Darkness - 07

1.2K 58 5
                                    

I'm your nightmare, babygirl.

•••

Bagi Jieun, pria dihadapannya ini sama seperti warna kelabu. Begitu samar dan tak tersentuh oleh warna-warna cerah yang ada disekitarnya. Jieun bersumpah demi hidupnya sendiri. Dengan kedua bola matanya, ia melihat apa yang tak seharusnya ia lihat.

Kim Jongin, dia adalah kakaknya atau lebih tepatnya dia adalah kakak tirinya. Tepatnya 5 tahun lalu saat Jieun masih berumur 13 tahun, ia sudah tinggal di kediaman keluarga besar sang kakak.

Jongin, dulu dia tak sedingin ini. Begitulah yang sang ibu katakan pada Jieun. Dulunya, sebelum dia memperkenalkan Jongin kepada Jieun. Pria itu adalah pria kecil yang murah senyum kepada siapapun. Tapi, semua hal manis yang melekat pada diri Jongin berubah setelah insiden kecelakaan yang menyebabkan pria kecil itu koma selama 1 minggu.

Sejak saat itu, Jongin berubah orang yang sangat tertutup bahkan terhadap keluarganya sendiri. Dan lagi beban perusahaan yang ia emban semenjak sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya 2 tahun yang lalu. Membuat hubungan saudara di antara mereka berdua semakin hari semakin renggang.

Mereka hanya bertemu di saat sarapan pagi dan malam setelah dia pulang bekerja. Mereka tak banyak mengobrol selain kata sapaan atau sekali-kali dia bertanya tentang bagaimana kesibukan Jieun di sekolah. Selebihnya, mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Hanya dengan ibunya saja, Jieun mengeluarkan semua uneg-unegnya yang selama ini ia tahan tentang kakaknya.

Ia ingin seperti yang lain. Akrab dengan sang kakak walau statusnya hanya sebagai adik tirinya saja. Jieun ingin statusnya dianggap. Hanya itu yang ia mau darinya.

Karena itu, ia membulatkan tekadnya malam ini untuk mengunjungi kamar pria itu yang letaknya berada di lantai dasar—dia dan ibunya berada di lantai dua—ingin mengutarakan niat baiknya untuk mempererat hubungan saudara mereka.

Tapi, tampaknya ia salah. Dia, Han Jieun sudah melakukan kesalahan besar.

"O-Oppa, jangan-" Jieun melangkah mundur, ingin rasanya ia lari dari tempat ini tapi dengan sigap pria itu menahan pergelangan tangannya dan menarik tubuh ringkih gadis itu hingga menghantam dada bidangnya.

"Aw! Sa-sakit ..." Jieun merintih kesakitan saat tangan kekar kakaknya meremas kuat lengan mungil Jieun. Sungguh, kekuatan Jieun tak sebanding dengannya. Kakaknya sangat kuat, Jieun sama sekali tak memiliki kesempatan untuk melawan.

Tubuh Jieun bergetar hebat, ia tak mampu menyembunyikan rasa takutnya saat kedua matanya tak sengaja melihat tubuh seorang wanita tergantung polos tanpa pakaian dan penuh luka sayatan yang terbilang banyak.

'Apa dia masih hidup?' batin Jieun berucap pedih. Jieun takut. Ia takut nasibnya akan berakhir sama seperti wanita itu.

"Kau sudah melakukan kesalahan, Han Jieun." rahang pria itu mengeras seiring cengkeramannya di kedua lengan mungil Jieun, kilat api kemarahan terpancar jelas dari manik hitamnya.

Jujur saja, Jieun tak pernah melihat kakaknya semarah ini.

"Jo-Jongin Oppa ... Aaakkhh! Le-lepaskan!"

Jieun memekik kesakitan saat pria itu tiba-tiba menarik lengannya dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Tangis Jieun pecah begitu saja saat melihat gerakan sang kakak yang perlahan mendekati tempatnya tergeletak sembari melepaskan ikat pinggang dari celana jeans nya lalu menepis benda panjang itu ke area pahanya yang terekspos.

Cetas!

"Aw! O-Oppa, aku minta maaf ..."

Cetas!

"Aw! Jongin Oppa! Hiks ..."

Jieun menangis tanpa henti, sensasi pedih di pahanya benar-benar membuat hatinya seakan teriris. Jieun tak menyangka dia tega menyiksanya seperti ini. Bahkan, semarah-marahnya sang ibu, ibunya tak pernah melukai tubuhnya sampai separah ini.

"Hiks ... Hiks ... Jongin Oppa, he-hentikan." Jieun membalikkan posisi tubuhnya, ia menenggelamkan wajahnya pada permukaan seprai.

Jieun semakin terisak saat merasakan ranjang yang ia tempati mulai berdecit, menandakan ada sesuatu yang membebani ranjang itu. Tubuh Jieun meremang sempurna saat hembusan nafas hangat membelai lembut tengkuk lehernya. Seakan tengah berusaha membangkitkan hasrat yang tak pernah gadis itu rasakan sebelumnya.

"Jieun ..."

"Eungh!"

Jieun tak mampu mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat dia dengan sengaja menaikkan dress yang ia pakai sampai sebatas perut lalu menggesekkan sesuatu diantara bongkahan padat miliknya. Apalagi saat benda itu tak sengaja mengenai inti tubuhnya berulang kali. Membuat desahan yang tadinya tertahan di pita suaranya lepas begitu saja.

"Ahh ... Oppa, apa yang kau la-lakukan? Eungh!"

"Just playing with my little sister."

"Sadarlah! Aku adikmu, Jongin Oppa! Hentikan! Aaahh!"

Plak!

"Shut up, bitch!"

Jieun memekik kesakitan saat tamparan keras menghantam bokongnya berulang kali. Nyali Jieun menciut saat mendengar gertakan kakaknya yang begitu dingin dan menyakitkan. Jalang? Apakah pantas seorang kakak mengatai adiknya sendiri dengan sebutan hina itu?

Perlahan Jongin bangkit lalu membalikkan posisi Jieun. Mengurung Jieun dalam kungkungan tubuhnya yang besarnya 2 kali lipat dari tubuh Jieun. Dengan sigap, Jongin mengikat kedua tangan Jieun dengan ikat pinggangnya pada tiang ranjang. Yang tak pelak membuat ruang gerak Jieun terbatas. Jieun tak bisa melawan ataupun mempertahankan harga dirinya.

"Dan satu lagi, jangan panggil aku, Jongin. Pria lemah itu sudah lama menghilang."

"Ma-maksudnya apa?"

"Aku sudah membunuhnya." pria bermarga Kim itu mengangkat tangan kanannya dan meletakkannya tepat di atas dada kirinya. Tepat di atas jantungnya.

"Aku yang dulu sudah lama tiada, Jieun. Dia lemah. Dia tak akan mampu menghadapi dunia yang kejam. Karena itulah, aku mengambil alih semuanya."

Jieun bungkam saat melihat sorot gelap yang terpancar kuat dari kedua netra kakaknya.

Dia lemah? Aku yang dulu. Apa maksudnya?

"Dan satu lagi, my dear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan satu lagi, my dear." dia mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan, "Panggil aku Kai, Kai Oppa."

.
.
.
.
.

END

Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang