18. Felix Mengakui, Jisung Mengingkari

5.6K 851 235
                                    


Hari ini adalah hari kedua Minho dirawat di rumah sakit. Dan pada hari itu juga, Minho masih tak sadarkan diri.

Mama Lee sudah kembali pulang ke rumah asalnya untuk bekerja, untuk mencari uang agar bisa menebus satu juta won untuk pihak kepolisian agar Minho dibebaskan dari kasus yang menimpanya.

Jisung dan Felix juga tetap kuliah. Mereka bergantian menjaga Minho di rumah sakit, bahkan terkadang Chan juga datang menemani.

Tak ada Seungmin, tak ada Changbin, tak ada Hyunjin. Sudah tak ada lagi ketiga teman dekat Minho itu yang menemani. Mereka bertiga sempurna pergi. Tak pernah lagi mengusik kehidupan Minho, dengan meninggalkan Minho seorang diri.

Jisung dan Felix masih tidak menyangka kalau ketiga orang itu benar-benar telah menusuk Minho dari belakang. Tak hanya Changbin dan Hyunjin, bahkan kini Seungmin juga. Satu-satunya orang yang mereka kira berbeda dari Changbin dan Hyunjin, juga telah menusuk Minho dari belakang. Membuat Minho kini sendirian. Tak memiliki seorang teman pun lagi.

Felix melangkah masuk ke dalam kamar inap Minho dan tak menemukan siapa pun di dalam sana. Hanya Minho sendirian, bersama peralatan medis yang membungkus tubuhnya.

"Kak Minho, Felix dateng..." ucap Felix setelah duduk di samping ranjang Minho.

Setelah itu, Felix tak berbicara lagi. Dia hanya memandangi wajah Minho yang ditutupi alat bantuan pernapasan sehingga dapat bernapas dengan teratur. Entah kenapa hanya dengan melihat pemandangan itu membuat hati Felix teriris. Orang itu tengah berjuang di ambang batas hidup dan mati, tapi tidak ada siapa pun yang menemaninya di sini. Tidak ada teman. Tidak ada keluarga. Tidak ada kekasih.

Minho memang memiliki keluarga, tapi bahkan dia tidak tau siapa keluarga kandungnya sendiri. Malah bukan keluarga kandungnya yang datang menemaninya di sini. Hanya ada mama angkatnya, dan kedua adik angkatnya. Itu pun kini mamanya sibuk bekerja, dan salah satu adiknya masih menyimpan dendam padanya akibat kesalahan besar yang pernah dia lakukan.

Minho kini benar-benar sendirian. Dia hanya punya Felix. Felix seorang. Tidak ada yang lain.

Felix mengusap air matanya ketika tiba-tiba saja air matanya mengalir tanpa aba-aba. Tangannya lalu bergerak untuk meraih tangan Minho yang diinfus dan menggenggamnya dengan penuh kasih sayang.

"Bangun, Kak..." ucap Felix lirih. "Jangan tidur lama-lama...."

Tangan Felix bergerak merapikan anak rambut Minho yang menutupi sebagian matanya sambil berkata,

"Kalau Kakak berpikir gak ada lagi orang yang peduli sama Kakak, ada Felix, Kak... Kak Minho masih punya Felix... Felix masih peduli sama Kakak... Felix akan tetap berada di samping Kakak... Selalu... Selamanya... Jadi, cepatlah bangun, Kak... Felix mohon..."

Setelah berkata begitu, Felix membungkukkan badannya. Mengangkat alat bantuan pernapasan yang terpasang pada wajah Minho untuk Felix kecup bibirnya dalam waktu yang cukup lama.

Ketika Felix memutus ciumannya dan memasangkan kembali alat bantuan pernapasan ke tempat semula, saat itulah mata Felix bertemu dengan Jisung yang entah sejak kapan sudah berdiri di bingkai pintu kamar dengan tangan memegang kenop pintu.

"Jisung...." Hanya itulah kata yang diucapkan Felix. Dia gak tau harus bereaksi seperti apa ketika kembarannya itu memergokinya mencium bibir Minho barusan.

Jisung memang kaget, namun wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa-apa. Tanpa berbicara apa pun, dia kembali menutup pintu kamar, lalu melangkah masuk ke dalam, menghampiri ranjang Minho. Lalu seolah tak melihat kejadian barusan, Jisung malah bertanya, "Kamu gak kuliah?" pada Felix.

[1] Oops! (Minsunglix Version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang