Chapter 5

4.3K 306 8
                                    

"Aki-kuun, pagii," sapa Reishi ceria saat memasuki kamar Aki. Aki menyambut Reishi dengan tawa ceria.

"Pagi, Reishi, nii-chan." Jawab Aki pelan dengan suara semangat.

"Kamu ingat sudah berapa minggu kamu di sini?" Tanya Reishi bahagia sambil mengusap kepala Aki.

"6, minggu, rasanya, tidak, percaya." Jawab Aki sambil menautkan kedua jemarinya dan tertawa.

"Aku juga tidak percaya, daya ingatmu semakin membaik dan perkembangan bicaramu juga cepat sekali, aaah... aku senang sekali... kalau kamu sembuh total, aku akan sangat bahagia..." kata Reishi sambil mengangkat kedua tanganya.

Aki menatap Reishi dan tersenyum. "Nii-chan... yasashii... arigatou... aku senang sekali, Nii-chan, menyayangiku..."

Reishi melirik Aki dan tersenyum. "Tentu saja, kamu adikku, kamu bukan orang lain bagiku."

Aki tertawa dan menelengkan kepalanya. "Aku.. menyayangi, Nii-chan."

Reishi juga tertawa dengan bahagia. "Astaga, pagi ini indah sekali..."

Aki tersenyum menatap Reishi kemudian teringat sesuatu. "Mana, Haru-, chan?"

"Oh, mungkin dia sebentar lagi ke sini. Tadi dia bilang maag-nya kambuh."

"Magg?"

"Iya, Kagura-Sensei mungkin kurang memperhatikan pola makannya."

Aki menggembungkan pipinya sebal. Reishi tertawa melihat ekspresi Aki.

"Kagura-Sensei harusnya melihat ini, Aki-kun terlalu imut." Batin Reishi gemas.

"Dia, memintaku, banyak, makan... tapi... dia, tidak."

"Yah, kadang beberapa dokter walau mengkhawatirkan kesehatan pasien, tapi tidak mengkhawatirkan kesehatan dia sendiri. Nah Aki-kun, kalau ada apa-apa hubungi aku ya? Terus menulis ya? Makan sarapannya, nanti Kagura-Sensei kesini."

Aki mengangguk dan tersenyum. "Arigatou, Nii-chan."

"Douitashimashite." Reishi mengedipkan matanya sambil menyengir dan keluar ruangan diikuti beberapa perawat yang mengiringinya.

Aki mengambil buku dan mulai menulis. Dia melirik sarapan yang belum dia makan dan tersenyum

"Pagi Aki." Sapa Haru saat masuk ke ruangan.

Aki menatap Haru sambil menggembungkan pipinya.

"Eh, apa itu? Astaga, imut sekali. Dicium saja apa tidak ya? Astaga..." batin Haru yang gemas sekali melihat ekspresi Aki.

"Haru-chan, tidak, sarapan?"

"Hmm nanti saja, kamu sudah sarapan?" Tanya Haru sambil duduk di ranjang Aki.

"Aku, juga, tidak," jawab Aki sambil melipat kedua tangan di dada.

"Hei, hei, kamu harus minum obat anak muda." Kata Haru sambil mengambil mangkuk nasi dari nampan di atas nakas.

"Kalau, begitu, Haru-chan, makan." Kata Aki mengambil sumpit dan mengambil nasi dari mangkuk. Dia mengarahkan sumpit ke bibir Haru yang terpesona memandangnya.

"Eh? Ini makanan rumah sakit, untuk pasien. Dokter mana mungkin memakannya. Ayo kamu saja yang makan." Kata Haru mendorong sumpit itu.

"Tidak, kalau, Haru-chan, tidak, makan." Jawab Aki melipat tangannya lagi.

"Aaa... imut sekaliii..." batin Haru dan mencubit pelan pipi Aki yang mulai berisi. Dia semakin tampan dengan wajah dan tubuh yang berisi. Haru selalu memuji keindahan wajah Aki dalam hatinya. Dia lebih tampan saat sehat dan berat badannya sudah ideal seperti ini.

The Time I Have For You (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang