CINTA SETELAH MENIKAH 11
"ngga. Mas aja yg makan, aku mau tidur" aisya bangkit berdiri dan memasuki kamar.
Melihat aisya pergi dengan wajah cemberut, ahkam tak jadi makan, padahal perut sudah keroncongan, pulang kerja ngga ada makanan. Sekalinya ada malah menimbulkan masalah.
Hadeeeh...
Ahkam menggaruk kepala.
Nasib!
"Aisya.." panggil ahkam setelah membuka pintu kamar dan masuk kedalam.
Aisya diam, seakan tak mendengar adanya suara. Ia tetap fokus pada novel yg tengah di baca, menutupi sebagian wajah cantiknya.
Ahkam duduk samping kasur, mengambil novel dari tangan aisya.
"Mas" kesal aisya.
"Apa? Ga baik loh suami dicuekin" katanya sambil meletakan novel ke atas laci.
"bukannya mas lagi menikmati masakan amelia yg katanya enak itu" balas aisya sewot.
Melihat raut muka dan sikap aisya yg berubah. Ahkam menatap penuh selidik.
"ohh, jadi ini yg ngebuat kamu cuekin aku. Kamu cemburu ya sama amelia"
aisya melirik ahkam, bola matanya memutar.
"apa iya aku cemburu?" pikir aisya.
"udah. Ngaku aja deh, kalo kamu memang cemburu" ledek ahkam.
"Ngga. Memang siapa yg bilang aku cemburu?" kata aisya jutek.
"Tuh, barusan kamu yg bilang"
"iiih.. Aku kan mengulang ucapan mas"
Bug!
Aisya melempar bantal kearah ahkam. Untung saja ahkam menghindar, dan bantal itu mendarat mengenai tembok.
"ngga kena. Wlee" ahkam mencibir aisya kemudian berlari.
Aisya yg sudah kelewat kesal langsung mengejar.
Dari situ, terjadilah aksi kejar-kejaran antara keduanya.
"nyebelin!" aisya memukul-mukul lengan ahkam yg baru saja ditangkapnya.
"Aduuuh" ahkam meringis.
"Hahaha, Geliii..."
seketika aisya tertawa nyaring saat ahkam balik membalas dengan menggelitiki badannya.
"Stop masss..." tawa aisya semakin meledak. Rasa geli disekujur badan tak dapat ia tahan lagi.
"Ampun ngga" kata ahkam sambil tertawa, tangannya terus menggelitiki aisya tanpa henti.
"Iya, ampun mas. Aku ga kuat"
aisya memeluk ahkam. Nafasnya terengah-engah, tawanya tak kunjung berhenti meski ahkam sudah tak lagi menggelitiki.
"Lepas mas" aisya meronta setelah sadar dirinya sedang memeluk ahkam. Namun, ahkam malah mengeratkan pelukannya.
"Mas"
"Jangan dilepas sya, aku mohon" bisik ahkam.
"Tapi mas.." aisya kembali meronta.
"izinkan aku memelukmu seperti ini, walau itu hanya sekali"
suasana hening.
Oke! Kali ini aisya membiarkan ahkam memeluknya. Ia pun merasa tak tega mendengar ahkam memohon dengan suara lirih.
"Mas" panggil aisya.
"jangan dilepas, sya" ahkam kembali mengeratkan kedua tangannya dipunggung aisya.
"Aku mau tidur" ucap aisya.
"tidurlah"
"tapi, lepasin dulu tangan mas" pinta aisya.
Dengan amat sangat terpaksa ahkam melepas tangannya dari punggung aisya. Dan mengikuti pergerakan aisya yg berjalan menaiki kasur.
Aisya sudah berbaring ditutupi selimut.
Lagi lagi guling ditaruh ketengah, Ahkam menatap tajam pada guling lalu ngedumel.
"Dasar pengganggu!" sambil mencubit gemas guling tak bersalah itu.
Kemudian terlelap tidur. Karna ia juga tak ingin jadi penyebab telat bangun sholat subuh.
.
"Mas" panggil aisya setelah selesai melipat mukena yg baru saja dikenakan untuk sholat subuh.
Ahkam yg sedang mengkancing kemeja putihnya melirik.
"apa?"
"aku boleh minta izin ngga?"
"memangnya mau kemana?"
"aku bosen dirumah kalo mas kerja. Jadi aku mau kerumah bunda, boleh kan?"
ahkam menghentikan aktifitasnya, lalu menyentuh kedua bahu aisya.
"jadi kesepian ya kalo ga ada aku" kata ahkam menggoda.
"jujur?" ahkam mengangkat dagu aisya yg menunduk.
"ngga" jawab aisya dengan pipi memerah. Ahkam terkekeh.
"iya, ngga salah lagi kan" sambung ahkam tersenyum lebar.
Aisya meninju lengan ahkam pelan.
"cieee, merah gitu mukanya" ledek ahkam.
Aisya langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Entah ahkam hanya pengen ketawa melihat tingkah aisya yg malu-malu. Lucu.
"aku izinin" ahkam kembali membahas permintaan aisya tadi.
"nanti aku berangkat kerja pakai mobil, biar sekalian anter kamu" lanjut ahkam, aisya menurunkan tangan yg menutup wajahnya.
