Ting tong ting tong
Abel menarik selimutnya sampai menutupi kepala. Ia tidak berniat sama sekali untuk bangun dari posisi nya saat ini.
Ini adalah hari libur, hari dimana seharusnya Abel hanya beristirahat di rumah, atau berkumpul bersama ketiga temannya.
Ting tong ting tong
Suara bel itu belum juga berhenti. Dapat diperkirakan, suara bel itu sudah berbunyi dari tiga puluh menit yang lalu. Yang jelas Abel tidak perduli dengan siapa yang datang ke rumah nya.
Jika itu salah satu dari ketiga temannya, pasti mereka sudah menelfon Abel berkali kali.
Jika itu kedua orang tuanya, pasti mereka masuk tanpa membunyikan bel.
Begitupun jika itu Gio, sang sepupu Abel.
Drrtt Drtt
Sekarang, bukan bel rumah Abel lagi yang berbunyi. Melainkan ponselnya yang terletak di atas nakas. Dengan malas, Abel mengambil ponsel itu, dan melihat siapa yang telah menelfonnya.
Arka is Calling
Abel mengerenyitkan keningnya. Ia juga langsung mengucek mata. Apakah benar yang menelfon nya saat ini adalah Arka? Untuk apa Arka menelfon nya sepagi ini? Tunggu, memangnya ini masih pagi?
Abel melirik jam yang terletak dilayar ponselnya. Disana, jam menunjukan pukul setengah tujuh pagi.
Tentunya ini masih sangat pagi bagi seorang Abellia.
Abel memutuskan mengangkat telfon yang belum berhenti berbunyi itu. Setelah mengangkatnya, Abel menempelkan ponselnya ke telinga.
"Ya hallo?"
"Bel, ini gua Arka."
"Iya tau. Kenapa telfon? Masih pagi juga! Ganggu tau."
"Matamu masih pagi! Ini udah jam setengah tujuh woi. Kalau sekolah, udah telat kali lu."
"Yakan ini weekend. Berati setengah tujuh tuh masih pagi tau!"
"Yauda bodo serah lo. Btw, gua mau nanya dah. Di rumah lo gak ada orang ya?"
"Ohh ternyata elu makhluk biadab yang bunyiin bel terus terusan. Sampe tidur gua jadi gak konsen gitu."
"Anjir, ada gitu ya tidur konsen."
"Ngapasi emang gaboleh?"
"Serah lah bodo. Gua dateng kesini buat ngajakin lu lari pagi."
"Wahahah bung. Kau mengajak orang yang salah. Ya pasti gua gak mau lah."
"Ayolah Bel. Kali kali lo olahraga gitu biar sehat."
"Berasa gua gak pernah olahraga aja."
"Lah, emang gak pernah kan?"
"Pernah. Pas masih sd noh. Rajin beut gua ikut pelajaran pendidikan jasmani."
"Lah, SMP? SMA?"
"Bolos lah.. Pake nanya lagi lo."
"Yeu. Yaudah pokoknya lari pagi ama gua hari ini. Gak jauh jauh kok, sekitaran komplek rumah lo aja."
"Oke. Tunggu gua 2 menitan."
"Sip."
Abel mematikan panggilannya secara sepihak. Dengan rasa malas, ia pun beranjak dari kasurnya untuk bersiap siap lari pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Troublemaker
Teen Fiction"Ervan, Ervan ganteng deh. Bayarin uang kas gua yak?"-Abellia "Bu, buku pr saya ilang bu. Baru tadi pagi dimakan sama kucing saya."-Keira "Muka lo tebel banget kek cor-an jalan raya."-Zivana "Jalan jalan ke belanda, jangan lupa beli kerupuk. Ngapain...