cinta setelah menikah♡part 6

8.1K 165 1
                                    

CINTAH SETELAH MENIKAH 6

"wanginya.. Aisya pake parfum apa ya?" batin ahkam
"mas" suara aisya menyadarkan ahkam yg tengah terbuai.
"iya sayang, ehh" ahkam membekap mulut dengan tangan, "lancang amat nih mulut" runtuknya.
Aisya menunduk dengan pipi memerah.
"mm ehhiya, aku beli martabak buat kamu" ahkam mencairkan suasana. Aisya menerima kresek yg ahkam beri.
"biar aku makan sehabis sholat maghrib"
ahkam mengangguk.
"oke. Aku mandi dulu"
"Btw, aku suka wangi parfum kamu" bisik ahkam dengan senyum kecil. Badan aisya menegang saat dengan jahil ahkam meniup telinganya yg tertutup jilbab. Bisa banget deh mas ahkam wkwk.
.
Pulang sholat maghrib dari masjid. Ahkam keruang tamu, mendapati istrinya tengah duduk disofa dengan sepotong martabak ditangannya.
"aku makan martabaknya ya" ucap aisya pada ahkam yg kini sudah duduk disamping. Ahkam ngiyakan.
"kamu mau?" tawarnya, setelah mengunyah martabak yg baru saja digigit.
"ngga, aku udah kenyang" tolak ahkam.
Setelah menelan beberapa gigitan martabak, aisya memegangi kepalanya yg terasa pusing.
"kenapa sya?"
"kepalaku pusing mas"
seketika aisya ambruk tepat di dada ahkam.
"sya, aisya" ditepuknya pelan pipi aisya berkali kali.
Ahkam membopong aisya. Lalu menidurkannya diatas kasur.  
"gila. Manjur juga nih obat, baru aja aisya makan sedikit udah langsung pingsan gini"
Ya! Ahkam mencampuri martabak dengan obat tidur dari aban.
Dan sekarang aisya tak sadarkan diri karna pengaruh obat itu.
Ahkam mengamati wajah aisya, cantik dan tenang, membuat siapapun yg melihat pasti hati nya adem. Namun tak semua seberuntung ahkam.
"sentuh ngga ya?"
"ngga, ngga boleh kam. Berhubungan itu harus dilakukan secara sadar, sedangkan aisya sekarang dalam keadaan ga sadar" ahkam modar mandir.
"Tapi ini kesempatan" badannya sudah menaiki kasur, tangannya hampir menyentuh aisya.
"sentuh ga, sentuh ga" ahkam dibuat bimbang oleh pilihannya sendiri.
Pikiran menginginkan, tapi Hati berkata Tidak.
Arrgghh... Dia mengacak rambut, frustasi.
"Tenang ahkam. Kendalikan pikiran kamu, jangan turuti nafsu, JANGAN..."
Dret... Drettt...
Ahkam merogoh ponsel yg bergetar dari saku celana.
Tertera nama Aban di layar.
"ngapain ini anak pake video call?" lalu menggeser tombol hijau tanda menerima.
"Bro, berhasil ngga?" suara aban menyeruak dengan wajah besar terpampang di layar.
"ban geseran, aku pengen liat" wajah Azmi juga muncul, membuat ahkam kaget.
"Astaghfirullah al'adzim... Salam dulu bang" ahkam membalas.
"assalamu alaikum"
"berhasil ngga nyentuh aisya?" seru Aban. Dasar kepo kuadrat nih anak.
"wa alaikumsalam. Kalaupun berhasil kalian tuh ganggu" oceh ahkam dengan ekspresi yg sulit diartikan.
"Sorry, diliat dari tampang sih kayanya gagal" tebak aban. Ahkam mengangguk.
"kenapa gagal lagi, emang obatnya ga berreaksi?" tanya aban
"Udah, aisya juga pingsan. Tapi aku ga tega kalo harus menyentuhnya tanpa izin"
"jangan ka. kasian teh aisya, kalo nanti bangun terus menyadari sesuatu ada yg hilang. Dia bisa benci sama kaka" ucapan Azmi ada benarnya juga. Pikir ahkam.
"tapi itu hak suami" sambar aban.
"tidak boleh begitu ban. Harus ada izin dari pihak sang istri" lanjut Azmi
"istri akan berdosa kalo ga menuruti keinginan suami, azmi" aban tetap kekeh dengan pendapatnya.
"suami pun akan berdosa bilamana menyentuh istri tanpa adab yg benar. Itu namanya pemaksaan, karna hubungan harus dilakukan secara sadar dan ikhlas"
Azmi dan Aban beradu mulut.
Ahkam memutuskan sambungan.
Kedua sahabatnya itu malah membuatnya semakin bingung.
"Hufftt..." ahkam membuang nafas berat, kepalanya menyender pada ujung ranjang.
Ia teringat perkataan azmi.
"jika aisya bangun, mengetahui ada sesuatu yg hilang darinya, dia bisa benci"
Ahkam menggeleng, ia tak mau aisya membenci dirinya.
"TIDAKKK...!"
.
.
#bersambung...

cinta setelah menikah♡☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang