Don't Push Me (4)

2.8K 406 278
                                    

“Jangan lepaskan aku, jika itu akan membuatmu terluka”
Daniel berbicara saat pelukan Jihoon berakhir.

Jihoon tersenyum kecil.

Pria manis itu kembali mengulurkan tanganya untuk menyentuh wajah Daniel kemudian berseru pelan, “Mempertahankanmu jauh lebih menyakitkan untuk ku”.

.

.


.

.

.
Tepat tiga hari berlalu sejak ulang tahun Jihoon.

Tiga hari berlalu sejak Jihoon memutuskan untuk mengakhiri segalanya dengan Daniel.

Dan sudah tepat tiga hari Jihoon tidak masuk sekolah ataupun datang kerumah Daniel.

Kedua orang tua Daniel bahkan harus datang kerumah Jihoon hanya untuk mengecek keadaan pria manis yang sudah dianggap sebagai putranya sendiri.

Daniel bahkan sempat memutuskan untuk menginap disana hanya untuk menemani Jihoon yang nyatanya hanya tinggal bersama para maid tanpa orang tua.

Tapi Jihoon-...
Menolak dengan senyum simpul.

Pria manis itu selalu berucap bahwa ia hanya ingin sendiri dan beristirahat.

Daniel berharap Jihoon lebih baik marah dan memukulnya.

Diam yang Jihoon berikan dalam sebuah senyum hampa yang selalu ia tunjukan beberapa hari terakhir terlalu membuat Daniel terluka.

Why?

Jangan katakan jika kau baru menyadari bahwa kau sudah kehilangan sosok yang sebenarnya sangat menyukaimu Niel.

Jangan katakan itu.

Karena itu akan membuatmu terlihat egois.

.

.

.

Di sekolah Hyungseob hanya mampu termenung.

Satu-satunya teman yang dekat denganya adalah Jihoon, dan nyatanya pria manis itu sudah tidak berangkat sejak tiga hari lalu.

Hah.

Jika Hyungseob menjadi Jihoon pasti ia akan menempelkan banyak plester di dada bagian kirinya.

“Melamun?”

Hyungseob menoleh dan sebuah senyum simpul segera ia tunjukan saat sosok Minhyun datang dengan sebuah kaleng soda ditanganya.

“Kenapa semua menjadi serumit ini?”
Hyungseob menatap lapangan basket dihadapanya dengan sendu.

“Mungkin memang harus serumit ini lebih dulu untuk akhirnya menjadi jelas” Minhyun berseru dan berhasil mengambil alih atensi Hyungseob.

“Jihoon terluka-.. aku harus bagaimana?” Jelas terlihat Hyungseob kini menundukan kepalanya.

“Apa kau lupa? Kau juga pihak yang tersakiti”

“Ya! Hwang Minhyun kenapa kau selalu memperjelaskanya!”
Seruan kesal akhirnya Hyungseob arahkan pada Minhyun yang berakhir dengan kekehan kecil.

“Salahkan dirimu yang terlalu memperhatikan orang lain disaat dirimu sendiri berada dalam masalah” Minhyun kembali berseru dan Hyungseob yang mendengus.

“Kau akan tetap mempertahankanya atau kau akan melepaskannya seperti Jihoon melepaskan Daniel?”

Hyungseob diam.

Pria itu mencoba menyusun jawaban yang pas untuk pertanyaan serius seniornya itu.

“Apa yang harus aku pertahankan saat aku harus menyerah bahkan sebelum memulai”

NIELWINK || ONESHOOT^^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang