Opening

6.1K 236 31
                                    

1950

Bertahun-tahun sudah negara merdeka namun kondisi didalamnya masih saja bersitegang. Masih banyak ditemukan penjajah yang berusaha bertahan di banyak wilayah pelosok negeri.

Suara tembakan senjata serta deru bising pewasat tempur yang terbang pada posisi tidak jauh dari daratan sudah menjadi hal biasa untuk didengar setiap harinya.

Kondisi negara yang bersitegang tidak hanya antara pribumi dan para penjajah yang bersikeras untuk bertahan. Akan tetapi, ketegangan antar warga pribumi pun menjadi masalah besar bagi negara.

Bagaimana tidak. Kehancuran akibat perang telah merusak ekosistem alam sehingga begitu sulit untuk mendapatkan sedikit makanan.

Mayoritas warga miskin terlihat begitu memperihatinkan. Kelaparan melanda dimana mana. Terjadi baku hantam antar warga hanya karena memperebutkan sedikit remah nasi yang sudah tak layak konsumsi.

Hancurnya ekosistem alam akibat bombardir dari langit serta terjadinya kekeringan akibat kemarau panjang semakin membuat keadaan negara melewati batas status merah.

Makanan,air, tempat tinggal layak. Semuanya langka. Bahkan, sebongkah emas sudah tidak berharga dibandingkan sepiring nasi. Kenapa? Makanan dan air jauh lebih berharga dibandingkan sebongkah batu mulia.

Para tentara diturunkan untuk menenangkan situasi yang panas. Membagikan sedikit makanan dan air sama rata. Pada dasarnya manusia yang begitu rakus, selalu saja terjadi ketegangan antara warga dan tentara yang bertugas. Tak jarang. Para tentara itu harus mengeluarkan senjatanya untuk menertibkan situasi.

Selain tentara yang ditugaskan untuk membantu warga negara. Sebagian abdi negara itu pun ditugaskan untuk membereskan para penjajah yang masih tersisa.

.....

Pada suatu daerah pelosok negeri, sebuah pesawat tempur terbang dengan stabil. Pada titik yang sudah ditentukan, diturunkanlah satu tali tambang mencapai tanah.

Beberapa tentara itu turun dengan menggunakan tali itu lengkap dengan atribut dan senjatanya.

Para tentara itu bersiap untuk menghadapi musuhnya yang bersembunyi di hutan belantara.

Para tentara itu bersiap menuju markas yang berupa tenda tenda kecil yang tersembunyi diantara pepohonan dan semak belukar

"Hei. Lagi ngapain?"

Seorang tentara menghampiri rekannya yang sedang memandang sebuah foto disisi tenda persediaan senjata.

Seorang tentara menghampiri rekannya yang sedang memandang sebuah foto disisi tenda persediaan senjata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Joong ki.

Tentara abdi negara yang ditugaskan untuk membereskan sisa penjajah yang berusaha bertahan di tengah hutan sana.

"Oh. Ini, foto anak istriku Joong."

Jeon Seung gi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeon Seung gi

Abdi negara yang juga ditugaskan ke medan perang untuk mengusir para penjajah.

Joongki melihat foto yang ditunjukkan oleh rekan perjuangannya.

Sebuah foto wanita muda cantik dengan seorang anak laki-laki tampan dipangkuannya.

"Tampan. Berapa tahun dia? Tanya Joongki.

"Hampir dua tahun sekarang, sudah hampir delapan bulan gak pulang. Sungguh merindukan mereka dirumah Ki."

"Sama. Ku juga. Merindukan putra yang usianya hampir tiga tahun."Seunggi.

Dua abdi negara yang sudah berbulan-bulan meninggalkan keluarga tercintanya untuk membela tanah air. Mereka hanya berharap keluarganya baik-baik saja hingga tiba saatnya mereka pulang setelah selesai melaksanakan tugas mulia.

"Sayang ya Ki. Anak kita sama sama laki-laki. Andaikan saja-"

Terdengar suara tembakan dari tengah hutan dan juga teriakan orang orang.

Dua tentara yang telah menjalin persahabatan itu segera menuju sumber suara yang diyakini sedang terjadi baku hantam antara tentara dan para penjajah itu.

Dengan senjata yang lengkap itu mereka berlari masuk hutan dan bergabung untuk membela tanah air.

Peperangan yang terjadi selama berminggu minggu itu membuahkan hasil yang membanggakan.

Para penjajah itu berhasil diusir tanpa sisa. Penjagaan disetiap perbatasan dilakukan bergantian untuk menjaga negara agar tetap aman.

Situasi negara berangsur pulih. Kekeringan akibat kemarau panjang perlahan membaik. Hujan mulai turun membasahi tanah air dan tumbuhan mulai tumbuh.

Para warga negara dibantu oleh para tentara mulai membenahi kehidupan untuk lebih baik lagi .

Tak ada lagi peperangan, tak ada lagi baku hantam. Tak ada lagi perebutan sumber daya. Semuanya mulai membaik.

.....

Para tentara yang telah berjuang itu pun akhirnya dapat pulang untuk menemui sanak keluarga yang telah lama ditinggalkan.

Park Joongki dan Jeon Seunggi.

Dua sahabat yang sedang berkumpul bersama keluarganya di sebuah taman itu saling berbagi pengalaman selama mengemban tugas negara.

"Kita sudah bagaikan satu keluarga Jeon. Kuharap, hingga tua nanti. Kita akan terus berhubungan baik dan seperti satu keluarga seperti saat ini."

"Joongki. Andai kan anak kita wanita dan pria, alangkah senangnya jika anak kita berjodoh. Kita bisa menjadi besan. Menjadi satu keluarga yang sesungguhnya."

"Hmm. Kuharap juga begitu. "Seunggi menatap putranya yang bernama  Jeon Kang jeon yang tersenyum kepadanya.

"Andaikan kupunya seorang putri, akan kujodohkan dengan anakmu Park."

Park Joongki tersenyum mendengarkan ucapan sahabat seperjuangannya.

"Kita masih sangat muda Jeon. Bisa buat anak lagi hahahaha."

"Huahahahaha. Bagaimana jika kita jodohkan anak kita Park?"

"Ide bagus !"

Para istri hanya tersenyum dan meng'iya'kan keinginan suaminya.

Tahun demi tahun telah berlalu, Park Joongki dan Jeon Seunggi telah dikaruniai anak berjenis kelamin laki-laki .

"Jeon. Anak kita laki-laki semuanya Jeon. Sepertinya harapan kita pupus sudah."

Dua sahabat yang sudah semakin berumur itu hanya mensyukuri apa telah diberikan kepada mereka.

.....

Waktu terus berjalan, Park Joongki dan Jeon Seunggi yang semakin bertambah usia itu akhirnya dapat menyaksikan pernikahan putra putra mereka. Dan menyaksikan cucu mereka lahir ke dunia.

"Jeon. Cucumu laki-laki. Cucuku perempuan. Bagaimana jika kita jodohkan mereka ? Harapan dan keinginan kita akan terkabul Jeon."

"Aku setuju denganmu Park. Kita jodohkan cucu kita."

Dua sahabat seperjuangan itu pun akhirnya membuat sebuah surat wasiat untuk menjodohkan cucu mereka.



Nikah Sama Adik Kelas [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang