Para anggota Black Troublemaker sedang berada di kantin. Mereka semua sedang menikmati waktu istirahat yang singkat itu.
"Ehh bolos aja yuk." Keira menawarkan hal yang paling menarik perhatian ketiga temannya itu. Tentu saja Abel, Vana, dan Stella tidak akan menolak.
"Ayo banget! Tadi kan elo sama Stella bolosnya gak ngajak ngajak." Ujar Abel bersemangat. Keira dan Stella dengan kompaknya mengangkat jari telunjuk dan jari tengah mereka.
"Yah maaf, namanya juga refleks." Ucap Keira.
"Yuk bolos. Hari ini gua kan ada latihan lomba tuh katanya, dan gua gak mau ikut." Stella merasa idenya Keira kali ini adalah penyelamat baginya agar ia tidak ikut latihan lomba matematika.
"Nah bener tuh. Daripada lo ikut latihan kan, mending bolos sama kita." Zivana semakin menghasut Stella agar gadis itu tidak ikut latihan lomba.
"Yee, hasutan setan lo." Keira berujar.
"Daripada elo, Setan nya!" Balas Zivana. Dengan sekejap semua yang ada di meja itu tertawa mendengarnya. Bahkan Keira pun ikut tertawa.
Saat mereka sedang asik tertawa, tiba tiba ada empat orang lelaki yang sudah berdiri di dekat mereka. Sudah bisa di tebak siapa keempat lelaki itu.
"Hai." Sapa Arka yang berada tepat di sebelah Abel.
Mendengar sapaan itu, anggota Black Troublemaker dengan kompaknya berhenti tertawa dan melihat kearah sumber suara.
"Ehh Raka." Ujar Abel saat melihat orang itu adalah Arka.
Arka yang mendengar Abel salah menyebutkan namanya, langsung memutar bola mata malas. "Arka Bel, bukan Raka." Katanya.
"Ohh iya lupa." Abel merespon nya dengan cengiran kuda. Arka dan ketiga teman nya menggelengkan kepala melihat tingkah Abel.
"Ada urusan apa kalian di sini?" Stella bertanya karena ia penasaran. Karena setahunya, ia dan keempat lelaki itu tidak punya urusan lagi.
"Ya mau makanlah, gitu aja kok nanya." Ezra yang membalas perkataan Stella. Stella yang mendengar perkataan Ezra pun membulatkan matanya tidak percaya.
Padahal Stella berbicara dengan nada yang sopan. Tetapi mengapa Ezra membalasnya dengan sedikit kasar. Hal itu membuat Stella memutuskan bahwa ia tidak menyukai lelaki yang bernama Ezra itu.
"Ya makan tinggal makan. Kenapa harus ke sini?" Keira yang membalas perkataan Ezra. Hal itu ia lakukan karena Keira tahu, kalau Stella merasa tersinggung dengan sikap jutek Ezra.
Memangnya hanya Ezra yang bisa bersikap jutek, Keira juga bisa!
"kita gak dapet tempat makan poni! Di tempat lo doang yang kosong." Iqbal membuka suaranya. Melihat bahwa Iqbal yang merespon ucapannya, Keira mendengus malas.
"Yaudah kalian boleh duduk di sini." Zivana memutuskan. Dan ketiga teman nya langsung menatap Vana tak percaya, mereka bertiga tidak setuju dengan keputusan Vana.
"Oke, thanks." Alvan berbicara. Tepat setelah itu, Alvan dan ketiga temannya duduk di dekat Black Troublemaker.
"Lagian kita udah selesai." Zivana berdiri dari tempat duduknya. Keira, Abel, dan Stella tersenyum melihatnya. Mereka bertiga pun ikut berdiri.
Para Black Troublemaker akhirnya pergi meninggalkan area kantin. Keempat lelaki itu menatap nya dengan tidak percaya. Mereka semua tidak menyangka kalau Keempat gadis itu akan melakukan hal seperti ini.
Black Troublemaker berjalan di koridor yang menuju ke kelas mereka.
"Ehh Abel." Langkah keempat gadis itu berhenti saat seorang lelaki memanggil salah satu nama dari mereka berempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Troublemaker
Teen Fiction"Ervan, Ervan ganteng deh. Bayarin uang kas gua yak?"-Abellia "Bu, buku pr saya ilang bu. Baru tadi pagi dimakan sama kucing saya."-Keira "Muka lo tebel banget kek cor-an jalan raya."-Zivana "Jalan jalan ke belanda, jangan lupa beli kerupuk. Ngapain...