15

2.5K 192 131
                                    


"Mukanya kenapa sembab banget. diputusin Jungkook?" Tanya Joy santai sambil mengaduk tehnya tidak memikirkan perasaan adiknya yang sedang campur aduk seperti teh yang diaduknya.

"Aku yang mutusin" jawab Jihyo pelan

"Astaga?! Padahal aku cuman bercanda" Joy terkejut mendengar jawaban dari adiknya, lalu ia menatap pilu Jihyo.

"Bagaimana? Kok bisa terjadi?" Lanjut Joy

"Ya pokoknya gitu deh" jawab Jihyo sambil berdiri dari duduknya.

"Aku kekosan dulu, banyak tugas yang nunggu" pamit Jihyo pada kakaknya.

"Kerjain tugas yang bener, jangan mikirin yang barusan diputusin"

.

Keesokan harinya Eunha berjalan dikoridor bersama Jihyo menuju perpustakaan, mereka melewati lapangan basket. Terlihat Jungkook tengah tertawa bersama teman-temannya.

"Aku ngga bisa berkata-kata lagi, Hyo. Benar-benar brengsek lelaki itu" ucap Eunha sambil melirik sinis kearah Jungkook.

"Udahlah, udah berlalu juga" Jihyo tidak mau memusingkan hal itu. Tapi jika boleh berkata jujur, ia sangat tidak mau hal ini terjadi. Hatinya seperti tidak lengkap tanpa hadirnya sosok lelaki yang biasa berada disisinya. Jihyo hanya bisa berusaha sekuat tenaga agar melupakan pria itu dan membiasakan diri untuk tidak bersamanya.

Tiba-tiba Yugyeom mendatangi mereka berdua.

"Ha, bentar aku ada perlu sama kamu" ucap Yugyeom dengan nafas tersenggal.

Yugyeom mulai menceritakan permasalahan organisasi fotografi mereka. Yugyeom dan Eunha lumayan aktif di organisasi, sedangkan Jihyo lebih memilih untuk tidak ikut organisasi manapun.

Eunha menoleh kearah Jihyo dengan ekspresi sedih, sedih karena akan meninggalkan Jihyo. Jihyo yang sudah paham hanya mengangguk sambil tersenyum.

Setelah itu Eunha dan Yugyeom beranjak meninggalkan Jihyo yang sendiri.

Tak sengaja Jihyo melihat kearah lapangan lagi, terlihat Jungkook dengan senyumnya menerima sebotol air mineral yang diberikan oleh Yubin.
Tanpa disadari tangan Jihyo mengepal kuat ketika melihat pemandangan itu.
Dengan gerakan cepat ia berjalan menelurusi koridor, sampai akhirnya ia berhenti karena seseorang memanggil namanya.

Jihyo membalikkan tubuhnya, terlihat Junheo teman sekelasnya menghampiri.

"Kopi?" Junheo menunjukkan dua kopi yang dibawanya.

Jihyo terkejut hanya bisa mengangguk menerima tawaran Junheo.

"Punya waktu? Ada yang ingin aku bicarakan" tanya Junheo.

Lagi, Jihyo mengangguk.

Lalu Junheo menarik Jihyo untuk duduk di pinghir koridor yang tersedia bangku berderet.

"Kamu tahukan kalau fakultas kita sebentar lagi berulang tahun? Nah, ada acara prom nih sebelum hari h malam puncaknya yang ngundang penyanyi dj dll itu" jelas Junheo.

Jihyo menyedot es kopi sambil memerhatikan Junheo.

"Apa kamu mau datang ke prom-nya bersamaku?" Tanya Junheo sambil menyerahkan undangan prom itu.

"Kamu tahu kan kalau aku belum punya pacar. Kalau aku datang ke prom itu sendirian, mereka.. teman-temanku akan mengejek aku. Mereka akan bilang 'masa ketua badan eksekutif mahasiswa ga punya pasangan' aku tak mau hal itu terjadi. Jadi, bisakah kamu menolong aku?" Tanya Junheo dengan nada memohon.

"Cukup datang saja bersamaku, Hyo." Lanjutnya.

"Kenapa kamu ngga mengajak teman lain selain aku?" Tanya Jihyo

I Would [Complete]Where stories live. Discover now