#Fiksi-Fantasi
.
.
.
.
.Terdiam di sekian detik yang berharga, Yoongi baru menyadari... bahwa dirinya telah terseret kembali ke masa lalu. Masa dimana kedua orang tuanya memimpin sebuah kerajaan besar. Masa kejayaan dimana mereka hidup damai dengan berbagai klan yang bersatu untuk bersama.
——dan tempat inilah, buktinya.
Yoongi menatapi kaki telanjangnya yang menyentuh lembutnya pasir pantai. Dingin ombak yang menerjang kulitnya juga terasa begitu nyata.
Secara nalar, ini memang sulit dipercaya. Bahkan Yoongi masih merasa bahwa dirinya sedang bermimpi, jika saja dia tidak merasakan sakit ketika telapak kakinya menginjak duri bulu babi.
"Aakh!", langsung jatuh terduduk, Yoongi berusaha melepas duri tersebut dengan hati-hati. Setelah berhasil, Yoongi menarik dan menghela nafas panjang. "Sekarang aku harus kemana?", tanyanya entah pada siapa. Lama Yoongi terdiam, tak sengaja sudut matanya menangkap sesuatu yang tak asing dalam ingatan. Membuatnya tergerak penasaran.
Sekian waktu yang terbuang, Yoongi menyusuri tempat tersebut hingga lelah. Sampai pada akhirnya, dia menemukan apa yang dicari.
Tertegun dalam kesunyian, Yoongi menatap tak percaya. "Apa yang telah terjadi?", bermonolog pada angin yang tak mungkin akan membalasnya.
.
.
.
.
.Yoongi adalah seorang putri yang terpaksa diasingkan kedunia manusia oleh kedua orangtuanya sejak 2 tahun yang lalu. Tujuannya, agar mereka bisa menyelamatkan Yoongi—sebuah kebenaran yang tak pernah sang Putri ketahui.
Dan sekarang, tiba-tiba Yoongi sudah berada disini lagi. Di tempat yang dulu selalu ingin dia kunjungi, tempat dimana keluarganya berada. Namun sayang, Yoongi tidak pernah tahu caranya.
Kini... ingin rasanya Yoongi bersyukur, berharap jika kedua orang tuanya akan menyambut kedatangannya dengan sukacita. Tapi segala harapan itu harus kandas begitu tahu bahwa semuanya telah berubah.
Istana megah yang berdiri kokoh dalam ingatannya, sekarang telah terganti menjadi reruntuhan puing-puing yang tak berarti. Menyisakan pondasi yang tak lagi utuh. Tak ada lagi menara yang menjulang tinggi, tak ada lagi tiang-tiang yang berjajar kuat, tak ada lagi...
—Jelas-jelas disinilah letak istananya dulu, bahkan singgasana ayah dan ibunya masih berada disana. Tapi bedanya tidak ada lagi atap yang menaunginya melainkan hanya langit luas yang tertutup oleh awan mendung.
Semuanya tidak ada.
Keheranan yang sedari tadi Yoongi rasakan perlahan tertukar oleh ketakutan. Apa yang dilihatnya saat ini, berhasil menjalarkan sebuah pikiran buruk yang mengikis pertahanannya.
Tak ingin menyerah dengan secuil harapan yang tersisa. Yoongi menyeret kakinya dan terhenti didepan sebuah pintu kayu yang terlihat sangat tua dan rapuh. Pintu yang sedikit tertutup oleh batu dan sulur tanaman. Sebuah pintu yang akan mengantarkannya pada ruang bawah tanah. Bagian istana yang mungkin masih bertahan.
Yoongi tertegun sejenak, antara yakin dan tak yakin. Perlahan, jemarinya melayang kemudian menyentuh gagang pintu tersebut dan... pintunya terkunci.
Terbersit akan sesuatu, Yoongi sontak menyentuh kalungnya—hadiah dari ibunya. "Kalung ini...", ucapnya menggamang. Segera saja dia melepas kalung dengan liontin berbentuk kunci yang menggantung dirantainya.
Tanpa pikir panjang, Yoongi memasukkan benda tersebut pada lubang kunci. Menahan nafas, Yoongi memejamkan matanya. Dan...
Klek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Minyoon
Fanfiction(One-double shot) Jujur... aku menyukai Taegi sama Kookga. Suka sama interaksinya mereka. Tapi, entah kenapa... dan tak tahu alasannya... Aku tetap gak bisa move on dari yang namanya Minyoon. Dan terciptalah ide ini. Isinya drabble Minyoon. Disetiap...