Suasana kantin terlihat cukup sepi, padahal saat ini sedang berlangsung jam istirahat yang kedua. Sebenarnya para murid di sekolah itu sedang menonton pertandingan basket di lapangan.
Jika bukan siswa tampan yang bermain, mana mungkin mereka mau menonton pertandingan basket.
Tetapi berbeda dengan para anggota Black Troublemaker. Mereka memilih untuk tidak melihat pertandingan itu, dan menjalankan aktivitas masing masing.
Seperti Abel yang berada di dalam toilet untuk memenuhi panggilan alam.
Keira yang masih betah berada di ruang Bk. Mungkin saja dia sibuk mengerjai guru Bk yang ada di sana.
Stella berada di perpustakaan. Seharusnya dia di sana untuk belajar. Karena guru menyuruhnya untuk mencari buku referensi di perpustakaan. Tapi, Stella malah sedang asik tertidur.
Dan kini, Zivana yang berada di dalam kantin yang sepi. Hanya ada dirinya di sana. Zivana benar benar sendirian. Namun ia tidak takut sama sekali, lebih baik bertemu setan daripada harus mati kelaparan.
Zivana dengan tenangnya menyatap makanan yang berada di atas meja. Disana terdapat beberapa makanan. Ada bakso, nasi goreng, ayam goreng, dan juga Jus Mangga.
Zivana bersyukur dalam hati, ia merasa senang karena bisa makan dengan kondisi tenang. Zivana berharap suasana kantin akan terus seperti ini.
Walaupun itu tidak mungkin.
Beberapa menit kemudian, segerombolan gadis memasuki wilayah kantin. Kira kira, jumlah mereka berlima. Dan, ada satu gadis yang paling mencolok disana.
"Banyak banget makan lo. Kek belum makan setahun." Gadis itu berhenti di depan meja Zivana dan tersenyum mengejek.
"Diem lo." Balasnya singkat. Zivana tidak mau ambil pusing, dia masih ingin fokus ke makanan nya.
"Heh, lo berani merintah gue?!" Gadis itu mengibaskan rambut panjang nya kebelakang. Zivana mengangkat bahunya santai, kemudian dia berkata. "Kenapa enggak?" Tanpa melihat kearah gadis itu sama sekali.
Gadis itu mengambil piring berisi nasi goreng yang berada tepat di hadapan Zivana. Dengan gerakan cepat, gadis itu memecahkan piring dengan membuangnya begitu saja ke lantai.
"Heh! Lo sarap apa gimana sih hah?!"" Zivana berdiri dari duduknya. Ia juga menggebrak meja kantin karena merasa kesal.
Gadis itu awalnya sedikit tersentak, namun dia tersenyum puas, karena bisa memancing emosi Zivana.
"LO BERANI NGATAIN GUA SARAP!" Gadis itu berteriak tidak kalah kencangnya. Sampai sampai, murid yang sedang fokus melihat pertandingan basket menjadi teralih perhatiannya.
Beberapa murid melihat kearah sumber suara. Perlahan, semua murid disana berjalan menuju sumber suara. Sekarang tidak ada yang melihat pertandingan itu lagi.
Mereka semua memilih untuk melihat pertandingan yang lebih seru dari basket.
"Yovita! Astaga muka lo!" Zivana memasang ekspresi panik di wajahnya. Mendengarnya, gadis yang bernama Yovita itu dengan refleks memegang wajahnya dengan panik. "Muka gua kenapa?!"
"Muka lo tebel banget kek cor-an jalan raya." Zivana berujar dengan santai nya. Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya.
Yovita memasang wajah jutek kepada semua yang tertawa. Seketia tawa itu lenyap di gantikan dengan keheningan yang mencekam.
"LO BERANI NGATAIN GUA?!"
"GUA GAK PERNAH TAKUT."
"LO NYARI MASALAH SAMA GUA?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Troublemaker
Teen Fiction"Ervan, Ervan ganteng deh. Bayarin uang kas gua yak?"-Abellia "Bu, buku pr saya ilang bu. Baru tadi pagi dimakan sama kucing saya."-Keira "Muka lo tebel banget kek cor-an jalan raya."-Zivana "Jalan jalan ke belanda, jangan lupa beli kerupuk. Ngapain...