Dia disana, tatapannya tertuju padaku. Kedua mata merahnya menyiratkan kemarahan atau mungkin dendam. Sementara aku tidak tahu kenapa dia menerorku dan teman-temanku selama ini? Padahal kami tidak pernah berbuat apapun padanya. Dan yang jelas, dunia...
"Ketika mereka memperlihatkan diri, mereka ingin kau merasa takut.. Maka janganlah sedikitpun kau merasa takut.. Saat rasa takut menghampirimu, maka dia sudah ada didalam tubuhmu"
•••●●●•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari mulai malam. Aku memasuki kamarku. Namun aku merasa sekelebat bayangan masuk dari jendela menuju ranjang tempat tidurku. Dan kulihat ada seseorang dibawah selimutku.
Siapa itu?
Aku sangat takut. Aku mengeratkan peganganku pada rosario yang sedari tadi tidak aku lepaskan. Aku berdoa dalam hati semoga makhluk yang menerorku itu hilang dari rumahku.
Karena rumahku bukan tempat tinggal setan.
Tubuh dibalik selimut itu berguncang. Sepertinya dia kejang-kejang. Aku membaca surah Al-Falaq. Dia semakin menjadi-jadi dan bahkan sekarang aku mendengar teriakannya.
Teriakan seorang wanita yang setengah menggeram seperti siswi yang kerasukan tadi siang. Aku memberanikan diri membuka selimut itu. Aku terlonjak kaget ternyata dia adikku, Viona.
"Viona! Viona!! " aku mengguncangkan tubuhnya.
"Astagfirullah! Viona! Sadar! Ucapkan ayat suci! Viona! " aku berteriak.
Akhirnya Viona sadar. Dia memelukku erat. Tubuhnya terasa begitu dingin. "Kakak.. " Viona menangis dipelukanmu.
"Tenanglah, apa yang terjadi? Kenapa kamu jadi di kamar kakak? " tanyaku.
"Aku melihatnya.. " kata Viona dengan suara bergetar. Aku mengerutkan keningku. "Apa yang kamu lihat? " tanyaku.
"Mereka.. " jawab Viona dengan pandangan kosong. "Mereka? Siapa? " tanyaku lagi.
"Hantu.. " kata Viona dengan suara nyaris berbisik namun mampu membuat bulu kudukku merinding.
"Emm.. Itu.. Mungkin hanya halusinasimu saja.. Sekarang tidurlah " kataku.
"Aku mau tidur sama kakak" kata Viona. Aku mengangguk. Kami pun merebahkan tubuh kami. Aku memeluk Viona.
"Kakak.. Itu apa? " tanya Viona dengan tatapan tertuju pada rosario yang kugelangkan di tangan kananku.
"Ini tasbihnya orang kristiani.. Teman kakak bilang, ini bisa melindungi kita dari hantu.. Kakak tidak punya tasbih.. Ada juga punya Mama di kamarnya" kataku menjawab Viona.
"Aku merasa terganggu dengan benda itu.. Apa kakak bisa melepaskannya? " tanya Viona. Aku menggeleng. "Kakak tidak mau mengambil resiko" kataku.
Viona menutup matanya. Kami pun tertidur.
Namun samar-samar aku mendengar suara desisan dan tangan dingin menyentuh wajahku. Namun aku terlalu mengantuk untuk membuka mataku.