EPILOG

8.6K 536 21
                                    

Hinata...

Aku beruntung kau hadir dalam hidupku. Kau bawa kebahagiaanku yang selama ini kucari. Kau beri cahaya di hatiku yang gelap. Kau bawa cinta dan kasih sayang yang sudah lama tidak kurasakan lagi. Merubah hidupku menjadi lebih baik. Kau, cahaya hidupku.

- Sasuke.

Sasuke...

Aku tak pernah membayangkan akan bertemu denganmu. Orang yang paling aku benci dulu, telah menjadi orang yang paling aku cintai. Aku kalah. Tapi, bukan berarti kekalahan itu membuatku sedih. Justru kekalahan ini membuatku bahagia. Aku beruntung menjadi orang yang paling kau cintai dan kau sayangi. Kau, bintang di hatiku.

- Hinata

***

Hinata duduk gelisah sambil menatap dirinya di cermin hias. Tangannya sudah berkeringat dingin.

"Mohon untuk tenang sedikit, Hinata-san."

Hinata melirik ke arah Ino yang sedang memakaikan lipstik bewarna pink cerry di bibir nya. Setelah selesai memasang lipstik, Hinata menghela napas lega.

"Aku sangat gugup." Kata Hinata sambil menatap Ino yang sedang merapikan rambutnya yang sudah disanggul rapi.

"Yah... Aku mengerti. Walaupun belum pernah menikah, tapi setiap pengantin yang ku rias, selalu begitu. Itu wajar." Kata Ino sambil tersenyum ke arah Hinata.

Hinata tersenyum sambil mengangguk, lalu kembali menatap wajahnya di cermin rias. Ia pangling dengan dirinya sendiri.

"Kau sangat cantik, Hinata-san. Sangat cantik." Kata Ino yang ikut menatap wajah Hinata di cermin rias.

"Jangan berlebihan, Ino-san."

"Tidak. Itu benar. Kau sangat cantik. Padahal aku hanya memberikan riasan natural, tapi kau sudah sangat cantik."

Hinata tersenyum, lalu menatap Ino. "Terima kasih sudah turun langsung untuk mengurusi segala pakaian dan riasan untukku. Aku merasa terhormat."

Ino mengangguk. "Sama-sama. Lagipula, Sasuke adalah temanku juga. Jadi, tidak masalah."

"Permisi."

Hinata dan Ino menoleh ke arah ambang pintu ruangan mempelai wanita untuk melihat siapa yang menyapanya.

"Sakura-san?" Panggil Hinata heran. Sungguh tidak diduga. Ia pikir Sakura tidak akan datang mengingat reaksi wanita itu saat ia mengantarkan undangan pernikahannya pada Sakura.

"Bisa beri waktu untukku dan Hinata?" Tanya Sakura pada Ino.

"Tentu saja. Aku akan menunggu di luar." Jawab Ino, lalu keluar ruangan.

"Terima kasih." Kata Sakura sambil tersenyum.

Setelah hening sejenak sejak Ino keluar ruangan, Sakura mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Selamat atas pernikahanmu." Kata Sakura.

Hinata menatap Sakura, lalu beralih ke tangan Sakura. Setelah beberapa detik, Hinata tersenyum dan menerima jabatan tangan Sakura.

Hate or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang