Elena terbangun setelah tertidur cukup lama. Bahkan dia sendiri tidak tahu berapa lama matanya terpejam. Kepalanya sedikit pusing. Sedangkan matanya belum mampu untuk terbuka sepenuhnya. Tubuhnya terasa sedikit lebih lemah. Dia tidak benar-benar ingat apa yang telah terjadi. Namun, wanita itu hanya ingat jika setelah makan malam ada seseorang yang mengetuk pintu apartemennya. Setelah dia membuka pintu tiba-tiba saja ada, orang yang membekap mulutnya dan semua menjadi gelap.
Tubuh Elena benar lemas sekali. Bahkan dia sekarang tidak bisa bangkit hanya untuk duduk. Matanya pun belum sepenuhnya terbuka. Namun, dia dapat merasakan jika ini bukan kamarnya. Ruangan tersebut terlalu lembab. Kordennya tertutup rapat. Ada bau kayu-kayuan yang dapat dirasakan oleh indera penciumannya.
Elena mencoba untuk tenang. Walaupun dia tahu ini bukan saatnya. Dia sadar jika dirinya kini sedang dalam bahaya.
Apakah laki-laki itu menculiknya kembali?
Tiba-tiba pikiran itu muncul dari dalam benaknya. Ya, itu mungkin saja terjadi setelah penolakannya kemarin.
Dengan gerakan lambat dan susah payah akhirnya Elena bisa duduk dan membuka matanya lebih lebar. Napasnya tiba-tiba memburu. Perasaan takut pun muncul.
Dia dikurung sekarang dan Elena juga tidak tahu tempat apa ini.
Tak berapa lama Elena mendengar suara orang yang sedang memutar kunci. Hingga beberapa detik kemudian seorang laki-laki dan perempuan muncul dari balik pintu. Elena tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua orang tersebut karena terlalu gelap.
"Kau sudah bangun rupanya?" Suara seorang wanita terdengar.
Elena beringsut mundur. Kali ini dia benar-benar ketakutan.
"Jadi, kau wanita yang telah menggoda Jeff." Wanita itu berbicara kembali.
Elena dapat merasakan jika kasur yang dia tempati berderit karena diduduki oleh seseorang. Orang itu adalah wanita yang baru saja berbicara padanya.
"Kau juga sudah hamil rupanya." Wanita itu terus saja mengoceh dan Elena tidak mempunyai selera untuk menjawab semua perkataan yang dilontarkan padanya.
"Kalian siapa? Dan apa yang kalian inginkan?" Elena bertanya sambil memeluk erat perutnya. Dia takut jika mereka akan melukai anaknya. Tidak itu tidak boleh terjadi. Elena harus berusaha untuk melindungi anaknya apa pun yang terjadi.
Terdengar tawa dari si wanita. Setelah itu Elena hanya bisa mendengar dengusan.
"Sayang, berhentilah main-main. Aku harus mengintrogasinya," ucap si laki-laki pada wanita tersebut.
Elena benar-benar tidak tahu dan tidak mengenal mereka. Dan apa tadi, Jeff. Wanita itu sempat menyebut nama Jeff. Apa ini semua berhubungan dengan laki-laki bajingan itu?
Wanita hamil itu hanya bisa menerka-nerka tanpa tahu tujuan mereka yang sebenarnya. Dia ketakutan saat ini. Benar-benar ketakutan. Disekap dalam sebuah ruangan tertutup bersama dua orang yang tidak dikenalnya.
"Baiklah. Aku akan keluar."
Elena dapat mendengar suara langkah kaki wanita itu keluar dari ruangan. Sekarang hanya ada dirinya dan juga laki-laki yang dia tidak kenal. Tubuh Elena semakin beringsut ke belakang hingga menempel pada tembok dingin. Matanya menatap waspada laki-laki asing yang masih berdiri di hadapannya. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu padanya.
Beberapa menit kemudian lampu pun dinyalakan, membuat mata Elena langsung terpejam akibat cahaya terang.
Terdengar suara kekehan dari laki-laki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PS
RomanceElena harus terbang ke New York, tempat Jefferson Campbell berada. Cukup satu yang diinginkannya. Status dari bayi yang dikandungnya saat ini. Setelahnya, dia akan menghilang dari kehidupan laki-laki itu. "Apa kau yakin, bahwa itu benar-benar anakku...