#14.a Chance

1K 101 0
                                    

"Jimin, kumohon padamu. Hanya kau yang bisa ku andalkan"

Dihadapan Namjoon, Jimin menatapnya datar tanpa ekspresi. Rahangnya terlihat mengatup rapat, tengah menahan emosi.

"Tolong selamatkan dia", lanjut Namjoon lagi.

Menghela nafas pendek, Jimin mengalihkan pandangannya. "Bagaimana bisa aku menyelamatkan seseorang yang bahkan dia sendiri tidak ingin diselamatkan?". Sarkas—ya, Jimin memang bermaksud menyindir.

Namjoon memejamkan maniknya sejenak. Ia tidak bisa menyalahkan Jimin akan hal tersebut, tapi ia juga tidak bisa membenarkan atas sikap dingin Jimin barusan yang terdengar keterlaluan. "Maafkan aku", Namjoon menggeleng samar, ia merasa meminta maaf adalah jalan terbaik. Tangannya terkepal erat dibawah meja. "Kau harus tahu, Jim... saat ini Yoongi perlu diselamatkan", begitu terasa sulit baginya untuk berkata. Ia menelan ludah keringnya yang mengganjal. "Dan sayangnya, aku tidak bisa melakukannya"

Bukannya Jimin tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang, ia hanya menolak lupa dengan apa yang telah mereka lalui dulu. "Lalu apa yang membuatmu yakin jika aku bisa menyelamatkannya?"

Sedikit terkejut, Namjoon segera melarikan maniknya untuk menatap Jimin tak percaya. "Kau akan menyelamatkannya. Bahkan tanpa kupinta, Jimin"

Jimin mengerutkan keningnya. Ia hendak mengelak, tapi Namjoon lebih dulu membuka suara.

"—Aku benar-benar minta maaf atas kesalahpahaman kita dimasa lalu, Jim. Semua salahku, aku tahu. Kau berhak membenciku sebesar apapun itu. Tapi kumohon tidak dengan Yoongi. Dia tidak tahu apapun tentang perjodohan yang dibuat oleh orang tuaku", jelas Namjoon digelayuti perasaan bersalah yang teramat sangat.

Oleh orang tua masing-masing, Yoongi yang dulu tengah dekat dengan Jimin. Dipaksa bertunangan dengan Namjoon. Usut punya usut, ternyata pertunangan itu hanya sebuah kedok yang digunakan untuk merebut seluruh saham perusahaan milik keluarga Yoongi.

Dari awal, Namjoon tidak tahu akan siasat busuk yang direncanakan orang tuanya, dan juga ia tidak pernah menolak atas perjodohan tersebut. Namun sayang, keluarganya sudah begitu kelewatan. Mereka menyabotase mobil milik orang tua Yoongi hingga menyebabkan kecelakaan dan menewaskan keduanya.

Yoongi yang tidak siap akan kejadian yang menimpanya tersebut, beberapa kali sempat mencoba untuk bunuh diri. Dan berkali-kali itu juga, beruntung Namjoon berhasil menyelamatkannya. Hingga puncaknya ia tahu kebenaran, bahwa perusahaan orang tuanya telah dimanipulasi oleh calon mertuanya sendiri. Yoongi merasa begitu terpukul karena menuruti kemauan orang tuanya.

Namjoon yang terlebih dulu mengetahuinya, berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi terlambat, Yoongi lebih memilih mengakhiri hidupnya.

Didalam kamar, sebuah pisau lipat bersimbah darah tergeletak membisu. Yoongi telah menyayat nadinya.

Namjoon yang menemukannya, langsung saja membawa Yoongi ke rumah sakit. Ia nampak kalang kabut dan begitu panik. Bahkan Jimin masih bisa melihat bagaimana tangan itu bergetar dengan raut wajah yang teramat kalut.

"Aku tahu"

Namjoon menghela nafasnya yang pendek-pendek berulang kali. Kepanikannya belum berkurang sama sekali sejak tadi. "Kedepannya... mungkin aku tidak bisa menemuinya sesering saat ini", tambahnya lagi. "Orang tuaku pasti tidak akan membiarkan kami untuk bertemu"

Jimin masih memperhatikan dengan serius. Ia menahan diri untuk tidak menyela penjelasan Namjoon.

"Sejak kecelakaan mobil itu, orang tuaku tidak pernah lagi bersikap baik pada Yoongi—Tidak, Jimin. Kumohon, dengarkan penjelasanku dulu", Namjoon sontak menginterupsi saat menyadari Jimin ingin menyela penjelasannya.

MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang