24. Perasaan Yang Sebenarnya

4.7K 728 422
                                    


Dua minggu kemudian berlalu dengan cepat. Kaki Minho sudah pulih. Dia tidak lagi menggunakan kursi roda. Terapi berjalan yang dia ikuti sangat membantunya sehingga kini dia sudah bisa berjalan dengan kakinya sendiri.

Minho juga mengalami perubahan banyak. Dia mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di kampus. Sedikit banyak ingatannya mulai kembali. Dengan cepat dia bisa mengingat kembali nama teman-teman kampusnya, mata kuliah di kelasnya, dan bahkan dosen-dosennya di kampus. Berterima kasihlah pada Lucas dan teman-teman sekelasnya yang lain yang banyak membantunya selama ia hilang ingatan.

Hanya saja dia masih belum mengingat satu hal.

Jisung. Minho belum ingat kalau dia pernah memiliki perasaan pada adiknya itu.




"Kak Minho nungguin aku?"

Minho cukup terlonjak kaget dengan kehadiran Jisung yang tiba-tiba nongol dari balik punggungnya.

"I-iya," jawab Minho agak gugup, bahkan dia merasa dadanya berdebar. "K-kamu masih ada kelas gak?"

"Enggak kok, Kak. Yuk, pulang sekarang," sahut Jisung balas menatap Minho.

Tatapan mereka bertemu, tapi Minho malah menahan napas dan merasa dadanya berdebar lebih cepat hingga akhirnya dia memutuskan untuk memalingkan pandangannya.

Sebenernya Minho masih merasa tidak mengerti dengan dirinya. Entah sejak kapan bermula, tiap kali berada di dekat Jisung, Minho selalu merasa dadanya berdebar lebih cepat, tubuhnya lemas, dan suaranya terdengar gugup. Bahkan ketika mereka bertatapan, Minho selalu merasa waktu berhenti berdetik dan tanpa sadar menahan napas. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri sebenarnya apa yang terjadi padanya, kenapa dia selalu saja merasakan hal seperti itu setiap kali bersama dengan Jisung, tapi hingga saat ini dia belum menemukan jawabannya.

Oh, sebenarnya Minho sudah menduga akan satu hal. Tapi dia sendiri pun merasa ragu. Meskipun Jisung bukanlah adik kandungnya, tapi entah kenapa dia masih menganggap cowok itu sebagai adiknya sendiri, begitu pun juga dengan Felix.

Bahkan Minho sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri perihal bentuk tanggung jawab apa yang harus dia berikan untuk Jisung; apakah hanya selalu berada di samping cowok itu ataukah membawa cowok itu ke dalam hubungan yang lebih lanjut.

Kalau memang bentuk tanggung jawab yang seharusnya dia lakukan adalah pilihan yang kedua, Minho meragukan hal itu, karena dia sendiri pun masih merasa belum yakin akan perasaannya pada cowok itu.

Di sisi lain, Jisung juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang apa yang sebenernya sedang Minho rasakan saat ini. Minho selalu bilang kalau akan bertanggung jawab padanya, tapi bahkan sampai saat ini Jisung tidak tahu maksud dari tanggung jawab yang diucapkan cowok itu apa. Jisung pikir Minho akan membawanya ke dalam hubungan yang lebih lanjut hingga akhirnya mereka menikah dan benar-benar hidup bersama setelah itu, tapi bahkan sampai saat ini Minho tak pernah mengungkit tentang perasaannya pada Jisung.

Jisung ingin sekali bertanya, tapi dia tak ingin terlihat agresif dengan menanyakan hal itu pada Minho. Jadilah dia hanya menunggu dan mengikuti alur yang dibawakan Minho. Lagipula meskipun saat ini Jisung sudah mulai membuka hatinya pada Minho, dia pun masih merasa ragu akan perasaannya.

Yang terpenting bagi Minho dan Jisung adalah keduanya sama-sama tahu kalau mereka akan selalu ada satu sama lain.

Biarkanlah hanya waktu yang menjawab sampai kapan keduanya akan yakin dengan perasaannya masing-masing.

[1] Oops! (Minsunglix Version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang