Austin 🖕
*****
Waktu terus berjalan, tidak terasa seminggu sudah berlalu sejak hari pertama sekolah. Proses belajar sudah berjalan normal seperti biasa, begitu juga dengan kegiatan lainnya.Sore senin, biasanya anggota paduan suara akan berlatih. Begitu juga dengan Karina. Ia akan berangkat latihan sendirian naik ojek. Dia tidak bisa terus mengandalkan Austin, apalagi sahabatnya itu tidak ikut paduan suara.
Sebagian anggota paduan suara sudah berkumpul saat Karina datang ke gedung musik. Di sana ada beberapa kakak kelas senior,kelas 11, dan kelas 10 yang baru menjadi anggota. Karina hanya tersenyum tanpa menyapa pada wajah-wajah baru yang dilihatnya.
Senyumnya makin mengembang saat melihat Daniel berjalan menghampirinya dengan senyuman manis khasnya, yang tersenyum hanya dengan sudut-sudut mulutnya.
"Hei," sapa Daniel.
"Hei," balas Karina. Karina berusaha keras agar tidak canggung di hadapan Daniel. Menurutnya , dia tidak boleh membuat momen langkanya dengan Daniel menjadi hancur karena rasa gugupnya saat berhadapan dengan laki-laki itu.
Daniel melihat ke sekelilingnya dan kembali melihat ke arah Karina. "Gimana kabar lo setelah liburan?"
Karina mengangkat sebelah alisnya. Tumben sekali Daniel menanyakan kabarnya, tiba-tiba jadi sok akrab, dan seharusnya Daniel menanyakan itu ketika awal masuk sekolah kemarin.
"Baik," jawab Karina santai, padahal hatinya saat ini sedang berdebar-debar.
"Liburan ke mana aja?" tanya Daniel lagi.
"Cuman di rumah."
"Jadi, lo gak liburan atau piknik kemana,gitu?"
Karina menggeleng. Dia memang tidak pergi kemana pun saat liburan.
"Gak ada kisah percintaan?" tanya Daniel yang membuat Karina terdiam.
Karina memandang ke bawah, tidak yakin harus menjawab apa. Apa sih maksud dari pertanyaan itu?
Daniel berdehem. "Gue juga gak. Kalau itu bisa membantu."
Karina mendongak menatap Daniel. "Ngomong-ngomong ... apa maksud lo nanyain soal itu?"
"Ya gue kira ... lo sama dia ... anak basket itu ...." Daniel terlihat ragu mengatakannya. "Lo berdua kan udah kayak Upin dan Ipin. Kemana lo pergi, dia juga ada di sana," lanjut Daniel.
Karina langsung mengangguk paham, anak basket yang dimaksud Daniel adalah Austin.
"Jadi, maksud lo, gue sama Austin ... terjadi kisah cinta? Gitu?" tanya Karina sedikit ragu.
Daniel mengantup bibirnya sejenak. "Emm ... ya!"
Karina tertawa canggung. "Sayangnya, gak ada. Kita udah sahabatan sejak kecil."
Daniel tersenyum lega. "Oh ... syukurlah kalau gitu."
Karina mengerut namun bibirnya tersenyum. "Kok lo malah bersyukur?"
Daniel jadi gelapan. "Ya ... syukurlah ... persahabatan kadang lebih baik tanpa ada yang jatuh cinta."
Karina mengangguk membenarkan perkataan Daniel. Kadang, persahabatan berubah menjadi rumit ketika satu di antaranya ada yang jatuh cinta. Apalagi kasusnya, jika sahabat yang dicintai mencintai orang lain.
"Lo sendiri sama Siska? bukannya lo sama dia juga kayak Upin dan Ipin?" tanya Karina. Karina mulai menikmati momen ini, ternyata memang benar jika Daniel adalah orang yang ramah.
Daniel mengedikkan bahu. "Gue sibuk."
"Oh. Tapi bukan itu jawaban yang seharusnya," kata Karina. Dia berharap Daniel juga mengatakan bahwa mereka hanya bersahabat. Seperti dirinya dan Austin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship or Friendship? (RoF)- Complete
Fiksi RemajaAustin dan Karina bersahabat sejak kecil karena mereka bertetangga. Kedekatan itu membuat Karina hanya berteman dengan Austin, begitu pun sebaliknya. Laki-laki berambut pirang itu sangat menyayangi Karina. Saat mereka baru kelas 12 SMA, Daniel seo...