#4. The Immortal Park

2.1K 181 7
                                    

#Fiksi-Fantasi

.
.
.
.
.

Min Yoongi sama sekali tidak tahu—jika dihampir 20 tahun hidupnya, ternyata dia menyimpan begitu banyak rahasia yang tersembunyi. Bahkan Yoongi tidak pernah merasa jika dia adalah seseorang yang istimewa hingga membuatnya nampak begitu menarik untuk dijadikan target.

Sementara, vampir termasuk salah satu hal gila yang tidak akan mungkin Yoongi percayai. Dia cukup realistis untuk menjalani kehidupannya. Namun seluruh pendiriannya berubah setelah Yoongi bertemu dengan dosen barunya.

Entah ini sengaja direkayasa atau memang menjadi bagian dari jalan hidupnya——Yoongi tidak tahu. Semuanya seolah berjalan dan tertuju pada satu hal yang membawanya dalam bahaya.

Karena tanpa Yoongi sadar, si pria tersebut sudah menjungkir-balikkan segenap dunianya. Dan berhasil membunuh akal logikanya tanpa tersisa sedikitpun.

Segala hal tabu yang dijumpai, membungkam berbagai frasa bantahan yang siap Yoongi ungkapkan.

Penyebabnya hanya satu, yaitu—

Park Jimin, setelah sekian ratus tahun hidup dalam penantian, akhirnya dia berhasil menemukan apa yang dicarinya selama ini.

Meskipun harus menyamar dan berbaur bersama manusia, Jimin tidak mempermasalahkannya.

Toh masa hidup manusia hanya sebentar, lalu apa yang harus di khawatirkan? Bukankah Jimin tidak perlu repot-repot untuk membunuh mereka?

Yang perlu dia lakukan, hanya lah menunggu hingga waktu yang akan melenyapkan mereka semua.

.
.
.
.
.

Sudah genap sebulan, Yoongi masuk perkuliahan. Dia baru saja pindah dari kota asalnya untuk menuntut ilmu di perantauan. Mulanya semua berjalan normal, mulai dari kuliahnya, orang tuanya, teman-temannya, dan juga hidupnya . Meski nampak sederhana, Yoongi sudah merasa cukup dan bersyukur.

Sampai pada akhirnya, sesuatu yang janggal mulai terjadi.

"Yoongi?"

Yoongi menoleh ke asal suara, "Ya?"

"Dosen Park, menyuruhmu menemuinya di ruang rektor", ucap seseorang yang langsung berlalu pergi tanpa harus menunggu jawaban Yoongi.

Yoongi berdecak malas, kemudian menghela nafas panjang dan berat. Selama dua minggu ini, dia sudah berkali-kali dipanggil oleh dosen tersebut untuk ke ruangannya. Padahal disana dia juga tidak melakukan apa-apa, hanya disuruh duduk dan menunggu  kelas pertama dimulai.

Dan dengan bodohnya, Yoongi menurutinya dengan perasaan enggan tak enggan.

Yoongi membuka pintu, setelah ketukannya mendapat konfirmasi dari sang pemilik ruangan. "Permisi...", sopannya begitu bunyi pintu yang kembali tertutup, sukses memecah keheningan.

"Duduklah"

Yoongi hanya menuruti, dia tidak berdebat seperti awal-awal dia diminta untuk datang dan hanya duduk diam dikursinya. Yoongi mulai membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku, yang kemudian langsung dia baca.

Dimenit ke-16, Yoongi mulai merasa jika yang dia lakukan saat ini adalah hal konyol yang sia-sia. Salahkan saja sendiri karena datang terlalu pagi.

Bahkan tak ada obrolan diantara mereka. Hanya saling diam dengan kegiatan masing-masing. Menghela nafas kasar, Yoongi menutup bukunya. Tatapannya beralih pada sang dosen yang masih bergeming ditempatnya. "Sampai kapan saya harus seperti ini?", terdengar memprotes, suara Yoongi sedikit tertahan diantara sela rahangnya yang mengatup rapat.

MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang