Austin menjejalkan pakaiannya dengan asal ke dalam ransel sebelum menutup resletingnya. Dia berdiri dan menautkan ranselnya pada bahunya. Austin bercermin memandangi pantulan dirinya yang terlihat keren dengan pakaian kasual dan jaket kulitnya.
Austin tersenyum miring. "Makin ganteng aja nih gue. Kira-kira, siapa ya cewek beruntung yang bakalan ngerebut hati gue?"
Austin terkekeh dan berbalik hendak keluar kamarnya. Namun, dia terlonjak saat melihat Ibunya ada di ambang pintu menatapnya dengan aneh.
Austin tersenyum canggung. "Sejak kapan Ibu ada di situ?"
Asih tertawa pelan dan mendekati Austin. "Udah siap?" Asih balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Austin.
"Udah,Bu. Mereka udah nungguin aku di luar," jawab Austin.
"Ada yang kurang?"
"Kayaknya cuman kurang duit aja," jawab Austin berusaha menahan senyumnya.
"Yaudah, nanti Ibu transfer ke ATM kamu. Buruan gih berangkat!"
"Ibu nggak nganterin aku?"
"Mobil kamu udah kamu siapin?" tanya Asih memastikan.
"Iya, udah. Sudah siap di halaman rumah Karina," jawab Austin.
"Yaudah kalau udah bener-bener siap semuanya. Yuk, Ibu anter sampai ke rumah Karina."
Asih mengantar Austin hingga ke halaman rumah Karina. Karina sedang duduk di teras bersama Andi sedang mengobrol. Karina langsung berdiri saat melihat Asih dan menyaliminya. Andi juga ikut-ikutan menyalimi Asih meskipun dia belum mengetahui siapa itu Asih.
"Oh, jadi ini yang namanya Andi? Yang kamu bilang sama Ibu kalau dia yang ngajakin liburan?" tanya Asih pada Austin yang memang sudah menceritakan siapa dalang dibalik liburan mereka.
Andi tersenyum. "Salam kenal,Tan."
"Ibu kamu mana,Karina?" tanya Asih pada Karina.
"Ada di dalam. Bentar lagi juga keluar," jawab Karina.
"Oh gitu," sahut Asih dan beralih menatap Austin dengan serius. "Austin, inget, tugas kamu jaga dua gadis ini dengan baik."
Austin mengangguk kepada Asih dan menatap Andi dengan wajah datar seperti biasanya. "Kapan kita berangkat?"
"Sebentar lagi. Gue punya kejutan," kata Karina.
Austin mengerutkan kening. "Kejutan?"
Karina hendak menyahut, namun urung saat melihat Arum baru saja keluar dan menghampirinya. "Hati-hati di sana. Jaga diri baik-baik," nasehat Arum.
Karina mengangguk dan menyalimi tangan Arum. "Pasti,Bu."
Tepat setelah Karina menyahuti Arum, sebuah mobil SUV masuk pekarangan rumah Karina. Austin melirik Karina dan mengangkat alisnya tinggi-tinggi. "Ini kejutannya?"
Karina menunjukan cengiran sebagai tanggapannya. Kemudian, perhatian perhatiannya terfokuskan pada seorang laki-laki tinggi dan putih keluar dari mobil sambil melepas kacamata hitamnya. Laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Daniel.
"Ini dia cowok tercakep yang pernah gue lihat secara langsung," komentar Andi berbisik pada Karina.
"Ini Daniel,kan?" bisik Arum. "Kok, makin manis aja?"
Karina tidak menyahut karena dia hanya fokus melihat ke arah Daniel yang tengah berjalan dengan gagah ke arahnya. Laki-laki itu mengenakan pakaian kasual sama seperti Austin. Bedanya, dia tidak menggunakan jaket. Hanya kaos putih dan celana khaki pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship or Friendship? (RoF)- Complete
Teen FictionAustin dan Karina bersahabat sejak kecil karena mereka bertetangga. Kedekatan itu membuat Karina hanya berteman dengan Austin, begitu pun sebaliknya. Laki-laki berambut pirang itu sangat menyayangi Karina. Saat mereka baru kelas 12 SMA, Daniel seo...