Sudah lima hari setelah kejadian malam di mana Robert menghajar Jefferson hingga babak belur dan sampai saat ini Jeff belum juga bisa menemukan tanda-tanda keberadaan Elena. Dia sudah mengerahkan seluruh orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan wanita hamil itu. Namun, mereka belum juga bisa menemukannya.
Berengsek.
Sialan.
Bahkan Jeff telah mencari wanita itu sampai ke Virginia, tapi Elena tidak berada di sana. Dia juga sudah mengecek seluruh jadwal penerbangan yang mungkin dinaiki wanita itu, tapi nama Elena tidak ada di sana. Jeff percaya jika Elena masih berada di New York.
Sungguh Jeff sangat frustrasi. Ke mana perginya Elena. Laki-laki itu terlihat sangat putus asa. Kalau mungkin dulu dia tidak apa-apa saat Elena menghilang dari kehidupannya, tapi sekarang beda. Tentu saja setelah Jeff mengetahui jika anak yang sedang dikandung Elena adalah darah dagingnya. Tidak dengan semua kebodohan yang telah dia perbuat selama ini. Jeff memang berengsek, tapi dia tidak ingin kehilangan mereka berdua untuk yang kedua kalinya. Tidak kali ini.
Di tengah suasana carut marut otak serta hatinya, tiba-tiba seorang wanita muncul di dalam ruangan kantornya. Berbalut gaun merah menyala yang menonjolkan lekuk tubuh seksi dan juga dada penuh, wanita itu tersenyum manis sambil berjalan ke arah Jefferson.
Jeff yang sedang menopang kening hanya melirik sekilas dari balik lengannya. Dia kemudian mendengkus dengan kasar. Laki-laki itu sedikit melupakan wanita yang kini sudah berdiri tepat di depannya ini. Dia ingat urusannya dengan wanita yang satu ini belum selesai.
"Aku pikir, perlu mampir untuk melihat keadaanmu." Satu kalimat yang keluar dari bibir merah wanita tersebut mampu membuat darah Jeff bergejolak.
Laki-laki itu akhirnya menegakkan punggung kemudian membuka matanya lebih lebar untuk melihat dengan jelas tunangannya. Ya, Marylin Kenneth.
"Aku sibuk," jawab Jeff singkat dan dingin. Kemudian mengabaikan wanita itu dengan pura-pura sibuk membaca dokumen di atas mejanya.
Bayangan wanita ini bercinta di dalam video yang diberikan orang suruhannya mulai bermunculan di dalam otak Jefferson. Gemuruh dalam dadanya mulai naik. Ada amarah dan emosi yang siap untuk meluncur kapan saja. Wanita sialan.
"Kau sudah lama tidak menemuiku," ucap Marylin sedikit menuntut penjelasan dalam arti kalimatnya.
Jeff mendengkus kasar sekali lagi. Melihat wanita ini saja sekarang sudah membuatnya muak, untuk apa dia harus repot-repot menemuinya lagi.
"Sudah kubilang, jika aku sibuk," balas Jeff dengan lebih dingin.
Marylin bukan wanita yang bodoh. Dia dapat melihat bagaimana tatapan Jeff padanya telah berbeda. Dulu dia dapat melihat dan merasakan tatapan memuja yang jelas dipancarkan dari dalam mata biru Jeff, tapi sekarang tatapan itu berubah menjadi lebih dingin. Ucapan yang diberikan laki-laki itu pun juga tidak kalah dinginnya.
Marylin tersenyum sinis. Pasti karena wanita hamil sialan itu.
"Jika kau tidak ada urusan lain, tinggalkan ruangan ini," usir Jeff secara tidak manusiawi. Bahkan laki-laki itu tidak mau repot-repot untuk menatap wajah Marylin..
"Apa kau baru saja mengusir tunanganmu sendiri?" tanya Marilyn tidak terima.
"Terserah. Dan, sebelum aku lupa, mungkin kita harus membatalkan pertunangan ini," ujar Jeff dengan wajah dingin dan tegas. Laki-laki itu dapat melihat bagaimana perubahan wajah wanita di hadapannya. Tentu saja wanita ini akan sangat terkejut mendengar hal tersebut. Wanita sialan.
Marilyn mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak rela harga dirinya diinjak-injak seperti ini. Wanita sialan itu sudah merusak semua rencana yang telah dia buat bersama Scott. Tentu saja dia tidak akan tinggal diam.Amarah wanita itu pun semakin bertambah melihat bagaimana sikap Jeff padanya. Dia jadi punya rencana untuk sedikit mempermainkan Jeff saat ini. Memancing laki-laki itu dan melihat bagaimana reaksinya.
"Apa karena wanita itu?" pancing Marylin dengan senyuman samar, tapi dalam hati dia sedang kesal.
Mata Jeff yang sedari tadi sibuk pada dokumen di atas mejanya, langsung menatap lurus ke arah Marylin.
"Apa maksud perkataanmu?" tanya Jeff dengan rasa penasaran. Wanita mana yang dimaksud oleh Marylin.
"Apa kau benar-benar tidak tahu atau hanya pura-pura?" Marylin mendengkus. "Aku bukan perempuan bodoh yang tidak tahu apa-apa, Jeff," tegasnya.
Benar, Marylin bukan perempuan bodoh, tapi dia yang terlalu bodoh karena telah mempercayai semua perkataan dan sikap wanita ular ini. Berengsek.
"Aku tidak suka membuang waktuku untuk hal yang tidak penting," desis Jeff sudah sangat jengah.
Marylin tertawa untuk sesaat dan itu sukses membuat kening Jeff mengernyit. Sebenarnya tujuan Marylin menemui Jefferson bukan untuk memanas-manasi laki-laki itu atau untuk memancing kemarahannya. Namun, saat melihat bagaimana Jefferson ingin membatalkan pertunangan mereka, Marylin tentu saja tidak terima. Tidak sebelum rencananya berhasil seratus persen.
"Oh, benarkah. Tapi, aku pikir kau akan tertarik dengan wanita yang sedang kubicarakan."
Jeff dapat melihat seringaian muncul dari sudut bibir wanita itu setelah mengucapkan kalimat tersebut. Anehnya lagi Jeff semakin dibuat penasaran dengan siapa wanita yang dimaksud tersebut.
"Aku tidak tertarik sama sekali." Sial. Jeff memang penasaran, tapi dia juga sedang tidak ingin berlama-lama membuang waktu untuk wanita jalang di depannya ini. Jeff tidak punya waktu untuk mengurusi wanita ini sekarang. Otaknya sudah penuh dengan masalah hilangnya Elena.
Terdengar Marylin mendengkus keras. "Baiklah, jika kau tidak tertarik. Tapi aku tidak mau membatalkan pertunangan ini sampai kapan pun," tekannya.
"Bagaimana jika aku tetap ingin membatalkannya?" tanya Jeff dingin sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya menatap lurus ke arah Marylin dengan tatapan muak dan menjijikkan.
Marylin tidak gentar sama sekali dengan ancaman yang baru saja dilontarkan oleh Jeff. Karena dia memegang kartu As yang sesungguhnya.
"Aku pikir kau tidak akan bisa melakukan semua itu."
Kening Jeff mengernyit. Dia tidak mengerti dengan maksud wanita ini yang sedari tadi hanya berputar-putar saja. Otak Jeff sudah kusut karena masalah Elena dan sekarang wanita ini muncul dengan sesuatu yang membuatnya semakin kesal.
"Aku bisa dan aku akan melakukannya," tegas Jeff dengan tatapan menusuk. Namun, itu sepertinya tidak mempan untuk Marylin sekarang.
"Oh baiklah. Lakukanlah semaumu dan aku akan melakukan semauku," ucapnya dengan percaya diri. "Dan mungkin kau akan menyesali semua itu nanti."
Rahang Jeff semakin mengeras. Dia sudah muak dipermainkan oleh wanita ini. Bahkan sekarang dia tidak mau membatalkan pertunangan bodoh itu. Persetan. Jeff akan tetap membatalkan pertunangan sialan itu dengan atau tanpa persetejuan wanita ini. Wanita ini belum tahu jika dia sudah memegang bukti yang kuat untuk bisa menendangnya keluar dari kehidupannya. Tinggal menunggu waktu untuk membeberkan semua yang dimilikinya.
"Ingat Jeff, kau akan menyesali semua ini."
Wanita itu kemudian berjalan menuju pintu untuk keluar, tapi langkahnya terhenti kemudian menoleh ke arah Jeff kembali. Dia menyeringai sebelum berbicara, "Wanita itu sedang hamil, bukan?"
Setelah itu hanya keheningan yang menyelimuti Jefferson. Seperti dilempar kembali ke bumi, Jefferson baru menyadari kalimat terakhir yang diucapkan oleh Marylin.
Wanita hamil? Bukankah itu Elena. Jadi yang dimaksud dengan wanita lain adalah Elena. Lalu, bagaimana bisa wanita itu tahu tentang Elena?
Tidak ini tidak benar.
Jangan....
Jangan....
Sialan!
*****
Hallo... Hallo... Aku kembali lagi.
Hari ini aku update 2 kali ya.
Kalau tadi pagi itu untuk kemarin karena wattpad error dan sekarang untuk hari ini.Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan komentar banyak supaya aku selalu semangat untuk melanjutkan cerita ini.
Happy reading
Vea Aprilia
Selasa, 20 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, Pull Me Closer- E-BOOK DI PS
RomansaElena harus terbang ke New York, tempat Jefferson Campbell berada. Cukup satu yang diinginkannya. Status dari bayi yang dikandungnya saat ini. Setelahnya, dia akan menghilang dari kehidupan laki-laki itu. "Apa kau yakin, bahwa itu benar-benar anakku...