Darkness - 09

1K 53 2
                                    

I'm your nightmare, babygirl.

•••

Lee Ye Na, gadis berusia genap 18 tahun itu hanya berdiri kaku saat melihat layar televisi. Ini masih pagi. Jarum panjang baru menyentuh angka 6. Cuci muka saja belum apalagi mandi. Namun, ia sudah dibuat speechless dengan apa yang tertera didalam sana.

"Kembali, pembunuh misterius terjadi. Kali ini menimpa salah satu siswa sekolah menengah atas bernama Kim Seokjin."

Kim Seokjin. Ya, namja tampan itu. Dia mengenalnya. Tepatnya, 2 hari yang lalu Ye Na bertemu dengan Seokjin saat lomba fisika antar sekolah yang diadakan di Apgujong High School, tempat Ye Na bersekolah.

Apa Ye Na bertemu Seokjin saat lomba? Atau saat adu argumen tentang cara kerja gravitasi yang sampai sekarang ilmuwan masih bingung untuk menjelaskannya secara terperinci? Ah, tidak-tidak. Bukan seperti itu.

Jujur saja, Ye Na bukanlah salah satu murid yang dibekali otak secerdas Min Yoongi—teman sekelasnya—yang terkenal dingin. Atau ingatan luar biasa milik Shin Min Ah yang mampu mengingat 1 halaman hanya dengan sekali baca. Ye Na hanyalah salah satu dari sekian murid berotak pas-pasan yang mendapatkan keajaiban dari Tuhan untuk dapat bersekolah disini.

Singkatnya, dia bertemu dengan Seokjin yang tampak gelisah di lorong sekolah saat jam istirahat. Dan kalian tahu apa sebabnya namja itu gelisah? Rupanya, pria bermarga Kim itu sudah kebelet pipis dan tak tahu dimana letak toilet.

Wajar sih, sekolah tempat Ye Na belajar ini cukup luas. Apalagi disini juga banyak terdapat lorong-lorong. Orang yang baru pertama kali masuk tentu saja akan kebingungan.

"Korban ditemukan tergeletak tak berdaya di depan rumahnya dengan luka-luka yang cukup mengenaskan. Total ada 20 luka tusukan yang bersarang di bagian perut serta hantaman benda tumpul dibagian kepala korban."

Kalian tahu apa yang Ye Na pikirkan? Gila. Ini benar-benar sudah tak masuk di akal pikirannya. Bukan sekali atau dua kali, Ye Na mengalami hal seperti ini. Tapi, ini sudah yang ke sekian kalinya.

Setahun yang lalu, saat Chen—temannya yang super mesum dan jail—dengan sengaja menepuk bokongnya. Sehari setelahnya, Chen diberitakan dirawat intensif di rumah sakit dengan luka parah dibagian tangannya.

Sebulan setelahnya, Ye Na menerima pernyataan cinta dari Chanyeol—kakak kelasnya—dan mengikrarkan hubungan mereka di depan teman-temannya. Awalnya, Ye Na bahagia. Sangat bahagia. Bagaimana tidak? Ia berhasil mendapatkan hati pria yang selama ini ia cintai. Tapi, kebahagiaan mereka tak bertahan lama. Seminggu setelah mereka menjadi sepasang kekasih. Chanyeol tiba-tiba memutuskannya secara sepihak lalu kemudian keluar dari sekolah.

Tiga bulan setelah itu, teman-teman prianya mulai menjaga jarak darinya. Sehun, Kai, Luhan dan Lay. Mereka semua menjauhinya tanpa alasan yang jelas. Setiap kali Ye Na meminta penjelasan. Tak ada satupun yang mau angkat bicara. Mereka memilih diam dan meninggalkannya seorang diri.

"Menurut rekaman CCTV yang telah didapat oleh pihak kepolisian. Polisi juga mengungkapkan, pelaku pembunuh kali ini sangat cerdik karena tak meninggal jejak apapun di lokasi kejadian."

"Baaa!!!"

"Oppa! Apa yang kau lakukan!?" Ye Na tersentak kaget dan menghadiahkan cubitan panas pada orang yang telah berjasa memberikan shock attack padanya. Ye Na merengut kesal. Disaat ia tengah serius memperhatikan televisi. Ada saja hal yang mengganggunya.

"Anak ini! Kau lihatkan ini sudah pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak ini! Kau lihatkan ini sudah pagi. Apa kau tak mau sekolah, huh!?" omel sang kakak.

"Kris Oppa! Sebentar saja! Aku mau lihat berita!" pekik Ye Na.

"Cih! Sok rajin lihat berita! Nilaimu saja masih banyak yang dapat C! Dasar!"

"Yaaakk! Oppa!" pekik Ye Na tak terima. Walau omelan Kris tak sepenuhnya salah.

Ye Na menghela nafas. Ia menoleh kebelakang, sekedar melihat layar televisi yang masih menampilkan berita yang menyedot seluruh perhatiannya.

"Pelaku berpakaian serba hitam, diduga seorang pria dengan tinggi lebih dari 185 cm dan berkulit putih. Pihak kepolisian Seoul telah menyatakan pelaku pembunuhan tersebut masuk ke dalam daftar buronan."

Ye Na mencerna setiap kata yang masuk ke dalam gendang telinganya. Menebak siapa pelakunya? Ini sedikit sulit. Tak ada wajah. Yang ada hanya ciri fisik sang pembunuh. Ciri fisik yang sekilas mengingatkannya pada seseorang.

Cetak!

"Appo!" Ye Na berteriak sembari mengusap-ngusap kepalanya yang mendapat jitakan manis dari sang kakak. Ye Na mengangkat wajahnya, menatap nyalang sang kakak yang tingginya sudah seperti tiang jalanan.

"Mau sampai kapan kau melamun, huh? Ayo, cepat mandi!" tegas Kris lalu meninggalkan Ye Na yang tengah bergumam tak jelas.

"Jika ada salah satu dari anda mengenali ciri tersebut atau mengetahui pelaku dibalik pembunuhan sadis ini. Silahkan laporkan pada pihak kepolisian. Terima kasih."

Ya, semua itu mengingatkannya dengan kakak tirinya yang super duper cerewet, Kris Wu.

.
.
.
.
.

END

Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang