Three

329 19 0
                                    

Teeett Teett

Bel istirahat sudah berkumandang diseluruh area sekolah. Tetapi sepertinya kelas XI MIPA 1 belum di izinkan keluar kelas oleh guru yang sedang mengajar dikelas itu.

"Anak anak, masih ada materi yang harus Ibu bahas. Jadi istirahatnya ditunda dulu." Ucap Bu Ina, guru bahasa inggris jurusan MIPA.

"Yaahhh.." Semua murid XI MIPA 1 mendesah kecewa. Tak lupa sumpah serapah mereka ucapkan dalam hati untuk guru itu.

"Bu, saya mau izin." Keira tiba tiba berdiri dari bangkunya. "Ya? kamu mau ke toilet?" Tanya Bu Ina dengan raut wajah kebingungan. "Bukan, saya izin ke kantin, laper." Dengan santainya Keira mengucapkan kalimat itu.

Bu Ina hanya berdecak, malas untuk meladeni murid seperti Keira.

"Diam tandanya boleh." Keira berjalan keluar kelas dengan langkah ringan. Bahkan dia melewati Bu Ina yang sedang menulis dipapan tulis dengan santai.

Semuanya menatap kepergian Keira dengan tatapan cengo. Semudah itu kabur mapelnya Bu Ina? Pikir semua teman sekelas Keira.

Abel memberikan kode kepada Vana serta Stella yang duduk tepat dibelakangnya. Dengan cepat, Vana bisa mengerti apa yang dimaksud oleh Abel.

"Bu, saya juga laper." Ucap Vana.

"Hmmm." Saking fokusnya menulis materi dipapan tulis, Bu Ina hanya menjawabnya dengan deheman.

Walaupun hanya Vana yang berbicara, tetapi Abel serta Stella juga ikut keluar dari kelas.

Lagi lagi semuanya menatap cengo kearah pintu keluar.

"Ahhh saya juga laper." Satu murid lagi mulai meninggalkan kelas.

"Saya juga Bu."

"Saya belum sarapan."

"Perutnya minta diisi."

Alhasil mereka semua pergi meninggalkan kelas begitu saja tanpa meminta persetujuan Bu Ina.

Kelas menjadi kosong tanpa ada penghuni nya satu orang pun. Bu Ina hanya bisa menahan sabar atas kelakuan semua murid dikelas XI MIPA 1.

Kalau bukan Keira yang memulai, pasti semuanya tidak akan pernah terjadi.

.

Black Troublemaker sedang asik mengobrol disalah satu meja kantin. Mereka juga sesekali tertawa karena candaan yang dilontarkan salah satu anggota.

"Eh eh.. Hari ini bobok cans yuk. Biar bisa dihukum dilapangan." Keira berujar dengan semangat 45. Dia benar benar sedang mood untuk membuat kerusuhan.

"Heh.. Kayak kalian cantik aja pake bobok cans segala." Semua anggota Black Troublemaker menengok kearah sumber suara. Ternyata salah satu rival Vana yang berbicara.

"Heeh dempul, gausah ikut campur lo." Vana mulai tersulut emosi. Bahkan hanya melihat wajah anak anak famous yang tebal dengan bedak sudah bisa membuat emosi Vana memuncak.

"Siapa yang lo katain dempul?" Gadis itu juga sudah tersulut emosi karena disebut dempul oleh Vana. Tetapi seharusnya gadis itu tidak marah, karena kenyataannya bedak yang dia pakai terlalu tebal.

"Ya elo lah. Masa gua katain tulang ayam." Vana mengubah posisinya menjadi berdiri agar bisa sejajar dengan gadis dempul itu.

"Eh kurang aja lo ya." Gadis itu menunjuk wajah Vana dengan jarinya. Vana memasang raut wajah tidak ketakutan. Amarah gadis didepannya ini tidak akan pernah bisa membuat dia takut.

"Hajar Van.." Ujar Keira ikutan memanas manasi.

"Timpuk pala tuh cewek pake wajan nya Ibu kantin." Abel juga berbicara tak kalah semangatnya.

Black TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang