Normal Pov
Mata sembab, rambut acak-acakan tidak tertata, bekas air mata yang sedah mengering menghiasi kedua pipinya, kedua tangannya setia memeluk sekotak tisu, sesekali mengambil nafas berat, jangan lupakan bibirnya yang sedari awal tertekuk kebawah.
Mengenaskan
Seorang Daishi yang biasanya ceria dengan senyumnya yang selalu menghiasi wajah manisnya, kini wajahnya sangat mirip seperti langit mendung dengan awan yang gelap.
Tubuhnya bersender di headbed berwarna biru laut. Sudah sekitar 30 menit ia duduk dengan posisi itu, tanpa bergerak sama sekali.
"Sampai kapan kamu terus menangis ha?" Tanya seseorang yang berasal dari arah kamar mandi.
Rambut laki-laki itu masih basah karena ia baru saja keramas.
Daishi hanya diam, sesekali ia mengusap hidungnya yang sudah merah karena terlalu lama menangis.
"Yak jangan menangis terus, kamu seperti langit mendung saja." Ucap laki-laki itu sembari duduk di samping Daishi.
Laki-laki itu mengusak rambutnya yang basah dengan handuk kering.
"Yak kak, rambutmu basah ih." Ucap Daishi kesal.
Wajah dan bajunya basah karena terkena cipratan air dari rambut basah laki-laki yang ia sebut kakak tersebut.
Tanpa membalas ucapan Daishi, laki-laki itu hanya tertawa.
"Sana mandi, tubuhmu pasti gerah dari tadi hanya duduk di sini." Ucap laki-laki itu sembari memberikan handuk kering.
"Aku malas." Jawab Daishi pelan.
"Ih dasar jorok. Sana mandi dan bersihkan tubuhmu." Suruh laki-laki itu lagi sembari menggoyang-goyangkan pundak Daishi
Ceklek
Pintu kamar itu terbuka, menampakan seorang wanita cantik berumur 42 tahun yang sedang membawa se stel baju.
"Jangan ganggu adikmu terus, Sean Alexander." Ucap wanita itu.
"Mommy Senaa~ kak Sean dari tadi menggangguku." Rajuk Daishi.
Sean hanya memutar malas matanya.
"Mulai lagi anak ini." ~batin Sean.
Matanya tertuju pada wanita cantik yang sedang berjalan mendekatinya. Hidung mancungnya, kulit putihnya, mata tajamnya dan rambut blonde wanita itu sangat mirip seperti Sean.
Wanita bernama Sena Alexander itu adalah ibu kandung dari Sean Alexander.
"Apaan juga. Mom, Sean baru aja selesai mandi lho. Daishi susah di suruh mandi." Jelas Sean kepada Mom Sena.
Sedangkan Mom Sena hanya menggeleng-gelengkan pelan kepalanya. Sudah kelewat hafal tingkah laku dan sifat dari keponakan perempuannya itu.
"Daishi mandi dulu ya, biar seger. Lihat tu wajahnya kusut banget kaya baju belum di setrika." Ujar Mom Sena.
Daishi memajukan bibirnya tanda merajuk karena Mom Sena menyamai wajahnya seperti baju belum di setrika.
Sementara itu Sean langsung tertawa terbahak-bahak karena respon Daishi yang kini tengah merajuk lucu.
"Dah mandi sana. Apa mau di mandiin?" Goda Sean.
Bugh
Daishi melempar wajah Sean dengan bantal yang berada di kiri tubuhnya.
"Dasar mauan kaya ayam." Ucap Daishi lalu langsung berjalan ke arah kamar mandi.
Mom Sena tertawa lepas saat melihat ekspresi putra semata wayangnya saat adik sepupunya itu melempar bantal ke arah wajah putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet an Bitter °COMPLETED ✔
Novela Juvenil📝BOOK 2 Aku ini hanyalah seorang gadis biasa yang terlibat sebuah janji dengan teman kecilku dulu. Bukankah sesuatu akan terasa sangat berharga jika kita sudah tidak memilikinya lagi? Dan pada akhirnya hanya 'Penyesalan' yang tersisa Start : 190...