Arka tengah berjalan menuju parkiran sekolah. Saat ini sudah waktu nya jam pulang sekolah, jadi tak heran jika banyak siwa yang sudah keluar kelas.
Selama di perjalanan, Arka selalu saja di senyumi oleh sejumlah siswi. Arka pun tak ragu untuk membalas senyuman mereka.
"Arkaaa.." Salah satu teman sekelas Arka memanggil. Arka pun menghentikan langkah kakinya.
"Kenapa Ra?" Tanya Arka kepada gadis di depannya yang bernama Tiara.
"Emm.. Temen gue udah balik semua. Gua balik gimana ya?" Tiara menggigit bibir bawahnya. Arka pun mengangguk mengerti. "Mau gua anter? Apa pesenin ojek online?"
Tiara sedikit terkejut. Ia kira Arka akan menolaknya, karena ia dikira mencari perhatian Arka.
"Ehmm.. Pesenin ojek online aja deh. Hp gua mati soalnya." Putus Tiara. Ia memilih untuk mendekati Arka secara perlahan. Tiara juga tidak menyangka kalau Arka itu tipe lelaki yang mudah di dekati.
"Oke, kita ke gerbang sekarang." Arka berjalan menuju parkiran. Tiara pun mengikuti lelaki itu.
Tak lama, akhirnya mereka berdua sudah berada di gerbang sekolah. Arka pun mengambil ponselnya, dan memesan ojek online untuk Tiara.
"Udah dapet nih. Mau di tungguin apa gimana?"
"Tungguin ya Ka? Soalnya gak enak nunggu sendirian. Hehe.." Tiara terkekeh sendiri. Arka yang melihat itu, mengeluarkan senyum maut nya.
Senyum yang dapat membuat gadis yang melihatnya jatuh cinta.
"Mas Arka ya?" Sebuah motor berhenti di depan Arka dan Tiara. Arka pun mengangguk saat pengemudi ojek online itu mencari dirinya. "Iya."
"Gua duluan ya ka." Tiara naik ke atas motor. Arka maju selangkah, mendekati Tiara yang sudah duduk di motor. "Hati hati.." Arka mengacak rambut Tiara dengan pelan. Tentu saja hal itu membuat Tiara terbang.
"Hehe.. Oke." Tiara memakai helm yang di berikan si pengemudi ojek online. Dan kemudian Tiara sudah pergi dari sana.
Arka membalikan badannya. Saat ini dia harus berjalan ke parkiran untuk mengambil motornya.
"Arka!" Arka menengok kearah sumber suara. Lagi, seorang gadis menghampiri dirinya.
"Ehh ya?" Arka mengenal gadis itu. Dia adalah anak kelas sebelah. Arka kenal karena jam piket nya, sama dengan gadis ini.
"Gua Zihan. Lo inget gak?"
"Inget kok. Kenapa Han?"
Zihan mengatur nafasnya terlebih dahulu. "Gua balik sama lo ya? Gak bawa mobil gue." Kata Zihan akhirnya.
Arka mengangkat satu alisnya. Namun beberapa detik kemudian ia mengangguk. "Boleh aja sih. Tapi gue bawa motor. Nanti kalau lo masuk angin gimana?"
Pipi Zihan memerah seketika. Ia tidak menyangka Arka akan sebegitu perhatian nya. Dengan cepat, Zihan mentralisir rasa malu nya itu.
"Emm gak lah. Ya kali gitu."
"Yaudah ayo." Arka melanjutkan kembali langkahnya. Zihan pun ikut berjalan di sebelah Arka.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran sekolah. Di perjalanan, Arka melihat Abel yang sedang tergesa gesa. Entah Abel mengejar apa, Arka tidak tahu.
"Ehh Ka.. Huhhh huhh.." Abel berhenti di depan Arka. Dia mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
"Lo kenapa Bel? Lagi cari sesuatu apa gimana?" Arka jadi penasaran dengan apa yang di cari Abel. Apa Abel sedang mencari lelaki yang bernama Satria itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Troublemaker
Teen Fiction"Ervan, Ervan ganteng deh. Bayarin uang kas gua yak?"-Abellia "Bu, buku pr saya ilang bu. Baru tadi pagi dimakan sama kucing saya."-Keira "Muka lo tebel banget kek cor-an jalan raya."-Zivana "Jalan jalan ke belanda, jangan lupa beli kerupuk. Ngapain...