Sky-17

731 99 10
                                    








Brankar milik rumah sakit itu didorong oleh beberapa perawat.
Jisoo tidak tahu apabila Soonyoung tengah hamil,jadi ia tadi mendorongnya kuat.

Hingga terjadi pendarahan pada teman lamanya itu.






"Seokmin,ada istrimu diruang gawat darurat!" lapor rekan kerjanya,Mingyu.

"Ya?!" Seokmin segera berlari menuju ruang gawat darurat. Diikuti Mingyu dibelakangnya.

"Soonyoung! Apa yang terjadi padamu?!" Soonyoung sudah tidak sadarkan diri.

Dokter yang menanganinya meminta kepada Seokmin agar menunggu diluar saja.

"Tunggu,jelaskan padaku apa yang dialami istriku." pinta Seokmin pada dokter disana.

Khawatir yang dirasa Seokmin sudah tidak bisa dibilang biasa.
Pasalnya,ia hampir saja terjatuh melihat darah mengalir melewati selangkangan Soonyoung.

"Maaf,tapi kami harus mengangkat janinnya. Ia keguguran."

"Apa?!" Seokmin jatuh merosot.

Ia menangis sejadi-jadinya.

Tidak mungkin!
Bayinya tidak mungkin kan pergi secepat itu?
Jika Soonyoung sadar nanti,ia harus jawab apa?

"Soonyoung-ssi akan segera kami operasi..dan mungkin dalam waktu jangka panjang ia baru bisa pulih."

Lampu ruang operasi telah menyala.
Seokmin hanya bisa menatap nanar cahaya hijau diatas kepalanya.
Ibu Seokmin juga tidak menyangka kalau menantunya akan keguguran.

Harapan untuk menggendong seorang cucu dalam waktu dekat sirna sudah.
Semua keluarga Seokmin maupun Soonyoung turut berduka cita.

Seokmin keadaannya sangat parah saat ini.
Menangis sampai matanya membengkak hebat,jas dan kemejanya sudah basah akibat airmata yang mengalir deras dan wajah pucat.

"Eomma…"

"Sstt…kau yang sabar,nak. Ikhlaskan kepergian bayimu."
Seokmin menangis lagi.

Jika Seokmin se-terpuruk ini bagaimana Soonyoung?
Bahkan,kedua orangtua Soonyoung yang datang jauh-jauh dari kampung pun masih senantiasa menangis.

"Eomma Soonyoung…"

"Kita doakan yang terbaik buatnya,nak." wanita paruh baya itu mengelus puncak kepala anaknya.








Kedua mata sipit itu masih tertutup rapat,alat bantu pernafasan kembali terpasang pada tubuh Soonyoung.
Ini untuk yang ketiga kalinya Soonyoung masuk rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri.

Mengapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini pada Soonyoung-nya?

Seokmin mengambil satu tangan pasangannya,kemudian dikecup lama tangan itu sambil menitikkan air mata kesedihannya.

"Soon-ah…kumohon sadarlah..aku membutuhkanmu disini." ujar Seokmin.

Ruang ICU yang dingin itu menambah kadar dingin pada suhu tubuh Soonyoung.
Wajah pucat bagai mayat itu Seokmin usapi perlahan.













Makanan pada mangkuk dihadapannya mulai mendingin.
Selera makan Seokmin turun drastis,ia mulai frustasi dan kacau.
Im Yejung,ibu Seokmin masih membujuk anaknya agar mau makan.

Tapi Seokmin tetap tak mau membuka mulutnya.
Jengah terhadap sikap Seokmin,ibunya pun angkat bicara.

"Seokmin,sadarlah. Kau harus kelihatan lebih kuat untuk bisa menenangkan Soonyoung nantinya.
Jangan makin membuat Soonyoung merasa sedih dan terpuruk setelah kehilangan bayinya. Ia butuh sandaran yang kuat,yaitu dirimu.
Seokmin,coba bersabarlah,"

Sky(Seoksoon Couple)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang