Darkness - 02

2.3K 95 11
                                    

I'm your nightmare, babygirl.

•••

Xi Lilian atau akrab disapa Lili. Gadis yang sekarang genap berusia 17 tahun itu tak pernah mengerti dengan kehidupannya. Mungkin lebih tepatnya dengan kehidupan asmaranya.

Mungkin, dikelasnya. Hanya ia satu-satunya gadis yang tak pernah merasakan apa yang dinamakan pacaran.

Sejak kedua orang tuanya tewas 5 tahun yang lalu dalam insiden kecelakaan. Meninggalkan dirinya dan sang kakak, Xi Luhan. Kehidupannya seketika berubah drastis. Ia merasa seperti terkena kutukan aneh. Kutukan yang terdengar tak masuk akal bagi kalangan muda milenial.

Setiap kali ia mendekati atau didekati oleh pria. Keesokan harinya, ia tak akan pernah menemuinya lagi. Mereka hilang secara misterius. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Dan yang paling menyakitkan adalah ketika ia teringat Kang Daniel—teman semasa kecil sekaligus cinta pertamanya—yang masuk kedalam daftar pencarian orang hilang. Dia tak pernah ditemukan sampai sekarang.

"Lili, lihat cincin yang ku pakai!" Lili memalingkan wajahnya ke arah sumber suara. Tepat di sampingnya, Jenny Kim—sahabat setianya—memamerkan sebuah benda putih bertahtakan berlian yang melingkar apik di jari manisnya.

Lili memutar bola matanya malas. Ia sudah tahu tabiat sahabat karibnya itu yang suka sekali mengejek statusnya.

"Kyungsoo memberikannya padaku kemarin! Aigoo, dia romantis sekali." tambah Jenny.

"Ya, ya. Terserah kau saja."

"Ciee! Cemburu ya~ makanya, cari pacar gih sana!"

Lili lebih memilih menatap layar ponselnya dibanding membalas celoteh Jenny. Terkadang, ia heran sendiri. Bagaimana bisa ia dapat berteman akrab dengan mulut kompor seperti Jenny.

•••

Lili mengerjabkan matanya pelan—sesekali menguap—lalu bangkit dari posisinya hingga bersandar dikepala ranjang. Kesadarannya masih belum sepenuhnya pulih. Ya, itu wajar. Karena suasana dibalik jendela kamarnya hanya dihiasi langit malam dan cahaya perak dari sang bulan.

Bisa disimpulkan, waktu diluar sudah larut malam.

Entah mengapa malam ini hati Lili tergerak untuk bangun dari ranjangnya. Dengan langkah gontai, Lili keluar dari kamarnya menuju ke arah dapur. Sekedar untuk mengisi perutnya dengan sesuatu yang bisa dimakan.

Tapi, langkahnya tertunda saat melihat cahaya aneh yang menyelinap keluar dari celah pintu. Cahaya berwarna kemerahan yang tentu saja sangat mencolok didalam gelap.

Ah, pintu itu.

Pintu berwarna coklat gelap yang dihiasi tempelan stiker-stiker berbau permainan khas pria, sepak bola. Mungkin dari luar tampak seperti pintu kamar biasa. Tapi, tidak bagi Lili.

Dia yakin, pintu itu membatasi sesuatu didalam sana. Suatu hal yang menjadi misteri bagi Lili. Bagaimana tidak? Apabila Luhan tak ada di rumah. Kamar itu selalu terkunci rapat. Dan anehnya sang kakak tak pernah mengizinkan ia masuk kedalam sana.

Kata Luhan, didalam sana tak ada hal menarik yang bisa dilihat. Apa Lili percaya begitu saja? Tentu saja tidak. Ia bukanlah gadis lugu yang bisa dibodohi dengan kata-kata sederhana itu.

Ini adalah kesempatannya untuk mengetahui apa yang ada dibalik pintu itu.

Lili menolehkan wajahnya, menatap sekeliling, memastikan dimana keberadaan sang kakak.

Good! Now, he's not here.

Naluri mulai mengambil alih, Lili mengikuti kemana langkah kakinya pergi. Ia tak mengindahkan otaknya yang terus memutar ulang seruan sang kakak setiap kali ia mendekati pintu itu. Layaknya seperti kaset rusak.

Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang