#8. Captain Park

1.4K 173 9
                                    

.
.
.
.
.

Riuh sorakan kembali menggema, begitu bola sewarna senja itu berhasil masuk ke ring dengan sempurna.

Dua tim didalam lapangan tersebut, nampak bersaing begitu ketat. Padahal hanya tanding latihan, kenapa mereka berjuang sampai harus mati-matian seperti itu?

Jawabannya adalah karena mereka berpikir jika setiap pertandingan harus dilakukan dengan penuh semangat.

Yoongi yang acuh tak acuh, hanya bisa menghela nafas. Sedikit terganggu karena area tribun benar-benar menjadi berisik. Salahkan saja Seokjin yang menyeretnya sejak pertandingan belum dimulai.

Ini bukan pertama kalinya pertandingan antara para senior klub basket mengadakan tanding latihan. Dari sekian anggota klub yang ada, dibagi menjadi 2—tim hitam dan tim putih. Dua-duanya sama-sama kuat dan tak ingin menyerah, memang sengaja dibagi imbang oleh pelatih.

Ini putaran terakhir dari empat sesi waktu yang disediakan. Basket adalah permainan yang menguras tenaga dan membutuhkan strategi tim. Keahlian individu juga tidak terlewat disini, masing-masing dari anggota memiliki peran penting dalam permainan.

Mulai dari point guard, shooting guard, small forward, power forward dan center. Tak dipungkiri, posisi kelimanya memiliki peran penting dalam tim.

Salah satu yang berhasil menarik perhatian para penonton untuk merelakan waktu mereka adalah kedua kapten di masing-masing tim yang memiliki daya tarik tersendiri.

Dari tim putih ada Kim Namjoon; pria tampan berperawakan tinggi yang pandai mengatur tim. Sementara dari tim hitam, ada Park Jimin—pria dingin penuh pesona, sang Ace di timnya sendiri.

Keduanya sama-sama mendapatkan posisi sebagai point guard. Pondasi utama dalam sebuah tim.

Defense! Defense!

Offense! Offense!

Teriakan dari kedua kubu penonton kembali menggema. Ini tinggal separuh waktu yang tersisa, namun jarak angka yang mereka peroleh hanya berselisih sedikit.

Yoongi kembali mengernyit, begitu sebuah bola berhasil masuk sedalam ring dan mencetak angka. Sebenarnya bukan hal itu yang membuatnya nampak risih, tapi suara pekikan Seokjin disebelahnya lah yang memaksanya reflek beringsut untuk menyelamatkan gendang telinganya.

"Yoongi! Kapten Kim, mencetak poin lagi!", teriaknya semakin heboh.

Tim putih unggul 2 angka.

'Ck! Aku tidak buta', ingin Yoongi balas menjawab, karena dia juga melihatnya. "Ya, aku tahu", ucapnya malas.

Tribun sedikit kembali tenang, sesaat setelah wasit meniup peluit tanda para pemain menginterupsi untuk berdiskusi sejenak alias time-out. Biasanya mereka akan menggunakan waktu tersebut di jam-jam genting. Untuk mengatur ulang cara penyerangan dan bertahan.

"Heh, Yoon!"

"Hmm?", gumamnya terdengar tak bersemangat.

Seokjin menghela nafas, "Ini hanya perasaanku, atau memang sejak tadi, kapten Park beberapa kali menoleh kearah tribun kita ya?"

"Aku tidak tahu, memangnya kenapa? Bukankah kau kesini untuk melihat kekasih mu?"

"Aish... Kau ini! Aku kesini memang untuknya. Tapi salahkan saja, kapten tim hitam yang terlalu mempesona untuk dilewatkan"

"Aku akan mengatakannya pada Namjoon setelah ini"

"Yak! Bukan begitu! Dasar tukang adu", sungut Seokjin tak terima.

MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang