Di mulmed itu Daniel😘
---------
Karina menunggu Austin di teras rumahnya dengan tidak sabar. Kakinya sejak tadi bergerak mengetuk lantai keramik karena gelisah.
"Sorry, lama. Perut gue tiba-tiba mules," kata Austin cengengesan.
Karina mengibaskan tangannya. "Yaudah. Yuk, berangkat."
Austin mengeluarkan motor ninjanya dari bagasi. Dia menyalakan motornya dan mengenakan helm. Karina terlihat kesusahan memasang miliknya dan itu berhasil membuat Austin gemas.
Austin berdiri menghadap Karina dan mengambil alih kegiatan Karina yang sejak tadi tidak kunjung selesai.
Austin menatap Karina datar. "Mudah,kan?" katanya "Dasar manja!"
Karina memberengut. Austin selalu saja merendahkannya jika ia tidak bisa melakukan sesuatunya sendiri. Tapi, untungnya Karina sudah tebal muka jika Austin mengatainya seperti itu.
Austin menunggangi motornya dan menyuruh Karina untuk segera naik.
"Udah siap lo?" tanya Austin pada Karina yang sudah duduk di belakangnya.
"Udah."
Karina memegang erat tas yang dipasang Austin pada bahunya.
Motor ninja yang saat ini tengah melaju itu sudah sangat sering Karina tumpangi. Sejak awal masuk SMA, Karina selalu menumpang dengan Austin. Austin sendiri tidak masalah, ia malah senang.Sampai di sekolah, Austin dan Karina langsung menuju papan pengumuman untuk melihat masuk kelas mana mereka nanti.
Karina bernafas lega mengetahui bahwa ia masih satu kelas dengan Austin. Sejak kelas sepuluh, mereka memang selalu satu kelas. Inilah yang paling Karina sukai dari sekolahnya, pembagian kelas yang sama sejak kelas sepuluh.
"Gue bersyukur banget masih satu kelas sama lo," kata Karina senang saat dia dan Austin berjalan menuju kelas.
Austin menanggapinya dengan biasa. "Sebenarnya ... gue bosan harus sama lo terus. Gue juga pengen punya sahabat baru."
Karina mendelik dan memukul lengan Austin. "Jujur amat sih!"
Austin terkekeh. Baginya hari tanpa menggoda Karina bagaikan hari tanpa warna. Semuanya terasa hitam putih tak berkesan.
Sebenarnya, Austin adalah salah-satu siswa populer di sekolah karena bentuk tubuhnya yang atletis sebagai pemain basket andalan sekolah dan wajahnya yang tampan-manis. Namun, dia masih kalah dengan Daniel. Jika Daniel ramah tamah, maka Austin tidak demikian. Dia terkesan tidak peduli dengan orang lain jika tidak ada kepentingan. Saat ini pun, setiap Austin melewati siswi-siswi yang sedang nongkrong di depan kelas, ia selalu menjadi bahan pembicaraan. Namun, Austin bukan tipe yang peduli dengan kepopuleran.
Saat Karina dan Austin sudah di ambang pintu masuk kelas, seseorang memanggil Karina, membuat keduanya terhenti.
"Karina!" serunya.
Karina melihat siapa yang memanggilnya. Dahinya mengerut melihat orang itu yang ternyata Daniel. Pasalnya, Daniel dan dia hampir tidak pernah bicara kecuali saat latihan paduan suara. Meskipun begitu, Karina sering curi-curi pandang ke arah Daniel, dan syukurnya laki-laki itu tidak pernah menyadarinya. Austin sendiri tidak tahu bahwa Karina diam-diam menyukai Daniel. Karina tidak pernah menunjukannya dan tidak pernah membahas tentang Daniel. Tidak ada gelagat yang memberi petunjuk tentang perihal tersebut.
"Ada apa?" tanya Karina saat Daniel sudah berada di depannya.
Daniel melirik Austin sekilas sebelum bicara dengan Karina.
"Nanti upacara pembukaan MPLS, kumpulin anggota paduan suara yang lainnya," pinta Daniel "Gue gak bisa, soalnya gue ada tugas lain. Jadi, gue serahin ke elo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship or Friendship? (RoF)- Complete
Teen FictionAustin dan Karina bersahabat sejak kecil karena mereka bertetangga. Kedekatan itu membuat Karina hanya berteman dengan Austin, begitu pun sebaliknya. Laki-laki berambut pirang itu sangat menyayangi Karina. Saat mereka baru kelas 12 SMA, Daniel seo...