MYSTETY OF LOVE
"Heart wants what it wants". Kita tak pernah tau kepada siapa hati kita akan tertambat, meski mulut berkata tidak, jika hati yang memilih untuk mencintai seseorang, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Hanya ada dua pilihan, membohongi hatimu atau mengungkapkannya.
------------------------------------------------------------
"KUKKURUYUUUK..."
Alunan merdu ayam berkokok bak sebuah alarm alami yg menandai Awal dari segala aktivitas di desaku, segera akan disusul oleh suara Adzan Shubuh yang seolah sudah menjadi siklus yang terus berputar sepanjang waktu.
Desaku berada cukup jauh dari hiruk pikuk perkotaan, suasana sejuk, udara bersih, minim kendaraan dan tidak ada gedung pencakar langit adalah ciri khas tersendiri yang membuatku nyaman hidup di sini, bahkan aku pernah berpikir untuk tidak akan pergi ketempat lain dimanapun di dunia ini. Mayoritas penduduknya agamis yang taat, Norma dan agama adalah yang utama, mereka sangat keras terhadap hal-hal yang bertentangan dengan aturan.
4.30 AM.
Aku bangun dengan perasaan yang masih setengah sadar, kurenggangkan tubuhku dengan mengangkat kedua tanganku ke udara untuk memulihkan kesadaranku sepenuhnya, mulutku menguap selebar-lebarnya.
'Tok tok tok '
"Azzam... Sudah shubuh, bangun..." Suara Ayah membangunkanku untuk segera melaksanan kewajibanku sebagai penganut Agama yang taat,
"Iya Abi, aku bangun". Abi (Ayah) dan Ummi (Ibu) adalah panggilan untuk kedua orang tuaku.
seperti penduduk pada umumnya, aku terlahir dari keluarga yang cukup taat dalam beragama. Aku memiliki 3 saudara, satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Kami dididik dan dibesarkan dengan bingkai norma dan agama.
Hanya saja, ada satu rahasia besar yang selama ini kusimpan dan kututup rapat-rapat, Aku Seorang GAY.
Aku sadar sepenuhnya bahwa hal itu adalah kesalahan yang besar, jauh dari ketaatan, aku telah melanggar kodratku. Aku tidak pernah memililih dan berharap untuk menjadi seperti ini, semua terjadi begitu saja. Bermula ketika aku masih duduk di tingkat II SMP, aku mulai merasakan ketertarikan pada teman-teman dan kakak kelas laki-lakiku, entah kenapa mereka terlihat lebih menarik dibanding wanita- wanita cantik yang aku lihat.
Aku selalu berharap dan memohon dalam setiap doaku untuk sembuh dari semua ini, aku sakit!
...
Pagi-pagi sekali, kami (Aku dan adikku) sudah siap-siap berangkat ke sekolah, sembari Ayah juga sudah rapi dengan setelan kantornya, sementara Ibu sibuk di dapur menyediakan sarapan kami.
Aku merupakan seorang pelajar di Tingkat III SMA, ini adalah tahun terakhirku, sementara adikku masih duduk di tingkat IV SD. Ayah merupakan Kepala Dinas di sebuah Instansi Pemerintahan yang ada di Daerahku, sementara Ibu bekerja sebagai Pegawai biasa di Instansi yang sama. Kakakku sendiri bekerja pada sebuah Bank di Ibu Kota Provinsi dan tinggal bersama istrinya.
"Kak Azzam hari ini jemputnya jangan lama, Kifah jenuh kalo nunggu terlalu lama" ucap adikku yang baru saja menelan nasi gorengnya,
"Siap ndoro putrii" balasku bercanda.
"Selesaikan dulu makannya baru kalian ngobrol" kata ayah mengingatkan,
sementara kami kembali melanjutkan sarapan dalam keheningan.
Sudah menjadi rutinitasku, mengantar dan menjemput adikku ke sekolah, sementara Ayah dan Ibu berangkat dan pulang bersama, karena memang mereka satu kantor. Setelah sarapan dan pamit pada Ayah Ibu, segera ku keluarkan motor matic ku kemudian berangkat dengan Akifah yang ada di boncenganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Love
Roman d'amourWARNING!!! Cerita ini mengandung unsur Gay atau Homosexual. Namun, saya membuka cerita ini bagi siapa saja yang ingin membacanya, baik itu Homosexual, Bisexual maupun Heterosexual. Saya membuat cerita ini se-natural mungkin, menggambarkan kehidupan...