"oya, aku boleh minta tolong?" ucap ahkam, aisya mendongakan wajah.
"apa?"
"tolong pasangin dasi"
aisya tersenyum malu kemudian mengangguk....
.
*DIRUMAH MERTUA*
.
Ngikk!
Mobil ahkam berhenti tepat dihalaman depan rumah mertuanya.
"assalamu alaikum"
ahkam mengetuk pintu.
"wa alaikumsalam, Masyaallah aisya, nak ahkam" senang bu fatma setelah pintu dibuka.
"bundaaa, aku kangen.." aisya menghambur memeluk sang bunda.
"Aduuh, bunda juga kangen" balas bunda.
"Bunda, ahkam berangkat kerja dulu ya, udah hampir telat. Aisya mau disini, katanya kalo dirumah kesepian ga ada ahkam" ucap ahkam sambil terkekeh pada mertuanya.
"emang gitu kalo pengantin baru, maunya berduaan mulu. Kalo ditinggal suka rindu" bisik bu fatma pada ahkam. Ahkam pun tertawa.
"tapi aisya ngga gitu" celah aisya saat mendengar ucapan bundanya.
"sekarang ngga, tak tau besok. Iya kan nak ahkam?" bunda menimpali.
Ahkam mengangguk sambil tersenyum.
Aisya melembungkan wajahnya, sehingga pipi cabby nya semakin besar, membuat siapapun gemas melihatnya, termasuk ahkam. Ingin rasanya mencubit saat itu juga.
"Yaudah bun, ahkam berangkat. Salam buat ayah" ahkam mencium punggung tangan bu fatma yg sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.
"hati-hati mas" ucap aisya. ahkam mengangguk.
"Lah, ga ada andegan cium-cium gitu?" tanya bu fatma.
Aisya menatap bundanya dengan tatapan aneh, kemudian mencium tangan ahkam.
"bukan cium tangan, tapi ini" bu fatma menunjuk keningnya.
"bundaa..." rengek Aisya.
Sang bunda tersenyum lebar.
"ahkam" panggilnya sambil kasih kode-kode, agar ahkam mencium aisya. Lalu masuk rumah meninggalkan ahkam dan aisya, berdua.
Setelah kepergian bunda, Ahkam mendekatkan jarak pada aisya.
"Rasulullah selalu mencium kening istrinya, boleh kah aku mencontoh sunah Rasul?"
mendengar perkataan ahkam, aisya menjadi gugup, lututnya terasa lemas. Kenapa aku seperti ini Tuhan. Batin aisya.
"aku ga maksa ko" ucap ahkam lagi.
mas ahkam nya sabar banget.
"Mas" panggilan aisya menghentikan langkah ahkam.
"silahkan" aisya menutup mata mengizinkan ahkam mencium keningnya.
Wajah ahkam sumringah, ini beneran kan? aku ga lagi mimpi? Tanya ahkam berkali kali pada hatinya.
"kamu ga terpaksa?" tanya ahkam pada aisya yg berdiri didepannya. padahal dihati udah seneng banget pengen cepet2 nyium wkwk.
Aisya menggeleng.
Setelah Mendapat persetujuan, ahkam tak menyia-nyiakan kesempatan
Didekatkan bibirnya menyentuh kening aisya.
"uluhh soswiitt nya" bunda yg sedaritadi ternyata mengintip dibalik jendela bergumam senang.
"mas udah, nanti telat kerjanya" ucap aisya pada ahkam yg terlalu lama mencium keningnya.
Ahkam tersadar sambil cengengesan.
"aku berangkat, assalamu alaikum"
"wa alaikumsalam"
ahkam berjalan dengan semangat 45. Senyumnya tak bisa luntur sampai masuk kedalam mobil.
"semangat kerja ini mah"
serunya.
.
Sesampai dikantor.
"Widiih.. Kenapa tuh muka, habis nemu duit sekoper bang. Bahagia amat"
Aban menyindir ahkam yg baru saja mendaratkan bokongnya di kursi kerja.
"jangan jangan udah dapet malam pertama" azmi menimbrung.
Ya! Ketiganya bekerja dan ditempatkan diruangan yg sama.
Ahkam tak menggubris dan langsung mengerjakan pekerjaannya dengan semangat. Rasanya pengen cepat2 pulang agar bisa bertemu sang istri.
.
Waktu berjalan begitu cepat bagi ahkam, sekarang dia sudah sampai depan rumah bunda untuk menjemput aisya. pakaian kantornya tak sempat ia ganti karna pulang kerja sudah langsung meluncur.
.
.
"bunda, Ayah. Kami pamit pulang ya" ucap ahkam.
"baiklah, sering sering ya main kesini" sahut Ayah.
Ahkam dan aisya mengangguk.
Setelah berpamitan mereka pun pulang. Ahkam mengambil rute jalan lain supaya cepat sampai rumah.
Namun...
.
.
#bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta setelah menikah♡☆
RomanceSeorang pria yang begitu taat pada agamanya yaitu islam selain itu ia juga baik, sopan, soleh, dan tampan yang bernama Hafizul Ahkam yang kerap dipanggil Ahkam, Yang baru saja menamatkan sekolah di yaman, Dijodohkan dengan seorang wanita yang begitu...