoritnya.

"Mieun ..." Lay mendekatkan bibirnya ke arah daun telinga Mieun, dia berbisik, "Berjanjilah pada Oppa. Hanya Oppa yang boleh melakukan itu padamu. Mengerti, baby?"

Dan dengan polosnya, Mieun menuruti semua permintaan kotor Lay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan dengan polosnya, Mieun menuruti semua permintaan kotor Lay. Pria bejat yang tega memanfaatkan keistimewaan Mieun demi kesenangannya sendiri.

.
.
.
.
.

END

Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang