Bulan ini sudah memasuki awal Desember. Semakin hari cuaca di New York akan bertambah dingin. Salju pun akan segera turun. Biasanya itu terjadi sekitar pertengahan bulan atau mendekati hari natal.
Ini adalah musim dingin pertama untuk Elena berada jauh dari keluarganya. Biasanya dia akan bersenang-senang di musim dingin saat Natal dan tahun baru. Keluarganya akan mengadakan pesta barbeque dan minum anggur dari kebunnya. Terasa hangat dan menyenangkan bukan, jika Elena bisa berada di tengah-tengah mereka semua. Dia hanya bisa membayangkan saat itu tiba di sini. Elena menarik napas kemudian membuangnya pelan.
"Kenapa kau melamun?" tanya Robert tiba-tiba membuyarkan lamunannya.
"Ah." Elena terkejut dengan pertanyaan Robert. Entah sejak kapan laki-laki itu sudah berada di dekatnya. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran anak bosnya itu.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Robert lagi.
"Eh, tidak ada." Elena mencoba mengelak. Dia tidak mungkin menceritakan perasaan rindunya pada Robert.
"Apa kau merindukan keluargamu?"
Elena terdiam. Dia tidak menyangka Robert bisa tahu isi hatinya. Bagaimana bisa? Apakah tercetak jelas di wajahnya.
"Aku hanya menebak," kilahnya setelah melihat perubahan ekspresi Elena.
"Kau benar."
Robert tersenyum. Gadis di sampingnya ini terlalu tertutup tapi juga tidak pandai menutupi perasaannya sendiri. Dia tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran Elena.
"Apa kau mau jalan-jalan?" tawar Robert.
Elena menoleh kae arah Robert untuk melihat keseriusannya.
Robert hanya tersenyum hangat. "Aku hanya menawarkannya saja. Lagipula setiap Natal dan tahun baru semua karyawan di sini libur. Ayah dan ibu akan membawa teman-temannya untuk minum bersama. Jadi kita bisa pergi jalan-jalan," jelas Robert.
Elena hanya bisa ber Oh ria mendengar penjelasan Robert. Dia baru tahu kalau tempatnya bekerja saat ini begitu menyenangkan.
"Bagaimana, apa kau bersedia?" tanya Robert lagi.
"Apa kau tidak pergi dengan kekasihmu?"
Robert diam sejenak kemudian tertawa kecil. "Apa kau pikir para gadis akan menyukai laki-laki sepertiku?"
"Kenapa tidak?"
Elena tidak setuju dengan pendapat Robert. Dia adalah laki-laki yang baik, pekerja keras dan tentu saja tampan. Mana mungkin tidak ada wanita yang tidak menyukainya.
"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Robert penasaran.
"Tentu saja. Kau adalah laki-laki yang baik, pekerja keras dan juga tampan. Mana mungkin–."
"Tunggu-tunggu," potong Robert sebelum Elena menyelesaikan kalimatnya. "Apa kau bilang tadi? Aku tampan?"
Elena mengangguk dan sedikit merasa malu. Seharusnya dia tidak mengatakannya.
Robert tersenyum. "Baru kali ini ada gadis cantik yang mengatakan kalau aku ini tampan."
"Benarkah?" Elena merasa Robert sedang menggodanya.
"Ah, rasanya aku perlu untuk berkaca lagi, apakah benar aku ini tampan seperti yang kau bilang."
Elena langsung membuang muka. Dia sadar kali ini tidak akan menang. Setiap saat Robert selalu menggoda dan membuatnya merasa malu.
"Sudahlah aku akan berkemas untuk pulang dan kau bisa bercermin sendiri."
Elena kemudian meninggalkan Robert di depan meja bar. Dia tidak ingin meladeni laki-laki itu. Setidaknya untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PS
RomanceElena harus terbang ke New York, tempat Jefferson Campbell berada. Cukup satu yang diinginkannya. Status dari bayi yang dikandungnya saat ini. Setelahnya, dia akan menghilang dari kehidupan laki-laki itu. "Apa kau yakin, bahwa itu benar-benar anakku...