"Uwaaah... tinggi sekali..." kata Aki saat sampai di depan pintu apartemen dan bisa melihat keluar dari jendela kaca di koridor ujung.
"Di dalam ada balkon, kamu bisa melihat keluar dari sana." Kata Haru sambil membuka pintu. Aki menatap Haru berbinar-binar.
"Ojamashimasu*." Kata Aki sambil memasuki apartemen. Wangi lembut menyerbu hidung Aki. Apartemennya besar dan rapi dengan nuansa putih dan abu-abu. Dengan perabot-perabot elegan menghiasinya.
"Nanti, kalau kamu sudah pulang dari rumah sakit, kamu tidur di sini ya? Aku sudah menyiapkan kamar untukmu." Kata Haru membuka pintu kamar yang dia maksud.
Aki menatap kamar itu dengan terpana dan masuk sambil tersenyum ceria. "Aku, punya, kamar, sendirii..."
Haru merasakan iba di hatinya. Banyak hal yang tidak Aki rasakan sehingga hal simpel seperti itu saja membuatnya sangat senang.
"Kamu suka warna cat dan perabotannya? Aku pikir, kamu cocok dengan warna putih." Kata Haru sambil berjalan masuk ke kamar.
Aki yang menyibakkan tirai putih dan melihat keluar jendela dengan semangat, mengangguk pada Haru. "Aku, suka, warna, putih."
Haru tersenyum. Tentu saja, kesukaan mereka sama. Karena Haru suka warna putih, maka dia tidak ragu-ragu memilihkan warna putih untuk Aki.
"Haru-chan, ada, teh?" Tanya Aki mendekati Haru yang memandangnya.
"Kamu mau membuat teh?" Tanya Haru.
"Iya, aku, ingin, buatkan teh, untuk, Haru-chan." Kata Aki sambil tersenyum ceria.
"Kawaii..." batin Haru terpukau memandangi Aki yang juga menatapnya.
"Ah... tampan sekali... aku ingin menciumnya..." batin Aki dan menggeleng pelan.
"Jadi, tehnya, ada?" Tanya Aki berjalan ke dapur dengan semangat.
"Ada, aku penasaran dengan teh buatanmu." Kata Haru sambil membuka lemari dan mengambil kotak teh.
Aki menerima teh itu. "Haru-chan, suka, pakai gula? Atau tidak?"
"Suka, tapi tidak banyak." Jawab Haru sambil memperhatikan Aki yang menghangatkan air.
"Sama, aku juga." Jawab Aki menyengir. "Gelas, di mana, ya Haru-chan?"
"Ah, iya di sini." Kata Haru malu karena asyik memperhatikan Aki, lupa kalau Aki belum kenal dapurnya.
Haru mengambilkan 2 cangkir putih polos pada Aki. Aki menerimanya sambil mengangguk pelan dan membuat teh hijau. Haru memperhatikan Aki yang tangannya terlihat sudah biasa membuat teh.
"Ayo bawa ke sana?" Kata Haru saat Aki selesai. Dia mengambil kedua cangkir dan membawanya ke meja di dekat sofa.
Aki duduk di sofa sambil melihat sekeliling. Haru duduk di samping kirinya dan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan gugup.
"Lalu... setelah ini mau apa ya?" Tanya Haru dalam hati dan menoleh ke kiri. Dia menelan ludah melihat ranjang Aki yang terlihat dari sana karena pintunya terbuka.
"Tidak, tidak. Haru, kendalikan dirimu." Batin Haru sambil menarik nafas dalam-dalam.
Aki melirik Haru yang terlihat berpikir. Aki merona karena saat melihat bibir Haru, dia ingin mengecupnya lama. Aki menggeleng pelan dan meraih cangkir teh.
"Ayo, Haru-chan, coba..." Aki mendekatkan cangkir teh ke tangan Haru.
Haru menerimanya sambil tersenyum dan menghembus pelan permukaan teh yang mengepul. Dan menghirupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time I Have For You (Yaoi) [Completed]
RomanceHaru dikejutkan oleh pasien kritis yang datang tengah malam ke Instalasi darurat. Kemudian ketika pasien itu diputuskan untuk dirawat, Haru diperintahkan menjadi dokter penanggung jawabnya. Namun pasien bernama Aki, yang menderita penyakit kelainan...